Ekonomi Kuartal III Tumbuh 4,73%

JAKARTA – Ekonomi Indonesia pada kuartal III-2015 tumbuh 4,73% (yoy), lebih tinggi dari kuartal sebelumnya sebesar 4,67%, namun lebih rendah dibandingkan kuartal sama 2014 sebesar 4,92%.
Sedangkan secara kumulatif sampai September 2015, ekonomi Indonesia tumbuh 4,71%. Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2015 terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q) tumbuh 3,21%.
Adapun angka pertumbuhan domestik bruto (PDB) berdasarkan harga berlaku di kuartal III-2015 sebesar Rp 2.982,6 triliun dan berdasarkan harga konstan 2010 sebesar Rp 2.311,2 triliun.
Deputi Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, realisasi pertumbuhan pada kuartal III-2015 menjadi titik balik pertumbuhan ekonomi tahun ini.
“PDB kuartal III tumbuh 4,73% lebih bagus dibandingkan kuartal II sebesar 4,67% dan kuartal I sebesar 4,72%. Mudah-mudahan ini jadi turning point,” kata dia dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Kamis (5/11).
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2015 bisa menembus 4,85%.
Suhariyanto menjelaskan, lapangan usaha yang tumbuh tinggi pada kuartal III-2015 adalah informasi dan komunikasi 10,83%, diikuti jasa keuangan dan asuransi 10,35% serta jasa pendidikan 8,25%.
“Pertumbuhan didukung oleh hampir semua lapangan usaha, kecuali sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami kontraksi sebesar 5,64%, akibat terpengaruh turunnya harga komoditas global,” ujar dia.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi, industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,92%, diikuti konstruksi 0,65%, informasi dan komunikasi 0,48% serta pertanian, kehutanan dan perikanan 0,46%.
Dari sisi PDB pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen konsumsi pemerintah 6,56%, diikuti konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) 6,39%, konsumsi rumah tangga 4,96%, dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 4,62%.
“Komponen lainnya mengalami pertumbuhan negatif, yaitu ekspor yang mengalami kontraksi 0,69 persen dan impor yang minus 6,11 persen, yang sebagian besar disebabkan turunnya kinerja ekspor dan impor barang,” kata Suhariyanto. (bersambung)
Baca selanjutnya di
http://id.beritasatu.com/home/jawa-berikan-kontribusi-pdb-5827/131689
Editor: Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Ramadan 2023, SiCepat Catat Lonjakan Volume Pengiriman hingga 20%
SiCepat melakukan penambahan SDM hingga 20% di bagian operasional agar SLA tetap terjaga saat menghadapi kenaikan volume pengiriman paket.Laba Bersih Austindo (ANJT) Anjlok 42%, Ini Penyebabnya
PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatat laba bersih sebesar US$ 21,2 juta pada 2022.Sesi II, IHSG Berpotensi Uji Level Tertinggi
Phintraco Sekuritas memprediksi sesi II, IHSG berpotensi uji level tertinggi.Intip Cara Lion Air Rawat Pesawat
Lion Air Group memastikan perawatan pesawat udara adalah aspek yang sangat utama.Terkuak Penyebab IHSG Menguat, Salah satunya Soal Perpu Cipta Kerja
Terkuak penyebab IHSG hari ini menguat, salah satunya soal Perpu Cipta Kerja.Tag Terpopuler
Terpopuler
