TOKYO, investor.id – Bank sentral Jepang (BoJ) harus benar-benar memeriksa program stimulusnya dan menyesuaikan suku bunga lebih fleksibel dalam menanggapi perubahan siklus ekonomi, kata Sayuri Shirai. Ia adalah akademisi yang dipandang sebagai kandidat untuk menjadi wakil gubernur bank sentral tahun depan.
Dengan momentum perekonomian Jepang yang kekurangan momentum, BoJ kemungkinan perlu mempertahankan suku bunga sangat rendah. Bahkan ini dinilai perlu diharapkan setelah masa jabatan Gubernur Haruhiko Kuroda yang dovish berakhir pada April 2022, kata Shirai. Kandidat wakil gubernur tersebut sudah menjabat sebagai anggota dewan BoJ selama lima tahun hingga 2016.
Baca juga: Warren Buffett Borong Saham di 5 Trading House Raksasa Jepang, Sahamnya Melonjak
Tetapi BoJ kemungkinan akan, dan seharusnya, melakukan tinjauan komprehensif terhadap eksperimen stimulus Kuroda selama satu dekade ketika penggantinya mengambil alih kepemimpinan tahun depan, katanya.
“Hal terpenting yang harus dilakukan oleh kepemimpinan baru BoJ adalah menglarifikasi dan menyederhanakan komunikasi kebijakannya,” kata Shirai kepada Reuters, dilansir Selasa (22/11).
“BoJ harus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan fleksibilitas kebijakan moneter. Setiap langkah yang diambil untuk tujuan ini akan berbeda dengan kenaikan suku bunga yang tajam,” imbuhnya.
Tinjauan tersebut akan membantu BoJ meletakkan dasar untuk mengubah kerangka moneternya, kata Shirai, yang saat ini menjadi profesor di Universitas Keio Jepang.
Dengan pengalaman sebagai ekonom di Dana Moneter Internasional (IMF), Shirai dipandang oleh beberapa pelaku pasar sebagai kandidat untuk mengisi salah satu dari dua jabatan wakil gubernur BoJ yang dibuka pada Maret 2022.
Baca juga: BI: Pertumbuhan PDB Indonesia 2023 Mungkin Melambat Jadi 4,4%
Di bawah pendekatan yang disebut kontrol kurva imbal hasil (yield), BoJ menargetkan -0,1% untuk suku bunga jangka pendek dan sekitar 0% untuk yield obligasi 10 tahun. Ia juga menawarkan untuk membeli obligasi dalam jumlah tak terbatas demi mempertahankan batas implisit 0,25% atas yield 10 tahun, sebuah kebijakan yang menurut para kritikus mendistorsi fungsi pasar obligasi.
Shirai mengatakan BoJ harus memperhitungkan perkiraan suku bunga netral Jepang, yang mungkin sangat rendah, ketika menentukan target yang tepat untuk suku bunga jangka pendek. Suku bunga netral tidak mensimulasikan atau membatasi pertumbuhan ekonomi.
Editor : Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Sumber : REUTERS
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS