Laba Samsung Anjlok Hampir 70% Akibat Penurunan Permintaan

SEOUL, investor.id – Samsung Electronics mengatakan laba operasi kuartal IV-2022 anjlok hampir 70%, penurunan terbesar dalam lebih dari delapan tahun. Ini diakibatkan perlambatan ekonomi global yang kemudian memukul penjualan elektronik dan chip.
Raksasa teknologi Korea Selatan (Korsel) itu mengatakan laba operasi untuk periode Oktober hingga Desember 2022 merosot menjadi 4,3 triliun won (US$ 3,4 miliar), turun 69% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan tersebut sejalan dengan perkiraan yang dirilis Samsung awal bulan ini dan menandai penurunan laba kuartalan terburuk perusahaan sejak kuartal III-2014.
Baca juga: Samsung Electronics Isyaratkan Laba Kuartal IV-2022 Anjlok
“Lingkungan bisnis memburuk secara signifikan pada kuartal keempat karena lemahnya permintaan di tengah perlambatan ekonomi global,” kata Samsung dalam pernyataan resminya, dirilis Selasa (31/1).
Penjualan turun 8% menjadi 70,46 triliun won dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Samsung menjelaskan lemahnya permintaan untuk chip memori dikarenakan sektor ini telah terpukul keras. “Harga turun dan pelanggan terus menyesuaikan inventaris di tengah ketidakpastian yang semakin dalam di lingkungan eksternal,” jelasnya.
Perusahaan tersebut adalah anak perusahaan unggulan dari raksasa Samsung Group, sejauh ini merupakan konglomerat terbesar yang dikendalikan keluarga yang mendominasi bisnis di ekonomi terbesar keempat di Asia.
Penurunan kuartal keempat adalah tekanan margin kedua berturut-turut untuk Samsung, yang mengalami penurunan laba operasional sebesar 31% pada kuartal ketiga secara tahun ke tahun (YoY).
Selama setahun penuh, Samsung melaporkan laba operasi sebesar 43,38 triliun won dan rekor pendapatan tahunan tertinggi sebesar 302,23 triliun won.
“Pukulan Berat”
Hingga kuartal II-2022, Samsung bersama dengan perusahaan teknologi lainnya diuntungkan secara signifikan dari permintaan yang kuat akan perangkat elektronik, serta chip semikonduktor yang mendukungnya, selama pandemi.
Tetapi ekonomi global kini menghadapi banyak tantangan termasuk inflasi yang melonjak, kenaikan suku bunga, dan biaya energi yang lebih tinggi.
Pendapatan chip memori global turun 10% tahun lalu, karena produsen peralatan elektronik mulai menghabiskan persediaan memori yang mereka miliki untuk mengantisipasi permintaan yang lebih kuat, menurut firma riset teknologi Gartner.
“Konsumen juga mulai mengurangi pengeluaran, dengan penurunan permintaan PC dan ponsel pintar, dan kemudian perusahaan mulai mengurangi pengeluaran untuk mengantisipasi resesi global, yang semuanya berdampak pada pertumbuhan semikonduktor secara keseluruhan,” kata VP Analyst di Gartner Andrew Norwood.
Ketidakpastian ekonomi makro diperkirakan akan bertahan pada 2023, kata Samsung. “Perusahaan mengantisipasi permintaan untuk mulai pulih pada semester kedua,” katanya.
“Samsung mendapat pukulan berat dengan faktor eksternal yang memburuk, seperti permintaan yang lebih lemah dan kenaikan biaya,” kata wakil ketua Samsung Electronics Han Jong-hee selama CES 2023 di Las Vegas awal bulan ini, dilansir dari Kantor Berita Yonhap.
“Saya pikir lingkungan bisnis yang sulit ini akan berlanjut tahun ini karena perlambatan ekonomi yang berkepanjangan dan risiko dalam rantai pasokan meningkatkan ketidakpastian,” tuturnya.
Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Antam (ANTM) Investasi Besar-besaran, Potensi Cuan Sahamnya Masih Tebal
Antam (ANTM) akan investasi besar-besaran seiring keterlibatannya dalam ekosistem kendaraan listrik (EV). Potensi cuan ANTM masih tebal.Teknologi OpenAI pada Zoom Memperkuat Fleksibilitas Pengguna
Membangun solusi AI ke dalam produk Zoom untuk mendukung pelanggan agar menjadi lebih produktif.12 Juta Wajib Pajak Laporkan SPT, Tingkat Kepatuhan?
Hingga 31 Maret 2023 pukul 24.00 WIB, DJP telah menerima 12,01 juta Surat Pemberitahuan (SPT Tahunan) dari wajib pajak.Produsen Kopiko Punya Orang Terkaya (MYOR) Cetak Pendapatan Rp 30,6 T
Produsen permen Kopiko, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencetak penjualan bersih Rp 30,66 triliun sepanjang 2022.Pasca Ledakan di Kilang Dumai, Pertamina Pastikan Distribusi BBM dan LPG Aman
"Masyarakat jangan khawatir stok yang ada amanTag Terpopuler
Terpopuler
