JAKARTA, investor.id - Fenomena pelajar menggunakan rokok elektrik atau vape mendapat sorotan dari Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim.
P2G berharap semua pihak, yakni sekolah, orang tua dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Agama (Kemenag) mengintensifkan pengawasan agar pelajar tidak membawa dan menggunakan vape.
Satriwan menuturkan, penggunaan vape ini akan mengganggu proses pembelajaran. Pasalnya, mengganggu konsentrasi, pernafasan hingga menimbulkan kecemasan pada siswa. Kemudian vape juga merusak fungsi otak.
“Kami berharap guru-guru dan orang tua siswa berkomunikasi dan harus mengintensifkan pengawasan. Guru-guru atau wali kelas atau bidang kesiswaan intensifkan razia rokok elektrik ini yang dibawa oleh anak ke sekolah,” kata Satriwan saat dihubungi Beritasatu.com, Sabtu (21/1/2022).
Baca juga: Kemenkeu: Setoran Cukai Rokok Elektrik Hanya Rp 1,02 Triliun
Selain melakukan razia, Satriwan menuturkan, sekolah perlu melakukan seminar seputar dampak negatif penggunaan vape. Selain itu, pengetahuan seputar dapat dituangkan melalui hidden curriculum atau kurikulum tersembunyi maupun langsung bersifat intrakurikuler.
Adapun intrakurikuler ini bisa dimasukan ke dalam mata pelajaran baik itu rumpun sains maupun sosial. “Saya pikir harus masuk ke dalam kurikulum baik hidden curriculum maupun intrakurikuler seluruh jenjang sekolah di Indonesia,” paparnya.
Satriwan juga menambahkan, strategi pencegahan lainnya, yakni Kemendikbudristek dan Kemenag mengeluarkan surat edaran (SE) kepada sekolah agar melarang pelajar membawa, menggunakan, mengkonsumsi, menjual vape dengan mengintensifkan pengawasan di sekolah termasuk dengan berkoordinasi sekolah dengan orang tua.
Baca juga: Waspada, 30 Isapan Vape Setara Sebatang Rokok
“Kami harap orang tua tidak permisif memperbolehkan anak menggunakan vape, karena penggunaan vape ini berdampak pada kualitas sumber daya manusia unggul Indonesia, ” ucap Satriwan.
Dikatakan Satriwan, orang tua permisif menjadi salah satu penyebab anak menggunakan vape. Orang tua menilai penggunaan rokok konvensional berbahaya dan mengizinkan anak menggunakan vape.
Selain itu, anak juga mengikuti tren dan mengikuti perilaku idolanya yang mempopulerkan penggunaan vape sebagai pengganti rokok konvensional.
Editor : Mashud Toarik (mashud_toarik@investor.co.id)
Sumber : BeritaSatu.com
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS