Fed Pinjamkan US$ 12 Miliar untuk Perbankan AS dari Skema Baru

WASHINGTON, investor.id – Federal Reserve (Fed) telah meminjamkan bank-bank Amerika Serikat (AS) hampir US$ 12 miliar di bawah program pinjaman satu tahun baru yang diluncurkan pekan ini. Pihak berwenang kini bergerak untuk mengurangi tekanan pada sistem keuangan setelah keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB).
Jumlah total yang belum dibayar dari semua uang muka di bawah Program Pendanaan Berjangka Bank (Bank Term Funding Program/ BTFP) mencapai US$ 11,9 miliar pada Rabu (15/3), menurut pengumuman bank sentral AS dalam sebuah pernyataan Kamis (Jumat pagi WIB).
Bank sentral AS telah meluncurkan skema bersama Departemen Keuangan dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) pada Minggu (12/3) malam. Pasalnya, pihak berwenang berupaya mencegah bank lain mengalami masalah likuiditas yang pada akhirnya menghancurkan SVB California.
“(Fasilitas likuiditas baru menyediakan dana tambahan) untuk membantu memastikan bank memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan semua deposan mereka,” bunyi pernyataan itu, dilansir dari AFP, Jumat (17/3).
Menurut data yang tersedia, Fed menarik tambahan US$ 152 miliar dalam pinjaman jangka pendek untuk perbankan dari jendela pinjaman tetap yang merupakan penahan likuiditas tradisional untuk pemberi pinjaman. Ini menjadi peningkatan dramatis dibandingkan sekitar US$ 5 miliar dari minggu sebelumnya.
Dengan penyitaan SVB dan Signature Bank yang gagal, tambahan US$ 142,8 miliar dituangkan ke bank jembatan (bridge banks) yang dibuat oleh regulator untuk dua entitas itu sehingga mendorong naik neraca Fed. Kenaikannya sekitar US$ 300 miliar dalam seminggu terakhir.
Otoritas AS bergerak cepat untuk melindungi deposan di SVB dan Signature Bank karena mereka melihat “risiko serius penularan” yang dapat memicu kerugian di banyak bank, kata Menteri Keuangan (Menkeu) AS Janet Yellen kepada para senator di Kongres pada Kamis.
Pada hari-hari sejak keruntuhan SVB, sejumlah pemberi pinjaman regional yang dipimpin oleh First Republic Bank telah melihat harga saham mereka anjlok karena kekhawatiran tentang kesehatan keuangan jangka panjang lembaga tersebut.
Tetapi pasar merespons secara positif setelah konsorsium 11 bank terbesar Amerika termasuk Bank of America, Goldman Sachs, dan JPMorgan Chase mengumumkan pihaknya menyetor US$ 30 miliar ke First Republic Bank.
Kelompok tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tindakan mereka mencerminkan apa yang disebutnya sebagai kepercayaan pada sistem perbankan negara.
Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
BSI (BRIS) Terbitkan EBA Syariah Pertama di Indonesia
BSI (BRIS) menerbitkan Efek Beragun Aset Syariah-Surat Partisipasi (EBAS-SP), hasil sekuritisasi aset syariah pertama di Indonesia.Premier Luncurkan Proyek Hunian Hijau di Selatan Jakarta
PT Premier Qualitas Indonesia bersama anak usahanya, PT Bukit Sukses Bersama (BSB), memperkenalkan proyek hunian hijau Premier Promenade.Lanjutkan Ekspansi, SMKL Bakal Gunakan Energi Ramah Lingkungan
Terapkan praktik bisnis berkelanjutan, SMKL akan mengganti boiler yang semula menggunakan batu bara dengan energi gas agar ramah lingkungan.Anak Usaha KS Pasok Pipa Baja ke Proyek Terminal Kalibaru
Anak usaha KS, PT Krakatau Pipe Industries (KPI), melakukan pengiriman perdana pipa pancang ke proyek rancang bangun Terminal Kalibaru PTPP.Rapor ESG Bumi Resources (BUMI), Begini Hasilnya!
Bumi Resources (BUMI) menerima laporan resmi dari Bloomberg, penyedia data keuangan, terkait ESG (Environmental, Social & Government).Tag Terpopuler
Terpopuler
