Kamis, 30 Maret 2023

B20 Hasilkan 4 Rekomendasi Atasi Kesenjangan Digital Global

Abdul Muslim
14 Nov 2022 | 22:23 WIB
BAGIKAN
Direktur Utama  PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah. (IST)
Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah. (IST)

JAKARTA, investor.id - B20 Digitalization Task Force Forum yang digelar di Bali menghasilkan empat rekomendasi kebijakan (policy recommendations) untuk menjembatani kesenjangan digital. Rekomendasi ini juga diberikan sebagai upaya untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi global pascapandemi Covid-19 dengan digitalisasi.

Empat rekomendasi terdiri atas mendorong pemerataan konektivitas secara universal, membangun fondasi bagi ekonomi digital berkelanjutan, menanamkan pola pikir dan literasi digital bagi individu maupun pelaku UMKM, serta memperkuat keamanan siber untuk memberikan perlindungan bagi pengguna.

Bersamaan dengan perhelatan forum dialog B20 yang telah melaksanakan puncak konferensi pada Minggu (13/11/2022), Chair B20 Digitalization Task Force sekaligus Direktur Utama  PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah  pun memaparkan empat rekomendasi kebijakan tersebut.

Pertama, mendorong pemerataan konektivitas secara universal. Hal ini perlu dilakukan untuk menjembatani kesenjangan digital dengan mengatasi hambatan akses untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital dan layanan pemerintah. Kedua, membangun fondasi bagi ekonomi digital yang  berkelanjutan dan tangguh.

Menurut Ririek, saat ini, ekonomi digital setara dengan 15,5% dari produk domestik bruto (PDB) global. Diperkirakan, 70% dari nilai yang diciptakan dalam perekonomian pada dekade berikutnya bergantung pada infrastruktur digital yang mendukung bisnis berbasis digital.

“Karena itu, sangat penting untuk mempercepat pengembangan dan adopsi infrastruktur digital untuk membuka pertumbuhan dan membantu pembangunan ketahanan di seluruh negara,” tutur Ririek, dikutip Senin (14/11/2022).

Baca juga: B20: Digitalisasi dan Kolaborasi Multipihak Dorong Pertumbuhan UMKM 

Ketiga, lanjut dia, menanamkan pola pikir dan literasi digital bagi setiap individu maupun pelaku UMKM, sehingga dapat beradaptasi dengan baik mengikuti arus perkembangan ekonomi digital. Poin terakhir, memperkuat keamanan siber untuk memberikan perlindungan terbaik bagi pengguna internet.

Untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, Telkom, sebagai tulang punggung digitalisasi di Indonesia, telah melakukan beragam upaya melalui penguatan kapabilitas pada tiga pilar bisnis, yakni infrastruktur digital, platform digital, serta layanan digital.

“Sangat menarik untuk melihat bagaimana digitalisasi mendorong ekonomi ke depan. B20 Indonesia 2022 memberi kita kesempatan untuk merefleksikan tanggung jawab kita. Digitalisasi membuka peluang baru bagi banyak orang. Dengan digitalisasi, saya yakin akan ada hari esok yang lebih baik,” imbuhnya.

Ririek melanjutkan, empat rekomendasi tersebut disampaikan karena B20 Digitalization Task Force mengidentifikasinya sebagai faktor penghambat digitalisasi yang merata di dunia. Karena itu, keempat rekomendasi tersebut relevan, bisa tepat sasaran, dan dapat ditindaklanjuti.

Baca juga: Menteri Ekonomi Digital G20 Sepakati Hasil DEWG 2022

Digitalisasi

Sementara itu, 2022 masih menjadi tahun yang penuh tantangan bagi seluruh sektor industri di dunia agar terus bekerja keras untuk pulih kembali dari pandemi Covid-19. Salah satu faktor yang bisa menjadi mendorong percepatan pemulihan dengan digitalisasi.

Ririek pun menyampaikan bagaimana teknologi digital mampu mengambil peran yang lebih inovatif, inklusif, dan menopang penciptaan pertumbuhan yang kolaboratif.

Dalam 15 tahun terakhir, ekonomi digital telah tumbuh 2,5 kali lebih cepat dari PDB Global. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Dunia, pada 2023, sebanyak hampir 1 miliar orang baru terhubung dengan internet secara global, sehingga  penetrasi internet global akan mencapai 66%.

Menurut data Microsoft Manufacturing Report (2019), dari sisi infrastruktur digital, potential value unlocked yang diperoleh dari pengembangan big data, artificial intelligence (AI), dan internet of things (IoT) di seluruh dunia diproyeksikan senilai US$ 19,5 triliun.

Editor: Abdul Muslim (abdul_muslim@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 10 menit yang lalu

Periode Cuti Bersama Idulfitri Maju, Ini Rincian Kalender Libur BEI Terbaru

Periose cuti bersama maju, BEI melakukan perubahan kalender libur bursa 2023. Bagaimana rincian perubahan kalender libur bursa tersebut?
Market 21 menit yang lalu

Emiten Ini Gandeng ABC Lithium Garap Baterai Motor Listrik

Entitas Grup MCAS melakukan kerja sama strategis dengan ABC Lithium dalam pengadaan dan perakitan baterai kendaraan listrik.
Market 31 menit yang lalu

Laba Bersih Jasa Armada (IPCM) Naik 10%

PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) membukukan laba bersih sebesar Rp 150,6 miliar pada 2022, meningkat 10% dari tahun lalu
International 41 menit yang lalu

Goldman Sachs Rombak Kepemimpinan di Grup Pembiayaan EMEA

Goldman Sachs Group Inc. mengubah pembiayaan global, setelah bank Wall Street gabungkan perbankan investasi dan bisnis perdagangannya.
Market 45 menit yang lalu

Bidik Pertumbuhan Kinerja, Siloam (SILO) Terapkan 4 Pilar Strategis

SILO menerapkan 4 pilar untuk mempertahankan pertumbuhan kinerja keuangan di tengah peningkatan kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan
Copyright © 2023 Investor.id