JAKARTA, Investor.id - Pencabutan sanksi terhadap Rusia dianggap bagian dari negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam pernyataan tertulisnya yang diterbitkan Sabtu pagi (30/4/2022) seperti dilansir reuters. “Negosiasi damai yang berlangsung cukup sulit namun berlanjut setiap hari,” kata Lavrov.
"Saat ini, delegasi Rusia dan Ukraina sebenarnya mendiskusikan setiap hari melalui konferensi video rancangan kemungkinan perjanjian," kata Lavrov dalam komentarnya kepada kantor berita resmi China Xinhua yang diterbitkan di situs web kementerian luar negeri Rusia.
Di sisi lain, pihak Kiev memperingatkan sehari sebelumnya bahwa pembicaraan untuk mengakhiri invasi Rusia yang telah memasuki bulan ketiga, terancam kolaps.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah bersikeras sejak invasi dimulai pada 24 Februari, sanksi Barat terhadap Rusia perlu diperkuat dan tidak dapat menjadi bagian dari negosiasi.
Ukraina dan Rusia tidak mengadakan pembicaraan damai tatap muka sejak 29 Maret, dan suasana telah memburuk menyusul tuduhan Ukraina bahwa pasukan Rusia telah melakukan kekejaman saat mereka mundur dari kawasan di sekitar Kiew. Pihak Moskow sendiri telah membantah klaim tersebut.
Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" tetangganya. Ukraina dan Barat mengatakan Rusia melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.
"Agenda pembicaraan juga mencakup, antara lain, masalah denazifikasi, pengakuan realitas geopolitik baru, pencabutan sanksi, status bahasa Rusia," kata Lavrov, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
"Kami mendukung untuk melanjutkan negosiasi, meskipun itu sulit," imbuhnya.
Sekutu Barat Ukraina telah menjatuhkan sanksi besar-besaran terhadap Moskow. Mereka telah membekukan sekitar setengah dari cadangan emas dan mata uang asing Rusia.
Editor : Fajar Widhi (fajar_widhi@investor.co.id)
Sumber : REUTERS
Berita Terkait