Mental Pemenang Kunci Menang Berkompetisi di Dunia Global

Oleh Herman Huang *)
Kemenangan Indonesia dalam Sepakbola Sea Games 2023 setelah terakhir memenangkannya 32 tahun lalu dan juga Basket Putri mendapatkan emas untuk pertamakalinya setelah penantian 64 tahun tentunya hasil dari sistem pembinaan dan yang tidak bisa kita pungkiri adalah mental pemenang dari para atlet dan pelatih.
Kita menyaksikan sendiri bagaimana kerasnya pertarungan Tim Sepakbola kita melawan Vietnam di Seminfinal dan lebih keras lagi di Final ketika melawan Thailand. Bentrokan sempat terjadi sampai-sampai Ketua PSSI yang juga Menteri BUMN,Erick Thohir turun ke lapangan untuk menenangkan tim bola Indonesia,pertandinganpun berlanjut dan selanjutnya adalah sejarah baru terukir Indonesia berhasil menang.
Tim Basket Putri tidak kalah sengitnya dalam pertarungan sehingga berhasil mendapatkan skor 12 dari 6 pertandingan termasuk melawan Juara Bertahan level Asean Filipina.
Penulis hendak menarik ilustrasi Sea Games ini ke tema yang lebih besar lagi yaitu persaingan/kompetisi di dunia global dan bagaimana Indonesia dapat memenangkannya. Dunia yang mengalami globalisasi dan kemudian de-globalisasi ini semakin kompleks dan kompetisi yang muncul juga sangat ketat. Tidak ada sektor yang bebas dari kompetisi dan proteksi bisnis yang memanjakan pemain domestik juga tidak akan membantu banyak ke depannya.
Mari kita tinjau dari sisi investasi masuk ke dalam negeri untuk ekosistem EV/Kendaraan Listrik. Kita melihat bagaimana Amerika Serikat dengan IRA (Inflation Reduction Act) berhasil memaksa banyak perusahaan dan negara untuk berinvestasi ke dalam negeri Amerika Serikat untuk memproduksi baterai,kendaraan listrik dan sebagainya.
Negara tetangga kita tidak kalah berhasilnya dalam menarik investasi seperti Vietnam yang dimotori oleh Grup Vinfast, Malaysia yang bekerjasama dengan Chery Tiongkok dan masuknya pabrikan sekelas BYD ke Thailand. Indonesia mencatatkan beberapa keberhasilan juga dengan komitmen investasi Hyundai.
Namun kita harus jujur bahwa kita belum mendapatkan atau menang banyak dalam percaturan investasi asing dalam ekosistem EV ini. Meskipun Indonesia mempunyai beberapa keunggulan alami seperti adanya bahan baku nikel,pasar yang besar dan tenaga kerja banyak yang masih murah ternyata keunggulan ini belum cukup kuat menarik banyak investor dari luar negeri yang kredibel.
Sementara itu percaturan bisnis perusahaan Indonesia di luar negeri belum seramai dan secanggih yang kita harapkan. Kita punya beberapa case yang bagus seperti penetrasi Indofood di berbagai pasar dunia terkait pabrik Indomie, produk Tolak Angin dari Sido Muncul yang sudah go internasional,kehadiran Telkom Internasional dan juga kehadiran beberapa perusahaan Karya di proyek-proyek luar negeri.
Namun kita harus akui bahwa produk dan perusahaan kita yang hadir dan mampu menjadi market leader sampai di luar negeri masih sangat minimal dan berpotensi dapat ditingkatkan drastis.
Kita bisa bayangkan bagaimana Petronas yang melakukan ekspansi hulu di banyak sekali negara,jauh lebih banyak dan lebih awal di bandingkan Pertamina. Petronas sekarang juga sedang gencar di bisnis renewable dengan hadirnya Gentari dan mulai berekspansi ke luar negeri seperti India.
Tiongkok bahkan berhasil mendudukan banyak sekali perusahaan global di list Fortune. Hampir sebagian warga dunia pasti pernah mendengar Huawei, Alibaba dan sebagainya, padahal Tiongkok baru membuka diri di tahun 1979 dan sebenarnya baru mulai ekspansi ke luar negeri di era 2000-an.
Penulis dalam tulisan ini tidak akan mendalami soal politik atau struktur governance perusahaan/BUMN di luar negeri maupun Indonesia namun lebih akan berfokus pada pentingnya untuk mental pemenang hadir dalam segenap elemen bangsa termasuk korporasi kita.
Penulis pernah berdiskusi mendalam dengan beberapa eksekutif migas dari ONGC dan Reliance. Dalam diskusi ini muncul pertanyaan kenapa ONGC misalnya berinvestasi sampai ke Russia dan Reliance bahkan membeli minyak Russia dalam jumlah banyak sejak 2022 untuk direkspor ke luar negeri.
Jawaban lugas dari rekan-rekan India adalah hak semua bangsa untuk membeli minyak yang murah untuk keuntungan dan juga ketahanan energi dalam negeri India dan kemudian mengolahnya untuk kepentingan komersial internasional (menjadi pedagang perantara pasca Russia disanksi besar-besaran).
Mereka berucap kalau bangsa lain boleh,kenapa India dengan 1.4 Milyar penduduk dan kemampuan refining yang besar,tidak boleh membeli juga dari Russia ? Saya sangat kagum dengan jawaban masuk akal,berpikir cuan namun berbalut nasionalisme tersebut.
Ini jawaban yang menurut saya merupakan jawaban dari orang-orang yang mempunyai mental pemenang. Kita kesampingkan dulu dalam hal ini soal konflik Ukraina-Russia dan siapa yang benar dan salah secara etis. India sendiri di sisi renewable berhasil mencetak rekor dengan pertumbuhan energi baru terbarukan yang tertinggi kedua di Asia per 2022 tersebut.
Penulis juga pernah berdiskusi dengan beberapa eksekutif dari perusahaan Tiongkok mengenai teknologi yang ditawarkan oleh mereka. Mereka mengakui bahwa dalam hal teknologi advance seperti semikonduktor Tiongkok masih kalah dibandingkan Amerika Serikat dan Taiwan.
Namun pada saat bersamaan mereka juga berani menyatakan bahwa mereka terus belajar dan bekerja keras untuk menutup gap tersebut,tentunya terencana dan selangkah demi selangkah.
Mereka rela dibilang bodoh atau ketinggalan jaman dari sisi fase teknologi. Mereka menerima dan mencatat keluhan dari para pelanggan dan para pesaing dan menjadikannya sebagai feedback dan cambuk untuk perbaikan.
Kelihatan sekali mental pemenangnya para eksekutif ini dimulai dari berpikir menang dan berencana untuk menang untuk kemudian menjadi menang besar-besaran di masa depan.
Kembali ke Indonesia,kita mempunyai sumber daya manusia yang besar,sumber daya alam yang melimpah dan juga bonus demografi yang bisa menjadi berkah atau kutukan sekaligus.
Kehadiran Generasi milenial sebagai generasi penerus yang sering diidentikan sebagai generasi instan yang lebih gampang mengeluh dan menyerah (karena memang hidupnya lebih dimudahkan dan lebih enak karena buah pembangunan selama ini) perlu menjadi perhatian khusus para pemimpin bangsa. Indonesia masih dalam posisi yang kita harus jujur masih terjebak dalam “Middle Income Trap” karena kurangnya industrialisasi dan inovasi yang berdaya tambah tinggi muncul di Indonesia.
Kalau kita list perusahaan BUMN dan nasional kita yang mempunyai paten internasional,akan muncul list yang sangat sedikit atau bahkan tidak ada. Kita harus berani mengobarkan dan mengajarkan mental pemenang bagi segenap eksekutif kita,peneliti kita,segenap pemimpin kita,segenap pengusaha/wirausaha kita,elemen bangsa lainnya supaya Indonesia dapat terbang tinggi keluar dari Middle Income Trap dan menjadi bangsa unggul dan maju sepenuhnya di 2045 atau 2050 mendatang.
Ambil contoh dalam konteks transisi energi sendiri yang baru menjadi trend baru,Indonesia dapat mengambil kepemimpinan segera dengan menumbuhkan dan mendukung teknologi dan inovasi lokal milik anak bangsa,yang kita harus akui masih akan jelek di awal tapi berangsur akan membaik dan kalua dapat bersabar dan konsisten kemudian dapat memperoleh paten,dapat diekspor dan Go Internasional.
Mental Pemenang bukan sekedar di slogan cinta produk dalam negeri,slogan-slogan pada saat pawai jalanan namun dibawa menjadi Falsafah hidup di kehidupan sehari-hari.
Semoga dengan semakin kuatnya mental pemenang kita yang dapat diperkuat dengan training dan coaching maka kita akan saksikan banyak perusahaan kita go internasional, anak bangsa mendapatkan penghargaan internasional sekelas Nobel atau penghargaan lainnya, menjadi juara di olahraga,menjadi negara yang semakin disegani di level Asia dan Internasional.
*) CEO PT Semesta Energi Services
Editor: Imam Suhartadi (imam_suhartadi@investor.co.id)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkini
Cari lokasi SIM Keliling di Jakarta? ini Infonya...
Cari lokasi SIM Keliling di Jakarta? Ini infonya...MNC Sekuritas: IHSG Terkoreksi, Pemodal Berpotensi Beli Murah ANTM Hingga UNVR
MNC Sekuritas memprediksi IHSG hari ini terkoreksi. Pemodal berpotensi beli murah atau buy on weakness saham ANTM hingga UNVR.Saham-Saham Inggris, Jerman dan Prancis Ditutup Melemah
Saham-saham Inggris, Jerman dan Prancis ditutup melemah pada perdagangan Selasa (30/5/2023).Terungkap! Rencana di Balik IPO Amman Mineral
PT Amman Mineral Internasional Tbk akhirnya siap menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.Tok! Amman Mineral Internasional IPO, Incar Dana Rp 12,9 T
PT Amman Mineral Internasional Tbk akhirnya siap menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.Tag Terpopuler
Terpopuler
