Bank Sentral Swiss Naikkan Suku Bunga 50 bps di Tengah Kekacauan

BERN, investor.id – Bank sentral Swiss (Swiss National Bank/ SNB) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) pada Kamis (23/3), menaikkan suku bunga ke level 1,5%.
Ini merupakan kenaikan keempat berturut-turut, ketika perubahan suku bunga kebijakan sejalan dengan ekspektasi analis.
“(Pengetatan moneter tambahan telah diberlakukan untuk melawan) peningkatan baru dalam tekanan inflasi,” kata bank dalam siaran pers, Kamis.
Menurut laporan CNBC, bank sentral tersebut juga menilai kenaikan lebih lanjut tidak dapat dikesampingkan. “Untuk memastikan stabilitas harga dalam jangka menengah,” tulisnya.
Inflasi tahunan rata-rata akan berada di rata-rata 2,6% pada 2023, kemudian bergerak ke level 2% pada 2024 dan 2025, menurut perkiraan baru oleh SNB. Sementara itu, inflasi diperkirakan akan mencapai 2,1% pada akhir 2025.
Kenaikan suku bunga terbaru datang karena inflasi di dalam negeri tetap jauh di atas target Bank Nasional Swiss antara 0% dan 2%.
Inflasi Swiss naik menjadi 3,4% pada Februari 2023 secara tahun ke tahun (YoY). Angka ini melebihi ekspektasi analis, meskipun indeks harga konsumen (CPI) hanya sebagian kecil dibandingkan melonjaknya inflasi di negara-negara tetangganya di Eropa.
Suku bunga negara pertama kali keluar dari wilayah negatif pada September 2022. Bank sentral Swiss mengejutkan pasar pada Juni 2022 ketika menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2007.
Bank Nasional Swiss telah mengisyaratkan akan ada kenaikan suku bunga lebih lanjut jika tekanan inflasi berlanjut.
“Tidak dapat dikesampingkan kenaikan tambahan dalam tingkat kebijakan SNB akan diperlukan untuk memastikan stabilitas harga dalam jangka menengah,” siaran pers dari bank sentral mengatakan pada Desember 2022.
“Untuk memberikan kondisi moneter yang sesuai, SNB juga bersedia aktif di pasar valuta asing sesuai kebutuhan,” tambahnya.
Bank Nasional Swiss telah menjadi sorotan global pada minggu lalu setelah setuju untuk meminjamkan kepada pemberi pinjaman Credit Suisse hingga 50 miliar franc Swiss (US$ 53,68 miliar). Saham bank pemberi pinjaman itu anjlok di tengah berita investor terbesarnya, Saudi National Bank, tidak akan memberikan bantuan keuangan lebih lanjut.
Garis hidup likuiditas dan akuisisi oleh UBS terjadi setelah serangkaian skandal dan kerugian yang menggemparkan bagi Credit Suisse.
Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Cetak Pendapatan US$ 20,4 M, Business Network International Lansir Chapter Magnify
Khusus di Indonesia BNI telah membuka 7 chapter dan akan menjadi 10 chapter dalam waktu dekat.PGAS Jadi Saham Recommended, setelah Kabar Ini Keluar
PGAS menjadi saham recommeded begitu kabar pengumuman dividen kakap tahun buku 2022 keluar.Formula E Kembali Digelar, DHL Jadi Mitra Logistik Resmi
Menggunakan bahan bakar bio untuk semua angkutan darat dan laut, DHL memindahkan sekitar 415-ton kargo penting di setiap balapan.Telkomsel Fokus Perkuat Bisnis Broadband TelkomGroup
Telkom memperoleh persetujuan pemegang saham independen atas aksi korporasi pemisahan segmen usaha (spin-off) IndiHome ke Telkomsel.Wah, Garuda (GIAA) Pasang Target Pendapatan Naik Lebih Tinggi
Garuda Indonesia (GIAA) bersiap ‘lepas landas’ dengan target kenaikan pendapatan yang lebih tinggi tahun ini dibandingkan tahun lalu.Tag Terpopuler
Terpopuler
