

Minat pemodal terhadap saham-saham baru di pasar perdana atau initial public offering (IPO) tetap tinggi. Foto ilustrasi: Investor Daily/DAVID GITA ROZA
IPO, Sunter Hotel Berpeluang Raih Dana Rp 22,5 Miliar
Gita Rossiana (gita.rossiana@investor.co.id)
JAKARTA, investor.id - PT Sunter Lakeside Hotel Tbk berencana menggalang dana melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Dana yang berpotensi diraih dari aksi tersebut adalah Rp 22,5 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perseroan menawarkan 150 juta unit saham dengan harga penawaran Rp 150 per saham. Sementara harga nominal dari saham tersebut adalah Rp 100 per saham.
Sesuai rencana, perseroan sudah mendapat pernyataan efektif IPO pada 18 Maret 2021. Masa penawaran umum dilakukan pada 19-23 Maret 2021. Distribusi secara elektronik pada 26 Maret 2021 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 Maret 2021.
Perseroan melakukan penawaran umum secara online melalui website PT Bima Registra. PT Victoria Sekuritas Indonesia akan membantu perseroan dalam pelaksanaan IPO dengan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Seluruh dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk pengembangan hotel secara bertahap, yakni mulai 2021 dan dilanjutkan pada 2022.
Adapun pengembangan yang akan dilakukan adalah untuk fasilitas utama dan fasilitas penunjang hotel serta renovasi long stay room.
Selain Sunter Hotel, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, ada 26 perusahaan yang berencana melakukan IPO saham tahun ini. Sebanyak 20 dari 26 perusahaan tersebut merupakan perusahaan dengan skala aset menengah ke atas.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, berdasarkan pipeline BEI per 8 Maret 2021, ada 26 perusahaan yang masih menjalani proses evaluasi pencatatan saham. Dari 26 perusahaan tersebut, sebanyak 6 perusahaan yang akan IPO merupakan perusahaan aset skala kecil dengan nilai aset di bawah Rp 50 miliar.
Kemudian, sebanyak 11 perusahaan masuk dalam kelas aset skala menengah, yakni Rp 50-250 miliar. Selanjutnya, 9 perusahaan masuk ke kelas aset besar di atas Rp 250 miliar.
Sementara dilihat dari sektornya, sebanyak 4 perusahaan berasal dari sektor basic materials, 2 perusahaan dari sektor industrials, 3 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, 7 perusahaan dari sektor consumer cyclicals, dan 3 perusahaan dari sektor properties and real estate. Selanjutnya, 4 perusahaan dari sektor teknologi, 1 perusahaan dari sektor infrastruktur dan 2 perusahaan dari sektor energi.
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily