Kamis, 23 Maret 2023

Rupiah Kamis Turun di Tengah Isu Krisis Credit Suisse Bank

Grace El Dora
16 Mar 2023 | 12:11 WIB
BAGIKAN
Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta pada 31 Januari 2023. (Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom)
Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta pada 31 Januari 2023. (Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom)

JAKARTA, investor.id – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Kamis (16/3) tergelincir di tengah isu krisis Credit Suisse Bank di Swiss. Harga sahamnya yang terus turun dan mengalami kesulitan likuiditas.

Rupiah pada Kamis pagi dibuka turun 51 poin atau 0,33% ke posisi Rp 15.433 per dolar AS, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.382 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan masalah Credit Suisse Bank memicu kekhawatiran pasar krisis perbankan Amerika Serikat (AS) menyebar ke Eropa. Hal itu mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman seperti emas dan dolar AS.

Advertisement

“Hal ini bisa mendorong pelemahan rupiah sebagai aset berisiko hari ini terhadap dolar AS,” kata Ariston, menurut laporan Antara, Kamis.

Dolar AS menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), didorong pembelian safe haven setelah saham Credit Suisse jatuh menyusul pengungkapan “kelemahan” dalam pelaporan keuangannya yang memperbaharui kekhawatiran investor bahwa krisis perbankan global yang meluas mungkin sedang terjadi.

Kegagalan beberapa bank regional di Amerika Serikat (AS) dengan runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) California dan Signature Bank dari New York, saham Credit Suisse anjlok lebih dari 20% selama jam perdagangan memicu kembali kekhawatiran tentang penularan sektor perbankan AS yang mendunia.

Didirikan pada 1856, Credit Suisse adalah bank terbesar kedua di Swiss dan memiliki pengaruh penting di pasar modal global. Sejak 2021, bank diganggu oleh berita negatif seperti kerugian investasi. Harga saham Credit Suisse terus turun dan nilai pasarnya turun drastis.

Pada awal Februari, Credit Suisse membukukan rugi bersih sebesar 7,3 miliar franc Swiss untuk 2022, sedangkan pada 2021 rugi bersihnya sebesar 1,7 miliar franc Swiss.

Saham-saham di Credit Suisse, yang berjuang untuk pulih dari serangkaian skandal, telah terpukul selama 12 bulan terakhir. Saham itu bernilai sekitar 80 franc Swiss pada 2008, tetapi menyusut menjadi 1,55 franc Swiss pada Rabu (15/3).

Penurunan terbaru dipicu ketika pemegang saham terbesarnya, Saudi National Bank, mengatakan tidak dapat memberikan bantuan keuangan lebih lanjut untuk pemberi pinjaman yang kesulitan itu. Klien-klien kaya telah menarik miliaran dari bank.

Credit Suisse sedang melakukan perombakan besar-besaran, memotong biaya dan pekerjaan, serta menciptakan bisnis terpisah untuk bank investasinya.

Di sisi lain, Ariston menuturkan pelemahan rupiah bisa tertahan karena krisis perbankan tersebut memperbesar kemungkinan bank sentral AS atau Federal Reserve (Fed) akan menahan suku bunga acuannya atau tidak terlalu agresif menaikkan suku bunganya pada rapat mendatang.

Ia memproyeksikan potensi pelemahan rupiah ke arah Rp 15.400 per dolar AS, dengan peluang tertahan di kisaran 15.350 per dolar AS.

Pada Rabu rupiah ditutup menguat tiga poin atau 0,02% ke posisi Rp 15.382 per dolar AS, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.385 per dolar AS.

Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 1 jam yang lalu

Riset Snapcart: Gratis Ongkir Jadi Daya Tarik Konsumen untuk Belanja Online

Penawaran menarik khususnya gratis ongkir sepertinya akan selalu menjadi salah satu kunci daya tarik utama
International 1 jam yang lalu

Bank Sentral Swiss Naikkan Suku Bunga 50 bps di Tengah Kekacauan

Bank sentral Swiss (Swiss National Bank/ SNB) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) pada Kamis (23/3).
Market 2 jam yang lalu

Kekayaan Lim Hariyanto Pemilik Harita Melonjak, Geser Posisi 12 Konglomerat!

Kekayaan Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, pemilik Grup Harita, tiba-tiba melonjak. Bahkan mengalahkan 12 atau selusin konglomerat.
Business 2 jam yang lalu

Ini Bukti Komitmen Ekonomi Berkelanjutan GRP

PT Gunung Raja Paksi (GRP) berkomitmen penuh menerapkan prinsip environment, social, and governance (ESG) dalam menjalankan roda perusahaan.
Finance 2 jam yang lalu

Outstanding Kredit Pinang Maksima dari Bank Raya Tumbuh 163%

Total outstanding kredit Pinang Maksima Bank Raya sampai dengan Desember 2022 sebesar Rp 159,4 miliar atau tumbuh sebesar 163,5% (yoy)
Copyright © 2023 Investor.id