

Erick Thohir. Foto: IST
Erick Thohir Targetkan 8-12 BUMN IPO
Gita Rossiana (gita.rossiana@investor.co.id) ,Harso Kurniawan (harso@investor.co.id) ,Ester Nuky
JAKARTA, investor.id –Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pekan lalu, pihaknya menargetkan 8-12 BUMN dan anak-anak usahanya bisa menggelar IPO saham. Aksi melantai BUMN di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut diharapkan bisa terealisasi pada 2021-2023.
Erick juga mengatakan, grup BUMN harus dilandasi fokus strategi bisnis jangka panjang pascapandemi Covid-19. Ia menuturkan, saat ini, BUMN yang cukup sustain bersaing dengan perusahaan swasta dan asing adalah perbankan. Bank pemerintah itu kerap menjadi percontohan.

“Bank-bank BUMN perannya luar biasa, lebih baik jangan menambah bank lagi di BUMN kalau strategi komitmen tidak jelas. Kita pun harus memastikan dengan adanya Bank Syariah Indonesia ada keberpihakan dan kesetaraan, untuk market yang percaya industri syariah ini,” kata Erick saat pembukaan perdagangan di BEI dalam rangka perkenalan PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang mengambil kode saham BRIS ini, Kamis (4/2/2021).

Sesuai roadmap Kementerian BUMN, kata Erick, pihaknya mengharapkan BUMN untuk go global bukan dengan jalan akuisisi, tapi tumbuh sehat dan masuk persaingan peringkat internasional.
“Sejumlah BUMN masuk persaingan peringkat internasional, yang tercermin dari pengakuan majalah asal Amerika Serikat Forbes yang merilis daftar 2.000 perusahaan publik terbesar global pada 2019. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) masuk dalam daftar Forbes tersebut,” paparnya.

Jangan yang Merugi
Menanggapi rencana tersebut, Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengingatkan, dari sisi pasar saham, pemerintah juga perlu mencermati kondisi psikologis para investor, apakah mereka sudah agresif masuk atau masih wait and see.

Ini penting, mengingat pada dasarnya IPO ibarat menjual barang, sehingga harus melihat animo investor selaku pembeli. Sektor BUMN yang akan menggelar IPO, kata Reza, juga perlu dilihat, apakah ‘seksi’ atau tengah dihantam sentimen negatif.

“Prinsipnya, jangan memaksakan BUMN menggelar IPO saat sektornya atau kinerja keuangannya sedang jeblok. Ini akan memengaruhi penerimaan pasar,” tandasnya. (fur/tm/esa/mwd)
Baca juga https://investor.id/market-and-corporate/pemerintah-harus-tambah-anggaran-infrastruktur
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Berita Terkait