Pembukaan Tiongkok Bantu Pertumbuhan, Tapi Perlu Hati-Hati

DAVOS, investor.id – Deklarasi Tiongkok yang kini terbuka untuk bisnis disambut baik oleh dunia, sebagai kemungkinan dorongan untuk pertumbuhan global. Meski demikian, banyak juga yang menyatakan perlunya kehati-hatian tentang bagaimana hal itu dapat mendorong kasus Covid-19 global dan inflasi.
Topik pembukaan kembali aktivitas ekonomi Tiongkok muncul di beberapa diskusi, baik publik maupun swasta, ketika tsar ekonomi Tiongkok Liu He melakukan promosi besar untuk investasi asing di resor ski Davos, Swiss. Ini dilakukannya pada kunjungan pertama ke luar negeri oleh delegasi Tiongkok tingkat tinggi sejak negara tersebut menangguhkan kebijakan nol kasus Covid-19 tiga tahunnya.
Sementara Liu mengatakan orang-orang di Tiongkok pulih lebih cepat dari yang dia perkirakan dari Covid-19, setelah pembongkaran pembatasan menyebabkan gelombang besar infeksi, banyak eksekutif dengan bisnis di Tiongkok mengatakan mereka masih memperkirakan beberapa bulan ekonomi yang bergelombang sebelum semuanya mulai membaik.
Baca juga: Saham Tiongkok Melonjak, Menuju Pasar Bullish Setelah Liburan Imlek
“Kami memahami Ukraina adalah prioritas ... tetapi kami juga berharap untuk menerima beberapa (investasi),” kata Kepala Siemens Energy Joe Kaeser, baru-baru ini. Ia juga menilai Tahun Baru Imlek juga menjadi ajang jutaan orang melakukan perjalanan pulang untuk melihat keluarga atau acara penyebar hubungan, katanya.
Di antara mereka yang memperingatkan tentang dampak pembukaan kembali pada tekanan inflasi adalah Wakil Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Gita Gopinath dan Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde, serta CEO manajer aset terbesar di dunia BlackRock Larry Fink.
“Diperkirakan, ekonomi Tiongkok bisa tumbuh 5% atau 6% pada kuartal ketiga dan keempat.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala menunjukkan pembukaan kembali dapat membantu rantai pasokan bekerja lebih baik dan juga meningkatkan permintaan konsumen.
Ketegangan Tiongkok dengan Amerika Serikat (AS) berdampingan dengan diskusi tentang pembukaan kembali Tiongkok. Gubernur Bank sental Jepang (BoJ) Haruhiko Kuroda berkomentar bahwa salah satu kekhawatiran utamanya adalah fragmentasi global.
“Arah dari hubungan itu saat ini, terutama yang berkaitan dengan jenis pembatasan saling ketergantungan ekonomi, dan skala pembatasan itu, kita akan berakhir dengan bukan hanya situasi jumlah nol, tetapi situasi jumlah negatif,” komentar Menteri Senior Singapura Tharman Shanmugaratnam.
Baca juga: 6.364 Warga Tiongkok Tewas karena Covid-19 dalam 7 Hari
Presiden Moldova Maia Sandu yakin perubahan akan terjadi. “Saya pikir AS dan Tiongkok akan dirugikan, yang tidak hanya berarti entitas nasional tetapi juga tenaga kerja, orang-orang, akan dirugikan,” katanya.
Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda yang terseret ke dalam perselisihan tentang semikonduktor dan rantai pasokan terkait antara Tiongkok dan AS, mengimbau sesama anggota Uni Eropa (UE) untuk berbuat lebih banyak dalam mengoordinasikan kebijakan blok terhadap Tiongkok.
“Bukannya kita harus memilih antara AS dan Tiongkok, kita perlu memiliki kebijakan kita sendiri dan kebijakan kita pertama-tama harus memiliki pola pikir bahwa kita ingin menjadi pemain dan berada di lapangan permainan,” paparnya.
“Risikonya sekarang adalah tanpa koordinasi yang cukup tentang Tiongkok dan masalah kebijakan luar negeri lainnya, kita menjadi arena permainan dan kita bukan pemain,” katanya.
Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
ASEAN Sumbang 3% dari PDB Riil Dunia
Kapasitas ASEAN harus diperkuat untuk menjawab tantangan hari ini, dan tantangan 20 tahun ke depan.Kabar Gembira, UI Umumkan 410 Camaba Lewat Jalur Talent Scouting
Sebelumnya, sebanyak 2.049 orang calon mahasiswa baru lolos penerimaan masuk melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP)Lion Air Pangkas Kuota Gratis Bagasi Tercatat di Rute 8 Bandara
Lion Air mengumumkan kebijakan terbaru mengenai bagasi gratis alias cuma-cuma kategori bagasi tercatat.Ekonomi ASEAN-5 Kolektif Diproyeksi Tumbuh 4,6% di 2023
Pertumbuhan antara lain didukung konsumsi, perdagangan, dan investasi yang kuat, serta perdagangan terbuka dan investasi ke negara lain.Kementerian Investasi Ungkap Empat Tantangan Implementasi Hilirisasi, Apa Saja?
Pembiayaan dalam negeri untuk kegiatan-kegiatan hilirisasi sampai saat ini masih sangat sedikit.Tag Terpopuler
Terpopuler
