JAKARTA, Investor.id - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ditutup turun Rp 12 (3,53%) menjadi Rp 328 atau telah berada di bawah harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang sebesar Rp 338 per saham.
Penurunan harga saham ARTO hingga di bawah harga IPO saham tersebut terjadi hanya dalam 10 hari transaksi bursa efek. Sedangkan saham greenshoe sebanyak 6,09 miliar untuk stabilisasi harga tidak mampu untuk menjaga kejatuhan saham GOTO ke bahwa harga IPO saham.
Baca juga: GOTO Beri Pinjaman Pemegang Sahamnya
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (25/4), saham GOTO bergerak dalam rentang Rp 318-338. Sedangkan harga terendah transaksi saham GOTO berada di level Rp 318 per saham. Saham GOTO juga menempati posisi top volume perdagangan saham hari ini. Adapun, pemodal asing merealisasikan penjualan bersih (net sell) saham GOTO hingga Rp 27,28 miliar.
Sebelumnya, GoTo Gojek telah menggelontorkan dana stablisasi harga senilai Rp 2,02 triliun dalam tiga hari terakhir atau hingga akhir pekan lalu. Total dana yang dikeluarkan telah mencapai 98,49% dari anggaran yang disiapkan.
GoTo melalui agen stabilisasi harga saham PT CGS CIMB Sekuritas menyiapkan dana stabilisasi harga saham senilai Rp 2,05 triliun atau setara dengan 6,09 miliar saham. Direktur CIMB Sekuritas Sugiharto Widjaja mengatakan, telah dilakukan pembelian sebanyak 3,46 miliar saham GOTO sepanjang 22 April 2022 dengan harga pelaksanaan Rp 336,27 per saham.
“Dengan demikian total saham yang telah dibeli telah mencapai 6 miliar saham atau setara dengan Rp 2,02 triliun. Jumlah tersebut merefleksikan 98,49% dari total saham untuk sabilisasi harga GOTO,” tulisnya melalui penjelasan resminya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Terkait target harga saham GOTO, Mandiri Sekuritas sebelumnya memberikan rekomendasi beli saham GOTO dengan target harga Rp 430 per saham. Target ini ditetapkan saat GOTO menggelar listing perdana di BEI.
“Kami percaya bahwa GOTO layak mendapatkan harga premium didukung dominasi pasar perseroan setelah melaukan integrasi ekosistem. Integrasi Gojek dengan Tokopedia bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan akhirnya dapa dimonetisasi dalam jangka panjang,” tulis riset Mandiri Sekuritas.
Mandiri Sekuritas menyebutkan bahwa GoTo satu-satunya perusahaan teknologi di kawasan Asia dan Indonesia yang terintrgrasi dan memiliki ekonsistem yang kuat, yaitu on-demand service, e-commerce, dan fintech service. Hal ini membuatnya unik, karena melayani 2/3 dari konsumsi rumah tangga di Indonesia. GoTo juga memiliki efek jaringan yang kuat tak tertandingi di Indonesia dan fokus pada pasar dalam negeri.
Mandiri Sekuritas memperkirakan pertumbuhan pendapatan tahunan (CAGR) mencapai 38,7% hingga 2024. Bahkan, margin keuntungan GoTo diprediksi mulai positif setidaknya tahun 2024.
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Berita Terkait