Minggu, 28 Mei 2023

Balon Mata-mata Tiongkok Akhirnya Ditembak Jatuh

Iwan Subarkah Nurdiawan
6 Feb 2023 | 09:42 WIB
BAGIKAN
Foto selebaran dari Chase Doak yang diambil pada 1 Februari 2023 dan dirilis pada 2 Februari menunjukkan balon mata-mata yang dicurigai milik Tiongkok terbang di atas Billings, Montana, Amerika Serikat (AS). (Foto: Chase DOAK / AFP)
Foto selebaran dari Chase Doak yang diambil pada 1 Februari 2023 dan dirilis pada 2 Februari menunjukkan balon mata-mata yang dicurigai milik Tiongkok terbang di atas Billings, Montana, Amerika Serikat (AS). (Foto: Chase DOAK / AFP)

WASHINGTON, Investor.id – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memuji Pentagon karena menembak jatuh terduga balon mata-mata Tiongkok di lepas pantai Samudera Atlantik AS pada Sabtu (4/2/2023). Tiongkok mengaku sangat kecewa atas tindakan tersebut dan menyatakan akan mengambil tindakan yang dianggap perluk.

Balon udara itu selama beberapa hari terbang di atas langit Amerika Utara sebelum menjadi sasaran rudal dari jet tempur F-22 AS di lepas pantai negara Carolina Selatan di bagian tenggara AS. Pentagon menyatakan puing balon tersebut jatuh ke perairan yang relatif dangkal hanya 14 meter.

Baca juga: Tiongkok Janji Verifikasi Laporan Balon Mata-mata di Atas AS

Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin menyebut operasi itu sebagai tindakan yang terukur dan sah sebagai respons atas pelanggaran kedaulatan yang tidak dapat diterima oleh Tiongkok. Tetapi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Tiongkok mengecam tindakan AS dalam itu. Tiongkok pada Minggu (5/2/2023) kembali menyebut balon tersebut sebagai objek sipil dan menembaknya jatuh merupakan bereaksi berlebihan dan sangat melanggar praktik internasional.

Advertisement

“Sabtu sore adalah kesempatan pertama militer untuk menjatuhkan balon tersebut dengan cara yang tidak akan menimbulkan ancaman bagi keselamatan warga Amerika," kata seorang pejabat senior Pentagon.

Ia menambahkan pihak berwenang akan mengais puing-puing yang jatuh dari perairan teritorial AS. Dalam video saksi mata yang diposting ke media sosial, balon tersebut hancur menjadi kepulan asap putih sebelum sisa-sisanya jatuh secara vertikal ke Samudera Atlantik di bawahnya.

Pengguna Twitter Haley Walsh memposting bahwa dia mendengar dan merasakan ledakan di Pantai Myrtle, kota resor populer di Carolina Selatan.

Baca juga: Ekspor Indonesia ke Tiongkok Meningkat 25,4%

Presiden Joe Biden, yang Sabtu pagi telah berjanji untuk menangani balon itu, mengucapkan selamat kepada pilot pesawat tempur yang terlibat.

"Mereka berhasil menjatuhkannya. Dan saya ingin memuji para penerbang kami yang melakukannya," kata Biden kepada wartawan di Maryland.

Melanggar Tapi Protes

Kontroversi meletus pada Kamis (2/2/2023), ketika para pejabat AS mengatakan pihaknya sedang melacak balon mata-mata Tiongkok di atas langit AS. Hal itu menyebabkan Menlu Antony Blinken pada Jumat (3/2/2023) membatalkan perjalanan ke Beijing untuk mengatasi ketegangan antara kedua negara.

Setelah sempat meragu, Tiongkok mengakui kepemilikan atas balon udara tersebut. Tetapi menyatakan bahwa itu adalah balon cuaca sipil yang telah terlempar keluar dari jalur dan menyesali kejadiannya hingga melanggar wilayah kedaulatan AS.

Tetapi setelah operasi militer AS pada Sabtu, Kemlu Tiongkok menyatakan kekecewaan dan protes kuat terhadap penggunaan kekuatan oleh AS untuk menyerang pesawat sipil tak berawak.

Baca juga: Tiongkok Tolak Kesepakatan Pembatasan Akses Ekspor Semikonduktor

“Alih-alih merespons dengan menahan diri, Amerika Serikat berkeras menggunakan kekuatan, ini jelas bereaksi berlebihan. Tiongkok akan dengan tegas melindungi hak dan kepentingan yang sah dari perusahaan terkait dan berhak untuk melakukan respons lebih lanjut yang diperlukan," tutur Kemlu Tiongkok.

Sejak 28 Januari

Pejabat Pentagon mengatakan pada Sabtu, balon itu pertama kali memasuki wilayah udara AS di atas Alaska pada 28 Januari 2023. Kemudian melayang di atas Kanada dan kemudian kembali memasuki wilayah udara AS beberapa hari kemudian.

Pejabat tersebut menambahkan bahwa bukan pertama kalinya dalam sejarah balon udara seperti itu terbang di atas wilayah AS. Tetapi yang ini adalah yang terlama terbang di atas langit AS.

Tercatat ada tiga balon udara melintasi AS selama pemerintahan Donald Trump dan satu lagi sebelumnya di pemerintahan sekarang.

Biden mengatakan kepada wartawan bahwa dia pada Rabu telah memerintahkan pesawat itu ditembak jatuh sesegera mungkin.

"Mereka memutuskan bahwa agar tidak merusak apa pun di darat, waktu terbaik untuk melakukannya adalah saat melewati perairan," kata Biden.

Menurut pejabat senior Pentagon, militer menentukan pesawat itu selama penerbangannya bukan ancaman besar bagi AS.

"Penerbangan balon mata-mata di wilayah AS itu merupakan nilai intelijen bagi kami," tambah dia, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Memantau Lokasi Militer

Pejabat senior Pentagon itu juga mengatakan, sudah dikerahkan tim untuk mengambil puing sisa-sisa balon dari laut.

Fakta lanjutan terkait insiden ini adalah balon tersebut terbang di atas bagian barat laut AS. Termasuk negara bagian Montana, yang merupakan rumah bagi pangkalan udara sensitif dan rudal nuklir strategis di silo bawah tanah.

"Kami yakin (balon udara) itu berusaha memantau situs militer yang sensitif," kata pejabat senior pertahanan itu.

Pada Sabtu sore waktu setempat, Badan Penerbangan Federal AS atau FAA telah membuka wilayah udara di lepas pantai Carolina Selatan, setelah tiga bandara terdekat ditutup sementara karena upaya keamanan nasional.

Pentagon pada Jumat mengungkapkan bahwa terduga balon mata-mata Tiongkok juga terlihat di atas Amerika Latin.

"Selama beberapa tahun terakhir, balon Tiongkok sebelumnya telah terlihat di sejumlah negara di lima benua, termasuk Asia Timur, Asia Selatan, dan Uni Eropa," kata pejabat senior tersebut.

Editor: Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 18 menit yang lalu

Ini Fokus Hibank Besutan BNI

PT Bank Mayora sebagai anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) telah resmi berubah nama menjadi PT Bank Hibank Indonesia.
Business 19 menit yang lalu

Teken MoU, RI dan Raksasa Mobil Listrik BYD Jajaki Kerja Sama Investasi  

Indonesia ingin mengembangkan ekosistem kendaraan listrik sehingga dapat menjadi pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara,
Market 1 jam yang lalu

Nasabah Prioritas Berpotensi Meningkat, Mandiri Sekuritas Luncurkan MOST Priority

Mandiri Sekuritas meluncurkan MOST Priority. Hal ini seiring pertumbuhan investor pasar modal terus meningkat. 
International 2 jam yang lalu

Biden dan McCarthy Berbicara Soal Kesepakatan Plafon Utang AS

Presiden AS Joe Biden dan anggota kongres Kevin McCarthy melakukan pembicaraan melalui telepon soal kesepakatan plafon utang
Finance 5 jam yang lalu

NPL Tinggi, BPR/BPRS Diminta Akselerasi Transformasi Digital

BPR/BPRS perlu mengakselerasi transformasi digital dalam proses bisnis, karena NPL masih tinggi.

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id