Rabu, 29 Maret 2023

Laju Suku Bunga India Melambat Meski Inflasi Tetap Tinggi

Grace El Dora
8 Feb 2023 | 13:35 WIB
BAGIKAN
Pengunjung mengayuh sepeda yang menghasilkan tenaga dan menerangi struktur dekoratif selama pameran yang diadakan sebagai bagian dari 'Pekan Energi India 2023' yang sedang berlangsung di Bengaluru, di bawah Kepresidenan G20 India pada 7 Februari 2023. (Foto: Manjunath KIRAN / AFP)
Pengunjung mengayuh sepeda yang menghasilkan tenaga dan menerangi struktur dekoratif selama pameran yang diadakan sebagai bagian dari 'Pekan Energi India 2023' yang sedang berlangsung di Bengaluru, di bawah Kepresidenan G20 India pada 7 Februari 2023. (Foto: Manjunath KIRAN / AFP)

MUMBAI, investor.id – Bank sentral India (RBI) memperlambat laju kenaikan suku bunga pada Rabu (8/2). Tetapi pihaknya memperingatkan inflasi inti di ekonomi terbesar kelima dunia itu tetap tinggi.

Bank-bank sentral di seluruh dunia menarik biaya pinjaman tahun lalu untuk menahan kenaikan harga akibat perang Ukraina, namun banyak yang sekarang memperlambat laju kenaikan suku bunga karena inflasi mereda.

RBI menaikkan suku bunga acuan pembelian kembali sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,5%, kenaikan keenam dan terkecil sejak Mei 2022 ketika mencapai 4,0%.

Langkah itu sejalan dengan ekspektasi sebagian besar analis.

Advertisement

Baca juga: Saham Adani Enterprises India Melonjak 25% Setelah Janji Pembayaran Pinjaman

Sebagian besar juga mengharapkan RBI untuk mengubah sikap kebijakannya dari netral menjadi akomodatif, yang berarti itu akan menjadi kenaikan terakhir dalam siklus saat ini. Tetapi gubernur bank Shaktikanta Das tetap membuka pintu untuk pengetatan lebih lanjut.

“Inflasi harga konsumen di India bergerak di bawah tingkat toleransi atas selama November dan Desember 2022 ... Bagaimanapun, inflasi inti tetap kaku. Ke depan, sementara inflasi diperkirakan akan moderat pada 2023-2024, kemungkinan besar akan berada di atas target 4,0%,” kata Das dalam siaran web, Rabu.

Das menambahkan prospek ekonomi India dibayangi oleh berlanjutnya ketidakpastian dari ketegangan geopolitik, volatilitas pasar keuangan global, kenaikan harga komoditas non minyak, dan harga minyak mentah yang fluktuatif.

Federal Reserve (Fed) di Amerika Serikat (AS) telah mengurangi besarnya kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan terakhir, sementara Bank Sentral Eropa (ECB) tetap hawkish.

Gubernur Fed Jerome Powell mengatakan Selasa bahwa pengetatan lebih lanjut akan diperlukan, jika data menunjukkan penguatan pasar pekerjaan. Ia menambahkan inflasi masih akan terjadi dalam jangka waktu panjang.

Di tempat lain di Asia, bank sentral Malaysia pada Januari 2023 mempertahankan suku bunganya, sementara Bank Indonesia (BI) dan Filipina mengisyaratkan mereka mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunga mereka.

Di India, inflasi konsumen turun menjadi 5,72% pada Desember 2022 dari 5,88% di bulan sebelumnya, tepat di bawah batas atas RBI sebesar 6%. Inflasi melonjak setinggi 7,79% pada April 2022.

Baca juga: Ungkit Adani di India, Jokowi: Hati-hati

Negara Asia Selatan berpenduduk 1,4 miliar orang itu adalah ekonomi utama dengan pertumbuhan tercepat, berkembang dengan laju 8,7% pada tahun keuangan 2021-2022.

Tetapi ledakan ekonomi diperkirakan melambat, meskipun masih kuat 7,0% untuk tahun keuangan yang berakhir 31 Maret 2023 menurut perkiraan yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional pada Januari 2023.

Pemerintah India mengatakan dalam pengumuman anggaran tahunan pihaknya akan memotong pajak pendapatan dan meningkatkan belanja infrastruktur dan kesejahteraan, tetapi juga mengurangi defisit fiskal menjelang pemilihan nasional tahun depan.

Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 1 jam yang lalu

Anggarkan Dana Rp 250 Miliar, Cisadane (CSRA) Bidik Kenaikan Produksi CPO 25% 

CSRA membidik kenaikan produksi 25% dengan mengalokasikan belanja modal hingga Rp 250 miliar tahun ini
National 2 jam yang lalu

Mahfud MD Sebut Eselon I Tutup Akses Sri Mulyani Terkait Data Pencucian Uang di Kemenkeu

Menkeu sempat menanyakan kepada pejabat Kemenkeu terkait surat PPATK tentang transaksi mencurigakan.
National 2 jam yang lalu

Hindari Kemacetan, Cuti Bersama Libur Idulfitri Digeser Maju dan Tambah 1 Hari

Pemerintah resmi merevisi cuti bersama dan libur Idulfitri dengan penambahan satu hari.
National 2 jam yang lalu

Kepala PPATK Ungkap Transaksi Janggal Rp189 Triliun di Kemenkeu

Berikut analisa transaksi TPPU senilai Rp 189 di Kemenkeu berdasarkan analisa PPTAK
National 2 jam yang lalu

Di DPR, Mahfud Beberkan Transaksi Dugaan TPPU Rp 349 Triliun

Transaksi mencurigakan senilai Rp 349 triliun terbagi dalam tiga kelompok.

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id