JAKARTA, investor.id - Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman mengajak masyarakat meningkatkan pola hidup bersih melalui protokol kesehatan (prokes) 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan interaksi, serta menjauhi kerumunan untuk mencegah hepatitis akut.
Dicky menuturkan, meski penyebab penularan hepatitis misterius hingga saat ini belum diketahui dan masih dalam tahap investigasi.Namun, Dicky meyakini hal tersebut berkaitan dengan pandemi Covid-19.
“Sembari menunggu kepastian sumber penularan secara pasti kita sebenarnya sudah punya modal untuk melakukan mitigasi dan pencegahan secara tetap. Pengendalian pandemi harus dilakukan upaya hidup bersih dengan 5M termasuk vaksinasi dan perilaku hidup sehat,” kata Dicky saat dihubungi Beritasatu.com, Sabtu (14/5/2022).
Dicky menuturkan pola hidup bersih dengan upaya prokes 5M seharusnya tetap dipertahankan dan ditingkatkan meski pandemi telah melandai ataupun berakhir guna mencegah kasus-kasus wabah berikutnya seperti hepatitis misterius yang terjadi saat ini.
Menurut Dicky, pengendalian pandemi serta respons komunikasi hingga deteksi kasus untuk koordinasi jauh lebih baik. Untuk itu, semua pihak lanjut Dicky harus mengedepankan sikap kewaspadaan dan kehati-hatian pada situasi saat ini.
Dikatakannya, Indonesia sebagai bangsa yang besar dengan disparitas masih tinggi dan respons pengendalian kasus antardaerah memerlukan dukungan dari pemerintah pusat. Selain itu, level provinsi juga harus membantu kabupaten/kota.
Menurutnya, adanya kematian dengan dugaan kasus hepatitis misterius ini mendorong sikap proaktif dari semua pihak untuk merespons situasi pandemi dengan memperkuat program kesehatan. Pasalnya, hepatitis akut memberikan pesan penting dampak dari pandemi Covid-19.
Adapun dugaan keterkaitan hepatitis misterius dengan pandemi Covid-19, menurut Dicky karena kasus hepatitis misterius ini menyerang usia anak. Bahkan, jumlah kasus hepatitis misterius terbanyak usia di bawah 6 tahun. Usia tersebut merupakan kelompok yang belum mendapat vaksinasi Covid-19 dan merupakan kelompok rawan.
“Penyebab pastinya belum dikonfirmasi karena masih dilakukan riset. Tapi sejak awal hipotesis saya ini bagian dari pandemi Covid-19 itu. Ini salah satu bentuk dari long Covid-19 sehingga tidak menunggu bertahun-tahun,” ujarnya.
Dicky menuturkan, hipotesanya tersebut didukung oleh studi dilakukan oleh Israel menyebutkan 90% anak terkena hepatitis misterius merupakan anak terinfeksi Covid-19 satu tahun terakhir. Selain itu, kasus hepatitis misterius tertinggi juga menimpa usia di bawah 5 tahun. Mereka merupakan kelompok belum divaksinasi Covid-19.
“Kasus pada orang dewasa sedikit atau jarang ditemukan. Ini memperkuat hipotesis bahwa proteksi dari vaksinasi itu juga sebagaimana beberapa riset menunjukkan mengurangi potensi long Covid-19,” pungkasnya.
Editor : Frans (ftagawai@gmail.com)
Sumber : BeritaSatu.com
Berita Terkait