PARIS, investor.id – Turki usahakan pengiriman biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Odessa hari ini, Senin (1/8). Sementara itu, kedua negara saling tuduh atas serangan mematikan ke penjara di daerah Ukraina yang dikuasai Rusia.
Berikut adalah perkembangan terbaru dalam perang di Ukraina.
Turki Incar Pengiriman Biji-Bijian Hari Ini
Seorang juru bicara kepresidenan Turki mengatakan ada kemungkinan besar bahwa kapal pertama yang membawa gandum Ukraina bisa berangkat dari pelabuhan Odessa, Ukraina pada Senin (1/8).
Pengiriman terus terlepas dari rudal Rusia yang menghantam kota itu setelah perjanjian 22 Juli tentang pengiriman biji-bijian antara Rusia, Turki, PBB, dan Ukraina.
“Ada kemungkinan besar bahwa kapal pertama bisa berangkat besok pagi jika semuanya beres pada malam ini,” kata Ibrahim Kalin dalam wawancara dengan televisi Kanal 7, Minggu (31/7).
Baca juga: Negara-Negara Arab Sambut Kesepakatan Ekspor Gandum Rusia dan Ukraina
Serangan Pesawat Tak Berawak Hantam Markas Krimea
Pihak berwenang Rusia di semenanjung Laut Hitam Krimea, yang direbut dari Ukraina pada 2014, mengatakan bahwa sebuah alat peledak kecil dari pesawat tak berawak komersial mengenai komando angkatan laut di Sevastopol. Serangan kemungkinan diluncurkan di dekatnya, kata mereka.
Walikota setempat menyalahkan kelompok “nasionalis Ukraina” atas serangan yang memaksa pembatalan perayaan di kota yang menandai hari libur tahunan Rusia. untuk merayakan angkatan laut.
Namun juru bicara administrasi militer wilayah Odessa Ukraina membantah pihaknya bertanggung jawab, menyebut insiden itu provokasi belaka. Adapun posisi terdekat pasukan sekitar 200 kilometer (km).
“Pembebasan Krimea (milik) kami dari penjajah akan dilakukan dengan cara lain dan jauh lebih efektif,” tulis juru bicara Sergiy Bratchuk di aplikasi perpesanan Telegram, Minggu (31/7).
Serangan Terkuat Rusia Hantam Mykolaiv
Pihak berwenang di Mykolaiv selatan Ukraina mengatakan bahwa pemboman Rusia yang meluas semalam menewaskan sedikitnya dua warga sipil termasuk seorang jutawan gandum, saat Rusia terus menghantam garis depan yang luas.
“Mykolaiv menjadi sasaran penembakan massal hari ini. Mungkin yang terkuat sejauh ini,” tulis Wali Kota Oleksandr Senkevych di Telegram.
Pihak berwenang mengatakan raja pertanian terkemuka Ukraina Oleksiy Vadatursky (74) dan istrinya Raisa tewas ketika sebuah rudal menghantam rumah mereka.
Vadatursky, yang menduduki peringkat orang terkaya ke-24 di Ukraina dengan kekayaan senilai US$ 430 juta oleh Forbes, memiliki eksportir biji-bijian utama Nibulon dan sebelumnya dianugerahi penghargaan bergengsi “Pahlawan Ukraina”.
Zelensky Desak Evakuasi Donetsk
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan evakuasi wilayah Donetsk timur yang telah menyaksikan bentrokan sengit antara pasukan negaranya dan militer Rusia.
“Sudah ada keputusan pemerintah tentang evakuasi wajib dari wilayah Donetsk. Silakan ikuti evakuasi. Pada fase perang ini, teror adalah senjata utama Rusia,” katanya.
Perkiraan resmi Ukraina menyebutkan bahwa jumlah warga sipil yang masih tinggal di daerah kosong Donetsk antara 200.000 dan 220.000 penduduk.
Baca juga: Rusia Denda WhatsApp dan Snapchat atas Pelanggaran Penyimpanan Data
“Keputusan untuk pergi (evakuasi) harus diambil di beberapa titik. Semakin banyak orang yang meninggalkan wilayah Donetsk sekarang, semakin sedikit orang yang akan dibunuh oleh tentara Rusia,” kata Zelensky.
Serangan Penjara yang Mematikan
Otoritas Ukraina dan Rusia saling menyalahkan atas serangan mematikan terhadap penjara yang menahan tawanan perang Ukraina di Olenivka yang dikuasai Kremlin.
Militer Rusia mengatakan sebanyak 50 prajurit Ukraina tewas, termasuk tentara yang telah menyerah setelah berminggu-minggu melawan pemboman brutal Rusia ke pabrik baja Azovstal yang luas di kota pelabuhan Mariupol.
Pemerintah Ukraina mengatakan, Rusia berada di balik serangan itu. Zelensky menuduh Rusia atas pembunuhan massal yang disengaja terhadap tahanan perang Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah mengundang Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar mengunjungi lokasi penyerangan tersebut “untuk kepentingan penyelidikan yang objektif”.
Editor : Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Sumber : AFP
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS