Selasa, 6 Juni 2023

Saham GOTO Mulai Jadi Primadona?

Jauhari Mahardhika
17 Jan 2023 | 20:24 WIB
BAGIKAN
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). (Foto ilustrasi: Perseroan)
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). (Foto ilustrasi: Perseroan)

JAKARTA, investor.id – Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) memulai tahun 2023 dengan gebrakan. Sepanjang tahun berjalan ini, harga saham GOTO sudah melesat 25,3% ke level Rp 114 hingga perdagangan Selasa (17/1/2023).

GOTO pun menjadi penggerak (mover) utama indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Januari ini. GOTO berkontribusi 43,7 poin terhadap IHSG atau paling banyak dibandingkan saham lain, dan turut menahan kejatuhan IHSG akibat tekanan jual investor asing.

Alhasil, GOTO akhirnya kembali masuk barisan 10 emiten dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga Selasa (17/1), nilai market cap GOTO mencapai Rp 135 triliun atau di peringkat 10.

Sejumlah perusahaan sekuritas asing juga mulai kembali meriset saham induk Gojek dan Tokopedia ini. Deutsche Bank dalam risetnya merekomendasikan buy GOTO dengan target harga Rp 172. Bahkan CGS-CIMB memprediksi GOTO masuk dua indeks saham global, yakni MSCI Small Caps dan FTSE pada tahun ini.

Sementara itu, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengungkapkan kenaikan harga saham GOTO sebagai bentuk adanya rotasi sektoral. Saham-saham teknologi yang tahun lalu tertekan, kini diburu pelaku pasar lantaran harganya sangat murah. Katalis positif lain yang juga membuat harga saham GOTO naik adalah rebound indeks teknologi global.

“Saat ini, pelaku pasar melihat inflasi di AS sudah terus melandai. The Fed memang masih menaikkan suku bunga acuan, tapi tidak akan seagresif dulu dan mulai ada ekspektasi akhir siklus pengetatan moneter sudah dekat, sehingga jadi sentimen positif untuk saham teknologi seperti GOTO” jelas Herditya.

Belum lama ini, harga saham GOTO tertekan hebat, bahkan sampai mengalami auto reject bawah (ARB) beruntun ketika periode lock up saham berakhir awal Desember lalu. Namun, pada awal tahun ini, tekanan jual mulai mereda.

Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 5 jam yang lalu

BSI (BRIS) Terbitkan EBA Syariah Pertama di Indonesia

BSI (BRIS) menerbitkan Efek Beragun Aset Syariah-Surat Partisipasi (EBAS-SP), hasil sekuritisasi aset syariah pertama di Indonesia.
Business 5 jam yang lalu

Premier Luncurkan Proyek Hunian Hijau di Selatan Jakarta 

PT Premier Qualitas Indonesia bersama anak usahanya, PT Bukit Sukses Bersama (BSB), memperkenalkan proyek hunian hijau Premier Promenade.
Market 5 jam yang lalu

Lanjutkan Ekspansi, SMKL Bakal Gunakan Energi Ramah Lingkungan

Terapkan praktik bisnis berkelanjutan, SMKL akan mengganti boiler yang semula menggunakan batu bara dengan energi gas agar ramah lingkungan.
Business 5 jam yang lalu

Anak Usaha KS Pasok Pipa Baja ke Proyek Terminal Kalibaru

Anak usaha KS, PT Krakatau Pipe Industries (KPI), melakukan pengiriman perdana pipa pancang ke proyek rancang bangun Terminal Kalibaru PTPP.
Market 5 jam yang lalu

Rapor ESG Bumi Resources (BUMI), Begini Hasilnya!

Bumi Resources (BUMI) menerima laporan resmi dari Bloomberg, penyedia data keuangan, terkait ESG (Environmental, Social & Government).

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id