

Siloam Clinic sebagai Clean and Safe Clinic memberlakukan protokol ketat melalui screening, penyediaan ruangan khusus untuk pasien infeksi dan rutin melakukan desinfektan di seluruh ruangan usai pemeriksaan setiap pasien.
Rumah Tak Selalu Aman Covid-19, Waspadai Klaster Keluarga
Indah Handayani (handayani@investor.co.id)
JAKARTA - Data koran meninggal dunia akibat Covid-19 per 3 desember 2020 mencapai 1,5 juta di seluruh dunia. Sementara data kematian di Indonesia mencapai 17.355. Mirisnya, sebagian besar angka penularan di Indonesia disumbangkan dari klaster keluarga.
Hal ini menunjukkan rumah tidak selalu aman dari risiko penularan Covid-19. Lalu bagaimanakah caranya mencegah agar rumah bisa menjadi aman bagi seluruh anggota keluarga sehingga tidak ada lagi klaster keluarga?
Tim penanganan Covid-19 Siloam Hospitals Manado dr Jonathan Surentu mengatakan, meski angka penderita dan korban Covid-19 terus meningkat, banyak orang justru menggelar pesta, jalan-jalan, hingga nongkrong. Hal ini menyebabkan banyak klaster-klaster yang menjadi penyebab penularan virus SARS Cov II tersebut.
Kata klaster berarti infeksi yang terjadi pada suatu kelompok, diawali oleh satu orang, kemudian orang tersebut menularkan di kelompok itu. “Salah satu klaster yang paling banyak dialami di Indonesia adalah klaster keluarga,” ungkapnya disela Health Talk Siloam Hospitals Manado bertajuk 'Covid-19 Update', Jumat (4/12).
dr Jonathan menjelaskan klaster keluarga adalah salah satu anggota keluarga terinfeksi virus, lalu menularkan ke anggota keluarga lainnya sehingga satu keluarga tertular Covid-19 saat berada di rumah sendiri. Klaster keluarga tentu saja sangat berbahaya. Sebab, dari satu orang saja, bisa menularkan kepada seluruh anggota keluarganya, bahkan lingkungan sekitar rumahnya.
Di Jakarta saja, data menunjukkan bahwa dari total kasus 140.238, sebanyak 39% berasal dari klaster keluarga atau sebanyak 54.692 orang. Tak jauh berbeda ditunjukan dari data di Bogor. Dari total kasus sebesar 3.501, sebanyak 46% adalah klaster keluarga (1.610 orang).
Menurut dr Jonathan, klaster keluarga semakin banyak terjadi karena karena membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan komplek, kegiatan berkumpul warga seperti arisan, acara, rapat bahkan acara ulang tahun. Serta, liburan atau jalan-jalan ke tempat publik yang ramai. Hal itu biasanya tidak menerapkan protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Namun, penerapan 3M menjadi tidak mudah diterapkan apabila di rumah sendiri. Cara yang bisa dilakukan adalah perhatikan ventilasi, buka jendela dan pintu agar udara segar mengalir. Durasi, kurangi interaksi dengan keluarga yang rentan. Sediakan kamar untuk anggota keluarga yang sakit. terakhir, jaga jarak dengan anggota keluarga yang rentan, seperti lansia, mereka yang memiliki penyakit kronis dan balita.
Selain itu, lanjut Jonathan, segera ganti baju setelah bepergian atau beraktivitas di luar rumah. Sebab, seperti yang diketahui virus corona dapat bertahan pada permukaan benda selama beberapa jam, termasuk pada pakaian. Karena itu, segera ganti baju setelah sampai rumah.
Segera mandi dan ganti baju setelah beraktifitas di luar rumah, jangan bersandar atau menyentuh apapun sepulang dari bepergian. Hindari kontak dengan keluarga atau orang di rumah sebelum mandi. Ditambah lagi, untuk barang-barang yang dipakai dari luar rumah, sebaiknya disemprot dengan cairan disinfektan.
“Yang penting dilakukan adalah patuhi protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun. Sedangkan di rumah selektif menerima kunjungan atau tamu. lakukan silaturahmi secara online atau daring, kurangi kegiatan sosial, keluar rumah hanya untuk hal-hal penting, bila bergejala segera ke puskesmas atau rumah sakit,” paparnya.
Takut Rumah Sakit
Sementara itu, Kepala Unit Gawat Darurat Siloam Hospitals Manado dr Raymond Lumentut mengatakan sayangnya di masa pandemi ini banyak yang merasa takut untuk ke rumah sakit untuk memeriksakan gejala ataupun sakit yang masyarakat alami.
Padahal, dengan menahan diri ke rumah sakit akan berpotensi menyebabkan keparahan, kecacatan bahkan kehilangan nyawa akibat telat mendapatkan pertolongan. Padahal, kenyataannya masyarakat tidak perlu khawatir untuk datang ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan mereka. “Dengan penanganan yang cepat dan tepat di sedini mungkin bagi penyakit akan menentukan hasil yang maksimal dan baik,” tegasnya.
Dr Raymond menjelaskan hal itu karena saat ini rumah sakit, terutama Siloam Hospitals Manado dan seluruh rumah sakit Siloam Grup lainnya, telah menerapkan berbagai protokol untuk menjaga keamanan dan kenyaman pasien maupun tenaga medis.
Protokoler dalam kegiatan pelayanan yang diterapkan di Siloam Hospitals Manado dimulai dari mewajibkan seluruh orang yang masuk dalam lingkungan rumah sakit dengan wajib menggunakan masker. Setelah itu, melakukan screening sebelum masuk. Para tenaga medis pun menggunakan APD sesuai dengan area atau zona mereka bekerja. (iin)
Editor : Frans (ftagawai@gmail.com)
Sumber : Investor Daily