Selasa, 30 Mei 2023

Wall Street Merosot dengan Kenaikan Suku Bunga Acuan AS

Grace El Dora
23 Mar 2023 | 08:06 WIB
BAGIKAN
Trader bekerja di lantai Bursa Efek New York selama perdagangan pagi pada 4 Januari 2023 di New York City, Amerika Serikat. (Foto: Michael M. Santiago/Getty Images/AFP)
Trader bekerja di lantai Bursa Efek New York selama perdagangan pagi pada 4 Januari 2023 di New York City, Amerika Serikat. (Foto: Michael M. Santiago/Getty Images/AFP)

NEW YORK, investor.id – Saham Wall Street jatuh ke zona merah pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah Federal Reserve (Fed) meluncurkan kenaikan suku bunga kesembilan berturut-turut. Bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut tetap menaikkan suku bunga acuan, meskipun ada kekhawatiran seputar sektor perbankan.

Fed menaikkan suku bunga pinjaman sebesar seperempat poin persentase atau 25 basis poin (bps), menggarisbawahi tekadnya untuk mengatasi inflasi yang membandel.

Tetapi regulator juga berusaha menghindari pergolakan lebih lanjut di sektor perbankan komersial, menyusul keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) yang cepat dan kekhawatiran akan penularan.

Menurut pantauan AFP, Dow Jones Industrial Average berakhir 1,6% lebih rendah pada 32.028,90, sementara indeks berbasis luas S&P 500 anjlok 1,7% menjadi 3.936,82.

Advertisement

Indeks Komposit Nasdaq yang padat teknologi turun 1,6% menjadi 11.669,96.

Gubernur Fed Jerome Powell dalam konferensi pers menekankan bank sentral berkomitmen untuk belajar dari episode gejolak perbankan ini, sambil mencatat kondisi keuangan juga semakin ketat.

“Pernyataannya dovish, tapi dia mengatakan sulit menilai resesi,” kata Peter Cardillo dari Spartan Capital, Kamis (23/3).

Powell juga menambahkan The Fed perlu memperkuat pengawasan dan regulasi bank.

“Setiap kali Anda mengajukan lebih banyak peraturan, itu jelas negatif dalam hal saham,” lanjut Cardillo.

Saham perbankan regional juga tergelincir pada Rabu (22/3), dengan First Republic Bank yang bermasalah berakhir 15,5% lebih rendah.

PacWest Bancorp anjlok 17,1%, sementara KeyCorp kehilangan 5,6%.

Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Lifestyle 5 menit yang lalu

Formula E Kembali Digelar, DHL Jadi Mitra Logistik Resmi

Menggunakan bahan bakar bio untuk semua angkutan darat dan laut, DHL memindahkan sekitar 415-ton kargo penting di setiap balapan.
Business 5 menit yang lalu

Telkomsel Fokus Perkuat Bisnis Broadband TelkomGroup

Telkom memperoleh persetujuan pemegang saham independen atas aksi korporasi pemisahan segmen usaha (spin-off) IndiHome ke Telkomsel.
Market 1 jam yang lalu

Wah, Garuda (GIAA) Pasang Target Pendapatan Naik Lebih Tinggi

Garuda Indonesia (GIAA) bersiap ‘lepas landas’ dengan target kenaikan pendapatan yang lebih tinggi tahun ini dibandingkan tahun lalu.
Market 2 jam yang lalu

Amman Mineral yang Lagi Garap Proyek Raksasa Segera IPO!

Amman Mineral Internasional, bagian dari Grup Medco, sebentar lagi akan menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham
Macroeconomy 2 jam yang lalu

Pemerintah Alokasikan Belanja K/L Rp 999,9 Triliun pada 2024

Kebijakan umum belanja K/L tahun 2024 antara lain penghapusan kemiskinan ekstrem, penurunan stunting, dan pengendalian inflasi.

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id