Kinerja Bank Kinclong, Bukti Indonesia Tak Alami Krisis Ekonomi

Jakarta, Investor.id – Empat bank nasional papan atas kembali menikmati kenaikan laba yang mengesankan berkat kinerja yang baik sepanjang 2022. Keempat bank tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk (Mandiri), PT Bank Central Asia Tbk (BCA), serta PT Bank Negara Indonesia (BNI). Tiga bank merupakan bank BUMN, kecuali BCA yang merupakan bank swasta nasional.
Ekonom dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto memaparkan, sepanjang 2022 laba konsolidasi BRI mencapai Rp 51,17 triliun atau tumbuh 64,71%, Bank Mandiri Rp 41,17 triliun atau tumbuh 46,895, BCA Rp 40,75 triliun atau tumbuh 29,62%, adapun BNI Rp 18,31 triliun atau tumbuh 68,02%. Kinerja empat bank besar di Indonesia yang kinclong tersebut menunjukkan Indonesia tidak sedang mengalami krisis ekonomi seperti banyak negara lainnya di dunia.
"Ini luar biasa, memberikan sinyal yang kuat kepada kita bahwa Indonesia itu tidak mengalami krisis ekonomi atau tidak mengalami krisis ekonomi. Karena apa? Kalau Indonesia mengalami resesi atau krisis ekonomi, hampir pasti tidak mungkin kinerja bank-bank ini begitu cemerlang," kata Ryan Kiryanto dalam acara Focus Group Discussion 2023 bertema “Penerapan Prinsip Prudential Banking dalam Penyaluran kredit Bank BUMN” yang diselenggarakan Inabank secara daring, Senin (27/2/2023).
Baca Juga: Laba Lampaui Estimasi, Saham BCA (BBCA) Kian Menggiurkan
Ryan menambahkan, kinerja kinclong empat bank tersebut tidak akan terjadi bila kondisi ekonomi Indonesia buruk.
Dia menambahkan, di luar empat bank tersebut, kinerja Bank CIMB Niaga juga mengesankan dengan mencatat laba konsolidasi per 30 September 2022 sebesar Rp 5,12 triliun, tumbuh 24,96% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kalau ekonomi suatu negara itu bagus, stabil dan tumbuh positif, maka akan tercermin dari kinerja kegiatan perusahaan-perusahaan, salah satunya dari kinerja badan usaha perbankan," kata Ryan.
Ryan mengambil contoh, laba bersih Bank Mandiri yang mencapai Rp 41,17 triliun ditopang oleh kondisi makro ekonomi yang membaik. Selain itu juga didukung kebijakan strategis pemerintah dan regulator dalam menjaga stabilitas perekonomian, serta optimalisasi fungsi intermediasi perseroan.
Tercatat, hingga akhir 2022, penyaluran kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mampu tumbuh 14,48% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1.202,2 triliun. Alhasil, total asetnya secara konsolidasi berhasil mencapai Rp 1.992,6 triliun atau tumbuh 15,5% yoy, yang menjadi rekor terbesar sepanjang sejarah perseroan.
Untuk kinerja BRI, menurut Ryan ada dua hal yang menjadi kunci keberhasilan. Pertama, BRI berhasil melakukan efisiensi utamanya dengan menekan biaya dana melalui perbaikan struktur pendanaan, peningkatan dana murah (CASA), sejalan dengan keberhasilan menurunkan cost of credit.
Kedua, pendapatan berbasis komisi atau fee based income tumbuh double digit yang merupakan buah dari transaksi digital.
Editor: Aditya L Djono (adityalaksmanayudha@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Boy Thohir Mundur, Merdeka Copper (MDKA) Ambil Langkah Ini
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).Regulator Swiss Pertahankan Obligasi Kontroversial Credit Suisse US$ 17 Miliar
Regulator Swiss FINMA mempertahankan keputusannya agar Credit Suisse menghapuskan obligasi AT1 sebagai syarat penjualan darurat CS ke UBS.Pasar Kripto Reli, Bitcoin Butuh Katalis Baru
Pasar kripto reli, Bitcoin membutuhkan katalis baru agar bisa menembus level US$ 30 ribu.STA Resources (STAA) Cetak Penjualan Rp 6 Triliun, Wilmar Pembeli Terbesar
Sumber Tani Agung Resources (STAA) atau STA Resources membukukan penjualan Rp 6 triliun, Wilmar menjadi pembeli terbesar.Pilarmas: IHSG Melemah Terbatas, Cuan Bakal Bertebaran pada Lima Saham Ini
Pilarmas mengatakan, berdasarkan analisa teknikal, melihat IHSG hari ini berpotensi melemah terbatas. Cuan bakal bertebaran pada lima sahamTag Terpopuler
Terpopuler
