11 Bank Rame-Rame Akan Tempatkan Deposito US$ 30 Miliar di First Republic

JAKARTA, investor.id - Sekelompok lembaga keuangan yang meliputi 11 bank telah sepakat untuk menyetor total dana US$ 30 miliar dalam bentuk deposito di First Republic. Ini dilakukan untuk membuktikan kepercayaan mereka terhadap sistem perbankan Amerika Serikat (AS).
Bank of Amerika, Wells Fargo, Citigroup, dan JPMorgan Chase masing-masing akan menyumbang sekitar US$ 5 miliar. Sementara Goldman Sachs dan Morgan Stanley akan menyetor sekitar US$ 2,5 miliar. Truist, PNC, US Bancorp, State Street, dan Bank of New York Mellon masing-masing akan manaruh deposito US$1 miliar.
“Tindakan bank-bank terbesar di Amerika ini mencerminkan kepercayaan mereka pada First Republic dan bank-bank lain dalam semua ukuran. Itu juga menunjukkan komitmen keseluruhan kami untuk membantu bank melayani pelanggan dan komunitas mereka,” kata kelompok lembaga keuangan itu dalam sebuah pernyataan, Kamis (16/03/2023).
Menurut pengumuman dari First Republic, setoran dalam bentuk deposito tersebut paling tidak wajib disimpan di bank selama 120 hari. Saham bank regional itu sempat jatuh pada Kamis (16/03/2023), tetapi berbalik naik menjadi lebih tinggi setelah laporan David Faber dari CNBC maupun media lainnya tentang rencana pembentukan deposito itu.
Berita itu muncul setelah saham First Republic terpukul dalam beberapa hari terakhir, dipicu oleh runtuhnya Silicon Valley Bank pada Jumat (10/03/2023) lalu dan Signature Bank pada akhir pekan.
Kedua bank tersebut memiliki jumlah simpanan yang tidak diasuransikan, seperti halnya First Republic, yang menyebabkan kekhawatiran bahwa nasabah akan menarik uang mereka. Apalagi, simpanan baru dari bank-bank besar tidak diasuransikan.
Saham First Republic, yang masih ditutup pada harga US$ 115 per saham pada 8 Maret lalu, sempat diperdagangkan di bawah US$ 20 pada Kamis (16/03/2023). Saham dihentikan berulang kali selama sesi dan naik hampir 10% pada hari itu, ditutup pada harga US$ 34,27 per saham.
Ketua eksekutif First Republic Jim Herbert dan CEO Mike Roffler dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Kami ingin menyampaikan penghargaan kami yang mendalam untuk 11 bank tersebut.”
First Republic Bank mengatakan pada hari Minggu bahwa bank tersebut masih memiliki likuiditas lebih dari US$ 70 miliar, tidak termasuk dana tambahan yang mungkin dapat diperoleh dari Program Pendanaan Berjangka Bank Federal Reserve. Namun, diakui nilai itu tidak cukup untuk mencegah investor membuang saham.
Editor: Nasori (nasori@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
STA Resources (STAA) Cetak Penjualan Rp 6 Triliun, Wilmar Pembeli Terbesar
Sumber Tani Agung Resources (STAA) atau STA Resources membukukan penjualan Rp 6 triliun, Wilmar menjadi pembeli terbesar.Pilarmas: IHSG Melemah Terbatas, Cuan Bakal Bertebaran pada Lima Saham Ini
Pilarmas mengatakan, berdasarkan analisa teknikal, melihat IHSG hari ini berpotensi melemah terbatas. Cuan bakal bertebaran pada lima sahamMinyak Terpangkas 1% Tertekan Keputusan AS Soal Cadangan Strategis
Harga minyak terpangkas 1% pada Kamis (23/3/2023). tertekan pernyataan Menteri Energi AS bahwa pengisian ulang SPR memakan waktu lamaPandemi Covid-19 Berlalu, Adi Sarana Siapkan Capex Jumbo
PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) menyiapkan capex jumbo, Rp 1,5 triliun, tahun ini untuk menambah jumlah armada.MNC Sekuritas: IHSG Uji Rentang Ini, Intip Saham-Saham Calon Cuan di Hari Kejepit
MNC Sekuritas memprediksi IHSG hari ini uji rentang 6.693-6.731. Intip saham-saham calon cuan di hari kejepit ini. Salah satunya BBKP.Tag Terpopuler
Terpopuler
