Keadaan Darurat Bertambah di Peru yang Dilanda Krisis

LIMA, investor.id – Pemerintah Peru memperluas dan memperpanjang status keadaan darurat untuk menangani pemberontakan dua bulan terhadap Presiden Peru Dina Boluarte. Aksi protes yang berlarut-larut telah merenggut 48 nyawa dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan.
Tujuh wilayah Peru selatan yakni Madre de Dios, Cusco, Puno, Apurimac, Arequipa, Moquegua, dan Tacna akan termasuk dalam tindakan tersebut. Status darurat akan tetap berlaku selama 60 hari, menurut pemberitahuan di surat kabar pemerintah.
Pada 13 Januari 2023, pemerintah telah memperpanjang keadaan darurat selama 30 hari untuk Lima, El Callao, Cusco, dan Puno.
Baca juga: OECD: Pembukaan Kembali Tiongkok Bantu Atasi Krisis Inflasi Global
Dengan perpanjangan baru yang tidak mencakup ibu kota Lima atau El Callao, yang menjadi tuan rumah bandara utama dan terminal maritim negara itu, keadaan darurat di sana akan berakhir pada pertengahan Februari 2023.
Tindakan tersebut memberi wewenang kepada militer untuk mendukung tindakan polisi untuk memulihkan ketertiban umum. Ini juga menangguhkan hak konstitusional seperti kebebasan bergerak dan berkumpul.
Keputusan tersebut menetapkan jam malam pukul 20.00 hingga 04.00 selama 10 hari di departemen Puno sejak Minggu (5/2), pusat demonstrasi anti pemerintah, di mana 18 warga sipil dan seorang polisi tewas dalam bentrokan pada 9 Januari 2023.
Peru telah terlibat dalam krisis politik dengan demonstrasi hampir setiap hari sejak 7 Desember 2022. Ketika itu, presiden Pedro Castillo ditangkap setelah berusaha untuk membubarkan Kongres dan pemerintahan melalui dekrit.

Penghalang jalan yang didirikan oleh pengunjuk rasa telah menyebabkan kekurangan makanan, bahan bakar, dan komoditas pokok lainnya di beberapa wilayah di negara pegunungan Andes tersebut.
Baca juga: WEF: Krisis Biaya Hidup Akan Jadi Risiko Global Terbesar
Demonstran menuntut pembubaran Kongres, konstitusi baru, dan pengunduran diri Boluarte yang sebagai wakil presiden mengambil alih jabatan Castillo.

Beberapa upaya meloloskan undang-undang melalui badan legislatif Peru untuk memungkinkan pemilihan dini telah gagal. Upaya terbaru berlangsung pada Jumat (3/2), yang memblokir debat lebih lanjut tentang topik tersebut hingga Agustus 2023.
Ini diikuti pada Sabtu (4/2) oleh aksi protes jalanan yang penuh kekerasan di Lima tengah.
Demonstrasi didorong oleh penduduk asli Peru yang miskin di selatan yang memandang Castillo, yang juga berasal dari keluarga sederhana dan memiliki akar Pribumi, sebagai sekutu dalam perjuangan mereka melawan kemiskinan, rasisme, dan ketidaksetaraan.
Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkini
Jalin Kolaborasi dengan Mineski, LinkAja Hadirkan Fitur mgames
Kehadiran mgames di aplikasi LinkAja untuk memperkaya pengalaman bertransaksi digital bagi lebih dari 80 juta pengguna LinkAja.Duh, Kerugian Indofarma (INAF) Bertambah Besar hingga 10 Kali Lipat Lebih
Indofarma (INAF) belum keluar dari masa-masa sulit. Kerugian bertambah besar hingga 10 kali lipat lebih.Antam (ANTM) Investasi Besar-besaran, Potensi Cuan Sahamnya Masih Tebal
Antam (ANTM) akan investasi besar-besaran seiring keterlibatannya dalam ekosistem kendaraan listrik (EV). Potensi cuan ANTM masih tebal.Teknologi OpenAI pada Zoom Memperkuat Fleksibilitas Pengguna
Membangun solusi AI ke dalam produk Zoom untuk mendukung pelanggan agar menjadi lebih produktif.12 Juta Wajib Pajak Laporkan SPT, Tingkat Kepatuhan?
Hingga 31 Maret 2023 pukul 24.00 WIB, DJP telah menerima 12,01 juta Surat Pemberitahuan (SPT Tahunan) dari wajib pajak.Tag Terpopuler
Terpopuler
