Sabtu, 1 April 2023

Mantap, Surplus Kembar NPI dan Transaksi Berjalan Benar Terbukti

Triyan Pangastuti
18 Feb 2022 | 11:28 WIB
BAGIKAN
Erwin Haryono
Erwin Haryono

JAKARTA, investor.id - Bank Indonesia melaporkan telah terjadi surplus kembar pada neraca pembayaran Indonesia (NPI) dan neraca transaksi berjalan sepanjang tahun 2021.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan,  NPI tahun 2021  surplus  cukup tinggi, mencapai US$ 13,5 miliar.  Angka ini jauh meningkat dibandingkan  surplus pada tahun sebelumnya sebesar US$ 2,6 miliar. “Perkembangan tersebut ditopang oleh surplus transaksi berjalan serta surplus transaksi modal dan finansial”ucapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (18/2).

Transaksi modal dan finansial pada 2021 juga membukukan surplus 11,7 miliar dolar AS,  lebih tinggi dari capaian  tahun sebelumnya sebesar 7,9 miliar dolar AS. Peningkatan terutama ditopang oleh investasi langsung dan investasi portofolio.

Meski begitu, kinerja NPI kuartal IV juga mencatat defisit rendah sebesar 0,8 miliar dolar AS, ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang berlanjut, di tengah transaksi modal dan finansial yang mencatat defisit. 

Secara rinci, realisasi untuk transaksi modal dan finansial pada kuartal IV 2021 tetap terjaga terutama ditopang oleh surplus investasi langsung di tengah ketidakpastian keuangan global yang berlanjut. 

“Optimisme investor terhadap prospek pemulihan ekonomi domestik mendorong aliran masuk neto investasi langsung pada kuartal IV 2021 sebesar 3,4 miliar dolar AS, naik dibandingkan dengan capaian surplus 3,2 miliar dolar AS pada triwulan sebelumnya”ucapnya.

Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global yang berlanjut menyebabkan penyesuaian aliran modal keluar pada investasi portofolio terutama dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) domestik di tengah kinerja saham yang masih mencatat surplus.

Selain itu, transaksi investasi lainnya mencatat defisit akibat peningkatan pembayaran utang luar negeri swasta yang jatuh tempo. Dengan perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada kuartal IV 2021 mencatat defisit sebesar 2,4 miliar dolar AS  (0,7% dari PDB).

Lebih lanjut, untuk surplus transaksi berjalan pada tahun lalu  membukukan surplus sebesar 3,3 miliar dolar AS (0,3% dari PDB), setelah mencatat defisit pada 2020 sebesar 4,4 miliar dolar AS (0,4% dari PDB).

“ Surplus tersebut terutama ditopang oleh pesatnya kinerja ekspor sejalan dengan meningkatnya permintaan dari negara mitra dagang dan tingginya harga komoditas global, di tengah impor yang juga meningkat seiring perbaikan ekonomi domestik”ucapnya.

Sedangkan untuk kuartal IV, surplus transaksi berjalan berlanjut pada ditopang oleh surplus neraca barang yang tetap tinggi. Pada kuartal IV 2021 transaksi berjalan melanjutkan surplus sebesar 1,4 miliar dolar AS (0,4% dari PDB), meskipun lebih rendah dari capaian surplus sebesar 5,0 miliar dolar AS (1,7% dari PDB)pada kuartal sebelumnya.

Hal ini didukung  oleh surplus neraca perdagangan barang seiring tetap kuatnya kinerja ekspor yang dipengaruhi oleh permintaan global dan akselerasi harga komoditas ekspor, khususnya batu bara. Sejalan perbaikan aktivitas ekonomi domestik dan tetap kuatnya ekspor, impor juga tumbuh meningkat sehingga menahan surplus neraca perdagangan barang lebih lanjut.

“Kinerja transaksi berjalan juga ditopang oleh peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder yang disebabkan oleh kenaikan penerimaan hibah Pemerintah di bidang kesehatan untuk penanganan pandemi Covid-19”tegasnya.

Kemudian  defisit neraca jasa meningkat terutama akibat melebarnya defisit jasa transportasi sejalan dengan peningkatan pembayaran jasa freight impor barang. Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat seiring dengan perbaikan kinerja korporasi pada periode laporan.

Dengan berbagai perkembangan positif tersebut, untuk kedepan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta melanjutkan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

Editor: Frans (ftagawai@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 16 menit yang lalu

Cegah Praktik Tying Sales Minyakita, KPPU Advokasi Ratusan Pelaku Usaha

Realisasi produksi minyak goreng kemasan rakyat Minyakita hanya sekitar 24% dari total program minyak goreng rakyat.
Market 39 menit yang lalu

Kuartal I-2023, Total Emisi Obligasi dan Sukuk Tembus Rp 27,46 Triliun

BEI menyebut, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun ini atau kuartal I-2023 tembus Rp 27,46 triliun.
Market 1 jam yang lalu

Perkuat ESG, DOID Gandeng Torajamelo

BIRU siapkan utang yang dapat dikonversi menjadi saham senilai Rp7,5 miliar yang akan dimanfaatkan untuk tingkatkan dampak sosial Ahana.
Market 1 jam yang lalu

BEI Hentikan Sistem Perdagangan FITS, Mengapa?

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian layanan sistem perdagangan Fixed Income Trading System (FITS). Mengapa?
International 2 jam yang lalu

ASEAN Sumbang 3% dari PDB Riil Dunia

Kapasitas ASEAN harus diperkuat untuk menjawab tantangan hari ini, dan tantangan 20 tahun ke depan.
Copyright © 2023 Investor.id