ECB: Permintaan Pinjaman Turun karena Suku Bunga Tinggi

FRANKFURT, investor.id – Permintaan pinjaman jatuh di zona euro karena rumah tangga dan bisnis di Eropa bergulat dengan biaya pinjaman yang lebih tinggi dan prospek ekonomi yang lemah, menurut survei Bank Sentral Eropa (ECB) yang dirilis Selasa (31/1).
Penurunan permintaan hipotek pada kuartal IV-2022 terkuat sejak survei pinjaman bank triwulanan dimulai pada 2003, kata ECB dalam sebuah laporan.
“Meningkatnya suku bunga, rendahnya kepercayaan konsumen, dan memburuknya prospek pasar perumahan (semua berkontribusi terhadap penurunan tajam)”, kata laporan itu, dilansir dari AFP Selasa.
Baca juga: Prediksi ECB: Upah di Zona Euro Akan Naik Tajam
Pinjaman lain untuk rumah tangga juga turun, seperti permintaan dari perusahaan untuk pinjaman atau jalur kredit di klub mata uang 20 negara itu.
Bank sentral itu memperkirakan tren ini akan berlanjut pada kuartal I-2023, menurut survei terhadap 151 bank.
Pada saat yang sama, pemberi pinjaman zona euro melaporkan “pengetatan substansial” dalam standar kredit pada kuartal terakhir 2022, karena bank menunjukkan minat yang lebih kecil terhadap risiko terhadap prospek ekonomi yang tidak pasti.
Bagi perusahaan, pengetatan itu yang terbesar dilaporkan sejak krisis utang zona euro pada 2011.
Survei menunjukkan pinjaman yang lebih lemah, kata ekonom ING Carsten Brzeski.
Baca juga: Inflasi Jepang Mencapai 4% Desember 2022
“Ini menegaskan pandangan kami tentang ekonomi yang lesu untuk sebagian besar 2023 dan merupakan tanda yang jelas bagi ECB bahwa kenaikan suku bunga sudah memiliki dampak yang substansial,” tambahnya.
ECB dalam beberapa bulan terakhir menaikkan suku bunga utamanya pada kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengekang inflasi, setelah perang Rusia di Ukraina membuat harga makanan dan energi melonjak.
Inflasi zona euro mencapai rekor tertinggi lebih dari 10% pada Oktober 2022, sebelum turun menjadi 9,2% pada Desember 2022, menunjukkan pengetatan kebijakan moneter ECB berhasil.
ECB diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga 50 basis poin lagi pada Kamis (2/2), yang selanjutnya meningkatkan biaya pinjaman untuk calon pemberi pinjaman.
Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Antisipasi Kejahatan Siber, Warga Sikka Ikut Pelatihan Perlindungan Data Pribadi
Skor indeks keamanan siber Indonesia naik dari 38,96 poin di tahun 2022, menjadi 63,64 pada April 2023.Ini Fokus Hibank Besutan BNI
PT Bank Mayora sebagai anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) telah resmi berubah nama menjadi PT Bank Hibank Indonesia.Teken MoU, RI dan Raksasa Mobil Listrik BYD Jajaki Kerja Sama Investasi
Indonesia ingin mengembangkan ekosistem kendaraan listrik sehingga dapat menjadi pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara,Nasabah Prioritas Berpotensi Meningkat, Mandiri Sekuritas Luncurkan MOST Priority
Mandiri Sekuritas meluncurkan MOST Priority. Hal ini seiring pertumbuhan investor pasar modal terus meningkat.Biden dan McCarthy Berbicara Soal Kesepakatan Plafon Utang AS
Presiden AS Joe Biden dan anggota kongres Kevin McCarthy melakukan pembicaraan melalui telepon soal kesepakatan plafon utangTag Terpopuler
Terpopuler
