JAKARTA, investor.id - Luis Suarez menangis sesegukan di bench timnas Uruguay. Ia bahkan tak kuasa dihibur koleganya saat kembali memasuki lapangan untuk sekedar mengucap simpati pada pendukung timnas Uruguay. Ia meratapi nasib timnya yang gagal lolos babak 16 besar meski menang 2-0 atas Ghana.
Tangis itu terus berlanjut saat mantan pemain Barcelona dan Liverpool itu memasuki lorong menuju ruang ganti. Tangis di ujung lorong itu kontras dengan kegembiraan yang membuncah dari aktor yang sama di FIFA World Cup 2010.
Kala itu, 2 Juli 2010, dalam gegap gempita Stadion Soccer City, Johannesburg, Afrika Selatan, Uruguay menyingkirkan Ghana dengan cara yang kejam. Aktornya, ya Luis Suarez juga.
Bagaimana tidak, sepakan Asamoah Gyan ke gawang Uruguay yang sudah ditinggal penjaga gawang, tiba-tiba membentur kedua telapak tangan Suarez yang dengan sengaja mengadang bola. Kartu merah dilayangkan wasit, dan Asamoah Gyan mengambil tanggung jawab besar di pundaknya.
Baca juga: Uruguay Gagal, Korea Selatan dan Portugal Lolos ke 16 Besar Piala Dunia 2022
Luis Suarez yang telah diganjar kartu merah, berdiri di ujung lorong ruang ganti dengan ekspresi keyakinan penalti akan gagal. Ia pun melompat kegirangan merayakan kegagalan Ghana, setelah sepakan Asamoah Gyan, yang bermain di klub Sunderland, Inggris, kandas di tangan Fernando Muslera, kiper Uruguay kelahiran Argentina.
Namun, kisah di Stadion Al Janoub, Al-Wakrah, Qatar semalam berbeda alur untuk Luis Suarez dan timnas Uruguay.
Karma dibayar kontan, La Celleste. Timnas Uruguay pun angkat koper. Pada 2 Juli 2010 di Stadion Soccer City, Johannesburg, Afrika Selatan, Suarez melompat kegirangan merayakan kemenangan culasnya. Pada 2 Desember 2022, di Stadion Al Janoub, Al-Wakrah, Qatar, Suarez nelongso meratapi nasib negaranya yang tragis.
Ghana memang tidak menang melawan Uruguay, namun kemenangan dengan skor 2-0 itu tidak cukup menolong Uruguay. Upaya La Celleste menambah gol untuk bisa lolos, selalu kandas oleh perlawanan heroik Black Star, julukan timnas Ghana, yang enggan kembali kebobolan.
Baca juga: Menanti Gebrakan Belanda Saat Hadapi Amerika Serikat di 16 Besar Piala Dunia 2022
Peluit panjang yang dibunyikan wasit Daniel Siebert, asal Jerman, pada menit ke-98 pun bagai vonis mati untuk Luis Suarez dan timnya. Gantian Black Star membuyarkan mimpi Uruguay dengan caranya sendiri.
Ketika para pemain Uruguay seperti Edinson Cavani, Jose Gimenez, Diego Godin, dan Fernando Muslera mengejar wasit Siebert usai pertandingan, Luis Suarez yang biasanya gemar provokasi, tak beranjak dari bench. Ia terlihat terus menangis.
Suarez yang menolak meminta maaf usai mengkandaskan mimpi Ghana pada 2010, kini harus meratapi karmanya. Walau telah 12 tahun berlalu, jagad sepak bola masih ingat benar kejadian pada piala dunia yang disemarakkan dengan theme song Waka Waka, yang dilantunkan Shakira, mantan istri Gerard Pique, rekan setim Suarez kala berseragam Barcelona.
Selamat jalan Luis Suarez, selamat jalan La Celleste! Mimpimu kandas di rerumputan Stadion Al Janoub, Al-Wakrah, Qatar...
Editor : Frans (ftagawai@gmail.com)
Sumber : Majalah Investor
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS