Minggu, 28 Mei 2023

Jokowi: Negara Berkembang Harus Jadi Bagian Rantai Pasok Kesehatan Global

Arnoldus Kristianus
15 Nov 2022 | 15:44 WIB
BAGIKAN
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka working session II Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). (Sumber: Youtube/Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka working session II Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). (Sumber: Youtube/Sekretariat Presiden)

NUSA DUA, investor.id Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, negara berkembang harus menjadi bagian dari rantai pasok kesehatan global termasuk pusat manufaktur dan riset. Itu diperlukan untuk mewujudkan kesetaraan fasilitas kesehatan antara negara maju dan berkembang.

Dalam hal ini, lanjut Presiden, baik negara maju maupun berkembang, harus memiliki fasilitas kesehatan dengan kesetaraan yang memadai. Hal tersebut sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya pandemi di masa mendatang.

“Negara berkembang perlu kemitraan yang memberdayakan. Negara berkembang harus menjadi bagian rantai pasok kesehatan global termasuk pusat manufaktur dan riset,” ucap Jokowi saat membuka working session II Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022).

Upaya mengurangi kesenjangan dapat dilakukan dengan sejumlah langkah seperti peningkatan investasi industri kesehatan, memperkuat kerjasama riset dan transfer teknologi, serta perluasan akses bahan baku produksi untuk negara berkembang.

Advertisement

Pada saat yang sama, lanjut Jokowi, Trips Waiver harus diperluas terhadap semua solusi kesehatan termasuk diagnostik dan terapeutik. “WHO (World Health Organization) juga harus merealisasikan komitmennya terkait hub dan spoke solusi kesehatan,” ucap Jokowi.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Mnekeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020 menyadarkan seluruh negara di dunia untuk menyiapkan langkah antisipasi. Meskipun saat ini pandemi Covid-19 telah mereda namun Indonesia dan negara anggota G20 lainnya tetap menyiapkan langkah mitigasi menghadapi pandemi khususnya dari sisi pendanaan.

Saat ini, kata Menkeu, banyak negara sudah bergerak menuju kehidupan normal baru dengan Covid-19, namun jutaan kasus baru serta ribuan kematian masih dilaporkan setiap minggu. Selain itu, penyebaran cacar monyet lintas batas menunjukan bahwa dunia bisa saja akan mengalami pandemi melalui jenis penyakit lain.

“Oleh karena itu, pentingnya dan urgensi pekerjaan kami untuk lebih siap menghadapi pandemi di masa depan, tetap relevan seperti sebelumnya,” ucap Sri Mulyani.

Editor: Nasori (nasori@investor.co.id)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 19 menit yang lalu

Menparekraf Dorong Pelaku Ekraf Pesawaran Perkuat Kolaborasi

KaTa Kreatif diikuti oleh 200 pelaku ekraf Kabupaten Pesawaran.
Market 35 menit yang lalu

Fluktuasi Harga Minyak Tinggi, Saham-Saham Migas Ini Tetap Potensial Cuan

Fluktuasi harga minyak diprediksi masih tinggi hingga akhir 2023. Meski demikian, beberapa saham migas tetap berpotensi cetak cuan.
Lifestyle 42 menit yang lalu

Waspada, Seharian Berada Dalam Ruangan Juga Bisa Terpapar Partikel Beracun

Banyak bisnis seperti kafe dan studio kebugaran, dan banyak tempat kerja juga mulai memasang pembersih udara di tempat mereka.
Market 4 jam yang lalu

Saham Garuda (GIAA) Tiba-tiba Terbang 27,4%, Fasten Your Seatbelts!

Saham Garuda Indonesia (GIAA) tiba-tiba naik drastis 27,4% selama sepekan. Bahkan saham GIAA masuk top 10 gainers dalam periode tersebut.
Finance 4 jam yang lalu

Manulife Indonesia Tetap Raih Kinerja Positif di 2022

Perusahaan asuransi Manulife Indonesia di tahun 2022 meraih kinerja positif walaupun berada di tengah kondisi ekonomi yang menantang.

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id