Selasa, 28 Maret 2023

Siapa Penguasa Pasar Smartphone di Indonesia? Cek di Sini

Emanuel Kure / Abdul Muslim
7 Jan 2023 | 15:46 WIB
BAGIKAN
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

JAKARTA, investor.id – Ponsel pintar (smartphone) asal Tiongkok menguasai pasar Indonesia dalam empat tahun terakhir. Oppo dan Vivo bersaing di peringkat 2 besar, sedangkan ponsel pabrikan Korea, Samsung, tergusur ke posisi ke-3.

Sebaliknya, di pasar global, Samsung terus bertengger di puncak, mengalahkan Iphone (Apple) dan merek-merek smartphone asal Tiongkok.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengguna ponsel di Tanah Air mencapai 355,62 juta pada 2020, tumbuh 4,2% dari tahun sebelumnya. Pada 2022, jumlah pengguna ponsel diperkirakan mencapai 365 juta, lebih banyak dibanding populasi 277,7 juta jiwa.

Sementara itu, International Data Corporation (IDC) Indonesia mengungkapkan, dari total penjualan 28,2 juta smartphone hingga kuartal III-2022, empat merek Tiongkok, yakni Oppo, Vivo, Xiaomi, dan Realme berkontribusi 19,6 juta unit, atau 69,5%.

Siapa Penguasa Pasar Smartphone di Indonesia? Cek di Sini

Di tengah kelesuan pasar, empat merek ponsel Tiongkok tersebut menjadi pendobrak dan selalu masuk lima besar di Indonesia. Sedangkan Samsung menempati peringkat berikutnya, bersaing dengan merek-merek Tiongkok. Secara bergantian, Oppo dan Vivo menjadi raja pasar ponsel smartphone Indonesia pada 2019-2022, mengalahkan Samsung.

Pada 2019, 2021, dan 2022, Oppo merajai pasar smartphone Tanah Air dengan pangsa pasar masing-masing 26,2%, 20,8%, dan 20,92%. Kecuali itu, Vivo pernah menjadi raja pasar pada 2020 dengan pangsa pasar 25,2%. Adapun Samsung tergusur ke peringkat ke-2 atau ke-3.

Terakhir, pada 2022, Samsung berada pada urutan ke-2 bersama Xiaomi dengan pangsa pasar (market share) 19,15%. Samsung pernah menjadi raja pasar smartphone di Indonesia pada 2017 dengan pangsa pasar 31,8%.

Siapa Penguasa Pasar Smartphone di Indonesia? Cek di Sini

Associate Market Analyst IDC Indonesia, Vanessa Aurelia mengatakan, dengan total penjualan 28,2 juta smartphone hingga kuartal III-2022, pasar smartphone di Indonesia kembali lesu. Khusus pada kuartal III tahun lalu, penjualan smartphone mencapai 8,1 juta unit atau turun 12,4% dibandingkan kuartal III-2021 (year on year/yoy) dan 14,6% dibandingkan kuartal II-2022 (quarter to quarter/q to q).

Pasar smartphone domestik, menurut Vanessa, masih lemah sebagai dampak inflasi yang mencapai 5,95% (yoy) pada September 2022 setelah harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan nonsubsidi naik. Penaikan harga BBM berdampak negatif terhadap daya beli masyarakat dan permintaan pasar.

Tekanan lebih besar dirasakan oleh ponsel segmen ultra-low-end (kurang dari US$ 100) dan segmen low-end (US$ 100<200). “Jumlah pangsa keduanya turun menjadi 75% dari 81% pada kuartal III-2021,” ujar Vanessa Aurelia di Jakarta, Jumat (6/1/2023).

Vanessa menambahkan, ada ponsel lokal, Advan, yang sempat bersaing dan masuk daftar tiga besar di Tanah Air pada 2017. Ketika itu, Advan masuk posisi tiga besar dengan penguasaan market share 7,7% di bawah Samsung sebesar 31,8% dan Oppo 22,9%.

Siapa Penguasa Pasar Smartphone di Indonesia? Cek di Sini

Namun setelah itu, ponsel Advan yang banyak berkiprah di segmen menengah terlempar dari lima besar karena kalah bersaing dengan ponsel asal Tiongkok yang lebih kaya fitur dengan harga yang relatif terjangkau.

Di sisi lain, berdasarkan data IDC Indonesia, Iphone juga tak pernah muncul dalam lima besar penguasaan pasar smartphone di Tanah Air karena merupakan perangkat paling premium, sehingga pasar dan pembelinya sangat terbatas. Saat ini, hampir semua ponsel baru Iphone dijual di atas Rp 10 juta per unit.

Total penjualan smartphone di Tanah Air pernah mencapai puncaknya sebanyak 40,9 juta pada 2021 sebagai dampak positif pemberlakuan kebijakan baru. Saat itu, pemerintah mewajibkan ponsel memiliki nomor International Mobile Equipment Identity (IMEI) yang terdaftar ke dalam mesin Centralized Equipment Identity Register (CEIR) di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), mulai 15 September 2020.

IMEI merupakan nomor identifikasi sebuah prangkat bergerak (mobile), termasuk di dalamnya smartphone, sebagai persyaratan agar bisa terhubung dengan jaringan operator telekomunikasi di Tanah Air. Selain itu, IMEI berfungsi menekan peredaran ponsel di pasar gelap (black market) dan meningkatkan pendapatan negara melalui bea masuk (BM) dan pajak.

Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkini


Macroeconomy 4 jam yang lalu

Indonesia Usung Tiga Prioritas dalam Keketuaan Asean 2023

Recovery–rebuilding, difokuskan pada upaya untuk pemulihan dan kebangkitan ekonomi dari pandemi Covid-19 yang melanda semua negara.
Market 4 jam yang lalu

Pendapatan Emiten Grup Djarum (TOWR) Melonjak, Laba Naik Tipis-tipis

Sarana Menara Nusantara (TOWR), emiten menara telekomunikasi milik Grup Djarum, mencetak pendapatan Rp 11,03 triliun pada 2022.
Finance 4 jam yang lalu

Sinarmas Asset Management Raih Penghargaan Best Mutual Fund 2023

Sinarmas Asset Management meraih penghargaan Best Mutual Fund tahun 2023 dari Infovesta Utama bekerjasama dengan Majalah Investor B-Universe
Business 4 jam yang lalu

Kinerja Bisnis Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Lampaui Target

optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggi
Lifestyle 4 jam yang lalu

Perempuan Harus Bisa Tingkatkan Kapasitas dan Kepercayaan Diri

Kaum perempuan bisa menempuh jalannya masing-masing dan berdampak positif, sesuai bidangnya.
Copyright © 2023 Investor.id