Senin, 29 Mei 2023

Optimisme Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut, 10 Saham Pantas Jadi Pilihan Trading Pekan Ini

Indah Handayani
14 Nov 2022 | 11:14 WIB
BAGIKAN
Indo Premier Sekuritas
Indo Premier Sekuritas

JAKARTA, investor.id - IHSG menguat tipis pada pekan lalu dan pekan ini diprediksi akan melanjutkan penguatan tertopang oleh sentiment-sentimen positif. Salah satunya optimesme surplus neraca perdagangan berlanjut. Untuk itu, ada 10 saham pantas jadi pilihan trading pekan ini. Diantaranya INCO hingga ICBP.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, setidaknya ada tiga sentimen domestik yakni surplus neraca perdagangan Oktober yang diprediksi masih akan berlanjut, keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga acuan dan perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika.

Selain itu, lanjut dia, market pekan ini juga akan tertopang dua sentimen eksternal berupa ekspektasi Bank Sentral Amerika yang akan menurunkan keagresifannya dalam menaikkan suku bunga acuan dan harga komoditas.

"Pada Oktober surplus neraca perdagangan diprediksi masih akan berlanjut. Menurut konsensus Bloomberg, surplus neraca perdagangan diprediksi sebesar US$4.5 miliar. Surplus neraca perdagangan diprediksi akan menjadi sentimen cukup positif bagi IHSG dan Rupiah," ungkap Mino di Jakarta, Senin (14/11/2022).

Menurutnya, ini adalah rekor neraca perdagangan selalu surplus dari awal tahun. Kalau pun turun, angkanya masih cukup besar dan ini akan masih sangat positif. Surplus ini tercatat di net ekspor-impor GDP. “Kalau semakin gede netnya atau surplus maka akan positif untuk ekonomi kita,” paparnya.

Mino menjelaskan, optimisme penguatan IHSG pekan ini juga akan tertopang keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga acuan. Ia menjelaskan paska kembali dinaikannya suku bunga acuan di Amerika sebesar 75 bps menjadi 4% diprediksi akan membuat Bank Indonesia dalam pertemuan dua hari 16-17 November akan kembali menaikan suku bunga acuan.

"Menurut konsensus Bloomberg Bank Indonesia diprediksi akan menaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 5,25%,” tambahnya.

Selanjutnya, pergerakan IHSG yang positif pada pekan ini juga akan tertopang perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Ia menjelaskan data inflasi Oktober yang lebih rendah dari ekspektasi dan memberikan sinyal bahwa inflasi di Amerika sudah melewati masa puncaknya diprediksi akan membuat nilai tukar dolar Amerika teradap mata uang utama lainnya kembali melemah.

"Pelemahan tersebut tidak terlepas dari ekspektasi bahwa The Fed akan lebih lunak dalam menaikan suku bunga acuan," papar dia.

Sementara itu, Mino mengatakan, sentimen penopang lainnya dari sisi eksternal yakni ekspektasi Bank Sentral Amerika yang akan menurunkan keagresifannya dalam menaikkan suku bunga acuan.

"Pada pertemuan yang akan dilaksanakan oleh bank sentral Amerika pada pertengahan Desember nanti, The Fed diprediksikan hanya akan menaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 5,25% setelah dalam empat pertemuan sebelumnya menaikan suku bunga acuan sebesar 75 bps secara berturut-turut," tandasnya.

Mino menambahkan, jika melihat tren Rupiah yang menguat, dolar AS yang melemah dan ada ekspektasi The Fed tidak agresif, kemungkinannya bisa jadi di bawah konsensus. Konsensusnya masih tinggi. Kalau BI menaikkan suku bunga biasanya tujuannya adalah mencegah pelemahan Rupiah tapi sekarang Rupiahnya berbalik.

Terkait harga komoditas terutama mineral logam, terangnya, memiliki sinyal yang cukup baik. Harga komoditas mineral logam seperti nikel dan timah akan melanjutkan penguatan minggu sebelumnya seiring turunnya cadangan di LME.

Didukung optimisme ini, ia pun merekomendasikan buy pada saham-saham berikut ini untuk trading dalam sepekan hingga 18 November mendatang, yakni :

  1. INCO

Support: 6.825

Resistance: 7.975

  1. ANTM

Support: 1.930

Resistance: 2.330

  1. BMRI

Support: 9.975

Resistance: 10.775

  1. BBCA

Support: 8.650

Resistance: 9.000

  1. CTRA

Support: 920

Resistance: 980

  1. EMTK

Support: 1.630

Resistance: 1.860

  1. SCMA

Support: 246

Resistance: 280

  1. LPPF

Support: 4.700

Resistance: 5.100

  1. KLBF

Support: 1.960

Resistance: 2.040

  1. ICBP

Support: 9.575

Resistance: 10.025

Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Lifestyle 2 jam yang lalu

Indonesia Akan Salurkan Bantuan Vaksin ke Zimbabwe dan Kenya 

LDKPI sudah menyalurkan bantuan vaksin pentavalen terhadap Nigeria sebanyak 730 ribu dosis vaksin.
Business 3 jam yang lalu

Dukung Kinerja Ponsel, 4 Barang ini Wajib Dimiliki Pengguna

Setiap ponsel membutuhkan aksesoris tambahan untuk melindungi dan mengoptimalkan kerjanya.
Business 3 jam yang lalu

Dukung Implementasi Kurikulum Merdeka, Kelas Pintar Gelar Aneka Program

Program-program tersebut antara lain rangkaian webinar, pendampingan ke satuan pendidikan binaan
Market 3 jam yang lalu

Eks Dirut Bursa Blak-blakan soal Bumi Minerals (BRMS), Ini Peluang dan Risikonya

Hasan Zein, mantan dirut Bursa Efek Jakarta, mengulas soal potensi kinerja Bumi Resources Minerals (BRMS). Ini tentu ada peluang dan risiko.
Macroeconomy 4 jam yang lalu

Baparekraf ScaleUp Champions , Program Dukung Industri Kreatif dan Startup Digital

Baparekraf Scale-Up Champions 2023 diharapkan akan menghasilkan Unicorn dan Decacorn baru di Indonesia.
Copyright © 2023 Investor.id