Jumat, 24 Maret 2023

Credit Suisse Menimbang Pilihan, di Bawah Tekanan Bergabung ke UBS

Grace El Dora
18 Mar 2023 | 16:24 WIB
BAGIKAN
Logo bank terbesar kedua di Swiss "Credit Suisse" di kantor pusatnya di Zurich pada 23 Maret 2022. (Foto: Fabrice COFFRINI / AFP)
Logo bank terbesar kedua di Swiss "Credit Suisse" di kantor pusatnya di Zurich pada 23 Maret 2022. (Foto: Fabrice COFFRINI / AFP)

JENEWA, investor.id – Credit Suisse Group AG kini menimbang pilihan, karena regulator mendesaknya untuk mengejar kesepakatan dengan saingan UBS AG Swiss.

CFO Credit Suisse Dixit Joshi dan timnya akan mengadakan pertemuan di akhir pekan ini untuk menilai skenario strategis bank, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, dilansir dari Reuters Sabtu (18/3).

Bank berusia 167 tahun itu adalah nama terbesar yang terjerat dalam gejolak pasar akibat runtuhnya pemberi pinjaman Amerika Serikat (AS) Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank selama seminggu terakhir, memaksa bank Swiss untuk memanfaatkan US$ 54 miliar dalam pendanaan bank sentral.

Advertisement

Regulator Swiss mendorong UBS dan Credit Suisse untuk bergabung tetapi tidak ada bank yang mau melakukannya, kata satu sumber yang dikutip Reuters. Regulator tidak memiliki kekuatan untuk memaksa merger, kata orang tersebut.

Dewan UBS dan Credit Suisse diharapkan bertemu secara terpisah selama akhir pekan ini, menurut laporan Financial Times.

Credit Suisse Menimbang Pilihan, di Bawah Tekanan Bergabung ke UBS
Credit Suisse dan First Republic Bank. (Foto: Reuters)

Saham Credit Suisse melonjak 9% dalam perdagangan setelah pasar setelah laporan FT. Credit Suisse dan UBS menolak berkomentar.

Pada tanda terbaru dari masalah yang memuncak, setidaknya empat bank besar termasuk Societe Generale SA dan Deutsche Bank AG, telah membatasi perdagangan mereka yang melibatkan Credit Suisse atau sekuritasnya, kata lima orang yang mengetahui langsung masalah tersebut kepada Reuters.

“Langkah bank sentral Swiss adalah langkah yang diperlukan untuk menenangkan kondisi, tetapi itu mungkin tidak cukup untuk memulihkan kepercayaan pada Credit Suisse, jadi ada pembicaraan tentang langkah-langkah lebih lanjut,” kata kepala strategis investasi di RBC Wealth Management Frederique Carrier, Sabtu.

Upaya untuk menopang Credit Suisse datang ketika regulator termasuk Bank Sentral Eropa (ECB) dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berusaha meyakinkan investor dan deposan bahwa system perbankan global aman. Namun kekhawatiran akan masalah yang lebih luas di sektor ini tetap ada.

Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 15 menit yang lalu

Pandemi Covid-19 Berlalu, Adi Sarana Siapkan Capex Jumbo 

PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) menyiapkan capex jumbo, Rp 1,5 triliun, tahun ini untuk menambah jumlah armada.
Market 31 menit yang lalu

MNC Sekuritas: IHSG Uji Rentang Ini, Intip Saham-Saham Calon Cuan di Hari Kejepit

MNC Sekuritas memprediksi IHSG hari ini uji rentang 6.693-6.731. Intip saham-saham calon cuan di hari kejepit ini. Salah satunya BBKP.
Business 45 menit yang lalu

Pengembang Perkuat Properti Komersial

Para pengembang memperkuat properti komersial di area proyek yang dikembangkannya. Kehadiran properti komersial selain menggairahkan kawasan
Market 1 jam yang lalu

Harga CPO Rontok Dua Hari Berturut-turut

Harga kontrak CPO di Bursa Malaysia Derivatives kembali melemah pada perdagangan Kamis, sehingga rontok dua hari berturut-turut. 
Finance 1 jam yang lalu

Laba Perbankan Nasional Tembus Rp 200 Triliun

Industri perbankan sepanjang 2022 berhasil mencatatkan kinerja positif, di mana laba bersih perbankan nasional tembus Rp 200 triliun,
Copyright © 2023 Investor.id