JAKARTA, investor.id - Investor legendaris Lo Kheng Hong mengaku beberapa tahun pertama berinvestasi saham, dirinya bukan untung malah rugi terus.
Pengalaman itu diceritakannya saat menjawab pertanyaan sahabatnya, Lukas Setia Atmaja, dalam acara launching buku biografi Lo Kheng Hong yang digelar secara online pada April 2022. Rekaman videonya dapat disaksikan di kanal YouTube HungryStock.
Baca juga: Cerita Lo Kheng Hong Lolos dari Floating Loss Terbesarnya di Saham BUMI
“Pak Lo akhirnya memilih jalan saham 1989. Kita sudah banyak dengar cerita dari Pak Lo. Pertama kali beli saham IPO, waktu listing, Bapak rugi cutloss. Kedua kali juga demikian. Ikut IPO, cutloss juga. Nah pertanyaannya kenapa Bapak memilih jalan saham? Apakah waktu itu hanya ikut-ikutan, atau memang Pak Lo melihat oh ini mungkin bisa membuat mengantar Bapak mendapatkan kehidupan yang lebih baik waktu itu?” tanya Lukas dari rekaman video itu dikutip Selasa (29/11/2022).
Pak Lo, sapaan akrab Lo Kheng Hong, pun mengakui saat awal-awal dirinya berinvestasi saham malah berujung gagal.
“Iya Pak, saya masuk di bursa itu beberapa tahun pertama itu selalu gagal terus. Tadi Bapak sudah sebut saya dua kali beli IPO, listing jual. Ternyata ketika listing turun. Kemudian tahun 90 sampai tahun 92 itu ada tight money policy, saham-saham juga turun, selama 3 tahun itu saya rugi terus, tiap beli saham semua turun,” terang Lo Kheng Hong.
Baca juga: Lo Kheng Hong: Jangan lihat yang Makro, Bisa Pusing
Lo Kheng Hong melanjutkan, ketika menderita kerugian saat investasi saham di awal kariernya sebagai seorang investor, dia tak mau menceritakan kerugiannya itu kepada sang istri.
“Sehingga saya tidak berani cerita ke istri saya. Saya mengalami kerugian saya diam saja. Kalau saya cerita, nanti yang sedih jadi dua orang. Biarlah saya yang sedih saja sendirian, kalau saya cerita, nanti istri saya sedih, saya juga sedih. Ya udah saya yang tanggung kesedihan. Istri saya tidak tahu bahwa saya banyak mengalami kerugian. Dahulu itu beberapa tahun pertama selalu gagal gagal terus karena ada tight money policy dari JB Sumarlin, uang ketat tentu saja saham jadi ambruk,” tutupnya.
Editor : Theresa Sandra Desfika (theresa.sandra@investor.id)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait