JAKARTA, Investor.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatatkan temuan sebanyak 48 kasus subvarian Omicron XBB di Indonesia hingga Kamis (10/11/2022). Sedangkan kasus Covid-19 nasional mengalami kenaikan dua kali lipat dalam enam pekan terakhri.
Merespons perkembangan kasus XBB ini, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, belum bisa dikatakan subvarian Omicron XBB menjadi pemicu utama adanya tren peningkatan kasus Covid-19 di Tanah Air.
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik Dua Kali Lipat Dalam 6 Minggu, Apa Pemicunya?
“Untuk itu, jangan menunggu penyebab pasti penyebab kasusnya, namun kita perlu berfokus pada langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan”, kata Wiku pada konferensi pers daring terkait; “Perkembangan Penanganan Covid-19 di Indonesia,” secara daring, Kamis (10/11//2022).
Wiku menuturkan pemerintah terus melakukan serosurvey whole genome sequencing (WGS) untuk mengidentifikasi kasus-kasus dengan varian baru di Indonesia. Namun, sembari menunggu hasil pemeriksaan keluar, Wiku mengimbau kepada seluruh kepala daerah, khususnya DKI Jakarta menjadi yang tertinggi untuk kasus positif yaitu 11.422 kasus positif mingguan. Kemudian, Jawa Tengah menjadi yang tertinggi untuk kematian, yaitu 63 kematian mingguan serta Sumatera Selatan menjadi tertinggi untuk BOR mingguan, yaitu 22,83% untuk memantau perkembangan kasus di daerah masing-masing.
Baca juga: Bertambah, Kemenkes Catat 48 Kasus Subvarian Omicron XBB di Indonesia
“Dengan kembali normalnya kegiatan sosial ekonomi seperti pernikahan, kegiatan sosial, festival musik maupun pusat perbelanjaan, agar masyarakat memperhatikan protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19,” ucapnya.
Dalam hal ini, untuk memperketat kembali protokol kesehatan (prokes) di tempat umum dan kegiatan ekonomi yang sudah berjalan. Selain itu, masyarakat mengalami gejala Covid-19 ataupun yang berkontak erat dengan pasien positif Covid-19 untuk segera melakukan testing.
Wiku menerangkan bahwa varian XBB merupakan subvarian Omicron yang merupakan gabungan dari BA10.1 dan BA.2.75. Berdasarkan data global per 10 November 2022, subvarian Omicron XBB sudah tersebar di 37 negara di dunia.
Baca juga: Subvarian Omicron XBB Muncul, Vaksin Yang Beredar Masih Efektif
Singapura, India, dan Australia menjadi negara dengan subvarian Omicron XBB yang tertinggi. Adapun gejala yang ditimbulkan subvrain Omicron XBB mirip dengan gejala Covid-19 pada umumnya. “Mulai dari demam, batuk, kelelahan, nyeri otot, dan anosmia hingga diare,” ucapnya.
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS