Jumat, 2 Juni 2023

Luhut: Pemerintah Berikan Perhatian Besar kepada Petani Sawit

GR
28 Feb 2019 | 15:19 WIB
BAGIKAN
Pertemuan Nasional Petani Kelapa Sawit Indonesia 2019.
Pertemuan Nasional Petani Kelapa Sawit Indonesia 2019.

JAKARTA- Pemerintah memberikan perhatian lebih besar kepada petani sawit dalam peningkatan produktivitas dan kesejahteraan. Petani menjadi tulang punggung keberlangsungan industri sawit maupun ekonomi nasional.

Demikian dikemukakan Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan pidato utama dalam Pertemuan Nasional Petani Kelapa Sawit Indonesia 2019 di Jakarta, Kamis (28/2/2019)

“Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan perhatian sangat besar terhadap sawit. Karena sawit ini memberikan kontribusi besar kepada ekonomi dan punya peranan penting terhadap Indonesia. Kalian ini pahlawan bangsa,” ujar Luhut Pandjaitan.

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menginisiasi Pertemuan Nasional Petani Kelapa Sawit Indonesia bertemakan Sawit Indonesia Berdaulat, Bermartabat dan Berkelanjutan. Jumlah peserta yang hadir mencapai 451 peserta dari seluruh Indonesia. Terdiri dari 300 petani sawit dari 22 DPW Apkasindo tingkat Provinsi dari Aceh sampai Papua, 100 Petani mewakili DPD Apkasindo di 116 kabupaten di seluruh Indonesia dan 51 orang Petani Sawit dari oraganisasi Petani Aspek PIR, dan Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade).

Luhut Pandjaitan mengatakan perusahaan harus melindungi petani untuk menjaga keseimbagan dalam perekonomian dan mencegah kecemburuan sosial. “Presiden Jokowi meminta supaya ada keseimbangan,” pinta Luhut.

Menurutnya, pemerintah mendorong kelompok tani dapat mengelola pabrik sawit yang bertujuan memasok kebutuhan biofuel di daerah. Kemandirian itu harus ada dan pemerintah mempunyai target 30% dari produksi sawit menjadi green fuel. Alhasil, impor minyak fosil dapat berkurang besar dalam jangka waktu 2-3 tahun mendatang.

Di sinilah pentingnya peranan industri kelapa sawit dalam perekonomian Indonesia. Saat ini, dikatakan Luhut Pandjaitan, sawit telah menjadi industri super strategi bagi negara. Kontribusi sawit menyerap tenaga kerja lebih dari 17,5 juta orang. Baik secara langsung maupun tidak langsung dan menciptakan kesejahteraan sebanyak 2,3 juta petani kecil.

“Oleh karena itu, peran sektor sawit terhadap pengentasan kemiskinan sangat besar. Perkebunan sawit berpengaruh signifikan terhadap penurunan angka kemiskinan di Indonesia,” ujar Luhut.

Luhut meminta pelaku industri dapat menata praktik perkebunan sehingga Indonesia benar-benar berdaulat, bermartabat dan berkelanjutan. "Terkait urusan keluar, supaya diplomasi kita offensive. Karena pertahanan terbaik itu adalah menyerang. Kita ini negara besar, enggak boleh diatur-atur apalagi didikte orang," katanya.

Namun katanya, pengembangan perkebunan sawit harus memperhatikan aspek lingkungan agar menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan. “Untuk itu pemerintah mengambil langkah moratorium perluasan lahan sawit dan restorasi gambut,” jelasnya.

Rino Afrino, Ketua Panitia Pelaksana Pertemuan Nasional Petani Kelapa Sawit Indonesia, menuturkan ada lima tujuan penyelenggaraan Pertemuan Nasional Petani Kelapa Sawit Indonesia. Pertama, memberikan informasi menyeluruh ke seluruh petani kelapa sawit di 22 Provinsi, mengenai upaya, strategi dan diplomasi pemerintah Indonesia untuk pengembangan kelapa sawit sebagai komoditas strategis nasional yang berkelanjutan.

Kedua, mengidentifikasi permasalahan dan potensi kebun kelapa sawit rakyat terkait legalitas lahan keterlanjuran petani dalam kawasan, sertifikasi, produktivitas, Infrastruktur, Harga TBS, ISPO, dan pemanfaatan energi terbarukan.

Ketiga adalah menghimpun usulan-usulan dan pertimbangan teknis terkait pengembangan kelapa sawit Indonesia khususnya perkebunan rakyat.

Keempat yaitu menginisiasikan komitmen bersama para pemangku kebijakan dan pelaku usaha perkebunan untuk Sawit Indonesia Berdaulat, Bermartabat dan Berkelanjutan. Dan kelima adalah meningkatkan dan menguatkan peran Apkasindo sebagai wadah seluruh petani kelapa sawit di seluruh Indonesia.

Luhut menyebutkan ancaman terhadap pasar ekspor sawit Indonesia berasal dari Uni Eropa sedang mendiskriminasikan pengunaan sawit pada biodiesel yang dipasarkan di Benua Biru tersebut. Untuk itu, pemerintah akan menerapkan diplomasi perdagangan dengan mengedepankan dialog dan lobi.

Editor: Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Lifestyle 1 jam yang lalu

Lyodra Ginting Tampil di AGI Jakarta International Circuit Ancol

Lagu-lagu yang dibawakan Lyodra tergolong popular, antara lain Pesan Terakhir, dan Sabda Rindu,.
Market 6 jam yang lalu

Kobexindo (KOBX) Cetak Kenaikan Laba Bersih 12,2%

Kobexindo Tractors (KOBX) membukukan pertumbuhan laba bersih 12,24% menjadi Rp 63,46 miliar pada kuartal I-2023.
Lifestyle 6 jam yang lalu

Saat Buku Jadi Objek Rekreasi, Ada BBW 2023

Tahun 2023, BBW akan tur ke 6 kota, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Balikpapan, dan kota ke-6 akan menjadi kejutan.
Business 6 jam yang lalu

TCL Perkuat Posisi Hadirkan Perangkat Rumah Tangga Berteknologi Cerdas

Merek elektronik TCL memperkenalkan produk-produk TCL terbaru yang akan hadir di tahun 2023. Produk terbaru tersebut akan memperkuat posisi TCL sebagai penyedia perangkat rumah tangga berteknologi cerdas.
Market 7 jam yang lalu

Program Klinik Apung Kimia Farma Raih CSR Awards 2023

Kimia Farma berhasil meraih penghargaan B-Universe CSR Awards 2023 kategori Healthcare & Consumer lewat program Klinik Apung Kimia Farma.

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id