Selasa, 6 Juni 2023

Seberapa Tertarik Investor Institusi Terhadap IPO GoTo? Simak Ulasannya

Gita Rossiana
3 Feb 2022 | 19:57 WIB
BAGIKAN
Salah satu layanan Gojek, unit bisnis GoTo. (IST)
Salah satu layanan Gojek, unit bisnis GoTo. (IST)

JAKARTA, investor.id - Perusahaan rintisan (start-up) berstatus decacorn, GoTo dikabarkan akan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) tahun ini. Para investor, termasuk investor institusi ikut menanti IPO tersebut.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menjelaskan, asuransi jiwa cukup banyak menempatkan investasi di saham. Pada kuartal III-2021, penempatan investasi asuransi jiwa di saham mencapai Rp 132,02 triliun atau berkontribusi 27,6% terhadap total investasi asuransi jiwa.

Kendati cukup besar portofolio investasi di saham, namun sebelum melakukan investasi, asuransi jiwa harus menganalisa sahamnya terlebih dahulu. Mereka juga harus mendapatkan persetujuan dari komite investasi. Sehingga tidak bisa asal berinvestasi, termasuk untuk saham IPO.

Namun, Togar memiliki preferensi pribadi mengenai GoTo. Menurut dia, dengan skala GoTo yang saat ini sudah berstatus decacorn atau start-up dengan valuasi di atas US$ 10 miliar, maka IPO GoTo akan sangat diperhitungkan.

Baca juga: Kapan Sebaiknya GoTo IPO? Ini Kata Analis

"GoTo mah menarik, scale ukurannya juga sudah decacorn, bukan unicorn lagi," kata dia kepada Investor Daily, Kamis (3/2).

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi mengatakan, belum mengetahui secara jelas minat pelaku terhadap IPO GoTo. Namun, perusahaan masih berhati-hati terhadap perusahaan yang baru mencatatkan sahamnya (listing).

Lalu, Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan, rencana GoTo yang akan tercatat di bursa domestik bisa menjadi pilihan investasi yang baik. Pasalnya, GoTo merupakan pemimpin pasar di industrinya.

Baca juga: 4 Start-up Antre Masuk BEI, Ada GoTo?

"Namun, untuk masuk ke saham GoTo, kami perlu lihat valuasinya dulu," jelas dia.

Adapun sebelumnya, Grup GoTo menandatangani perjanjian dengan anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), yang menjadikan ADIA memimpin penggalangan dana pra-IPO GoTo dengan investasi sebesar US$ 400 juta.

Transaksi tersebut menjadi investasi pertama oleh Departemen Private Equities ADIA ke dalam perusahaan teknologi Asia Tenggara, sekaligus investasi terbesarnya di Indonesia. ADIA akan menjadi investor terbaru yang masuk ke dalam daftar investor global di GoTo saat ini, menyusul Alibaba Group, PT Astra International Tbk (ASII), Facebook, Global Digital Niaga (GDN), Google, KKR, PayPal, Sequoia Capital India, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, dan Warburg Pincus.

GoTo adalah gabungan dua perusahaan besar, yakni Gojek dan Tokopedia yang melakukan merger pada Mei 2021. Di bawah GoTo ada Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial. GoTo juga memiliki saham di PT Bank Jago Tbk (ARTO) melalui entitas usaha, PT Dompet Karya Anak Bangsa atau Gopay. Selain itu, GoTo memiliki saham di PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

Editor: Gita Rossiana (gita.rossiana@gmail.com)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 14 menit yang lalu

Saham Publik Dikuasai Asing, Ini Tanggapan Vale Indonesia

Manajemen Vale Indonesia memberikan tanggapan soal porsi saham publik perseroan yang dikuasai asing.
Lifestyle 17 menit yang lalu

Sokong Sigap Bencana, Danone Indonesia Donasi Mobil Pengolah Air ke  LPBI NU  

Danone Indonesia mendonasikan sebuah mobil instalasi pengolah air kepada LPBI NU sebagai bagian dari tanggap bencana.
Market 34 menit yang lalu

Bangkit dari Pandemi, Elnusa Toreh Kinerja Positif

Perolehan tersebut didorong atas peningkatan di semua segmen bisnis Perseroan seiring dengan peningkatan aktivitas hulu migas
Macroeconomy 1 jam yang lalu

Masa Tugas Satgas BLBI Berpeluang Diperpanjang

Pemerintah menargetkan Satgas BLBI untuk mengumpulkan piutang obligor BLBI senilai Rp 110 triliun.
Market 1 jam yang lalu

Ternyata Ini yang Pukul Mundur Pergerakan Bitcoin

Harga aset kripto Bitcoin (BTC) dalam jangka pendek atau sepekan ini diprediksi menguji level terendah (support) US$ 25.000.

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id