Mendag: UKM Wajib Manfaatkan Tren Ekonomi Digital

JAKARTA, investor.id – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, pelaku usaha segmen Usaha Kecil Menengah (UKM) wajib memanfaatkan tren ekonomi digital untuk pengembangan bisnis dan mendorong perekonomian bangsa. Pelaku UKM dan mikro sebagai tulang punggung ekonomi negara harus memanfaatkan tren ekonomi digital untuk meningkatkan skala usaha dan jangkauan pasar.
“Ekonomi digital karena ini adalah trennya. Kita tidak mesti menjadi provider digitalnya, tapi kita mesti ikut dalam digitalisasi ini untuk menciptakan nilai tambah tentunya untuk pelaku UKM,” ujar Mendag saat menjadi keynote speaker pada seminar bertema “Empowering SMEs to Recover Stronger” yang diselenggarakan Briefer berkolaborasi dengan Rumah Perubahan dan Floating Market Lembang Group.
Mendag menjabarkan pelaku UKM dan segmen mikro berkontribusi hampir 62% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan menyerap lebih dari 97% dari total tenaga kerja dengan kontribusi hingga 99% dari total usaha di Tanah Air. Oleh karena itu, kata dia, segmen UKM dan mikro sangat penting eksistensinya bagi perekonomian nasional.
Menurut Mendag, saat ini PDB Indonesia berkisar US$ 1,1 miliar hingga US$ 1,2 miliar atau setara Rp15.000 triliun hingga Rp16.000 triliun. Dari total nilai itu, ekonomi digital baru sekitar Rp 632 triliun atau setara dengan 4%.
Ia memproyeksikan dalam 8 tahun kedepan ekonomi digital akan tumbuh tumbuh 4 kali lipat, di mana PDB bakal menyentuh angka Rp 24.000 triliun. “Sangat penting bagi UKM untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki,” kata Mendag.
Pendapat serupa juga diungkapkan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso, yang menjadi salah satu pembicara dalam seminar itu. Ia mengatakan, dengan porsinya yang sangat besar untuk total usaha, penyerapan tenaga kerja, dan PDB, UKM beserta juga usaha mikro berperannya sangat besar dalam pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Di sisi lain, lanjutnya, pelaku UKM dan mikro sangat terpukul krisis akibat pandemi. “Pada krisis ekonomi sebelumnya, sektor korporasi yang sangat terdampak. Namun, kali ini sektor UKM dan mikro menjadi korban utama karena adanya pembatasan aktivitas ekonomi secara langsung,” jelas dia.
Oleh karena itu, sangat penting bagi pihaknya untuk menjaga pemulihan sektor UKM dan juga segmen mikro. Sebagai upaya menjaga perekonomian nasional. “Maka kemudian yang paling penting adalah kita merestrukturisasi, menyelamatkan UMKM. Selama periode pandemi itu akumulasi BRI sudah merestrukturisasi kredit terutama untuk UMKM itu lebih dari Rp245 triliun. Kemudian posisi terakhir akhir 2021 tersisa yang masih statusnya restrukturisasi adalah Rp156 triliun,” ujarnya.
Secara agregat, lanjut Sunarso, yang berhasil direstrukturisasi mendominasi karena yang tidak bisa diselamatkan hanya sekitar 5%. Untuk itu, Sunarso pun menjelaskan tantangan untuk menumbuhkan UKM dan mikro pada tahun kebangkitan ekonomi 2022. Tantangannya adalah operational cost dan operational risk yang tinggi.
Menurut Sunarso, solusinya adalah digitalisasi. Apalagi digitalisasi yang mumpuni, diyakini akan menurunkan operational cost dan operational risk, terutama yang berasal dari human error.
“Transformasi digital inilah yang kemudian kita fokuskan kepada dua area saja. Mendigitalkan bisnis proses untuk mendapatkan efisiensi dan kemudian kita mendigitalkan bisnis model untuk mencari bisnis model baru dalam rangka meng-create value baru,” katanya.
Usaha Berkelanjutan
Pada acara itu, hadir pula sebagai pembicara, yaitu akademisi ekonomi Universitas Indonesia (UI) sekaligus Founder Rumah Perubahan, Rhenald Kasali. Dia memberikan tips agar pelaku UKM dapat melakukan usaha secara berkelanjutan.
Pertama mengubah cara berusaha dari berpikir linier yang menghasilkan pertumbuhan lambat. Menjadi eksponensial melalui diferensiasi usaha yang menghasilkan pertumbuhan sangat tinggi.
“Di zaman ini tantangan kita adalah how to make different. Namun suatu waktu akan ada yang meniru dan membanding-bandingkan usaha anda. Sehingga berikutnya kita harus berpikir menciptakan hal yang berbeda lagi untuk menghasilkan pertumbuhan,” ujarnya.
Founder Floating Market Lembang Group Perry Tristianto mengatakan bekerja bersama UKM adalah sebuah hal menarik, dan perwujudan dari pembangunan ekonomi secara gotong royong.
Agar usahanya tetap bertahan pelaku UKM harus pandai memanfaatkan momentum dan selalu memikirkan ide-ide baru. Artinya pelaku UKM perlu melek tren. “UKM, itu momen. Jadi yang diperlukan adalah bukan hanya produk kreatif, tetapi marketing kreatif, seperti itu. Jadi menurut saya nggak ada matinya lah, ekonomi Indonesia ini ketolong karena ada small business, ada UKM,” ujarnya.
Pelaku UKM, kata dia, mengalami pertumbuhan yang signifikan. Namun yang harus perhatikan adalah bagaimana pemerintah membangun sebuah kondisi atau ekosistem ekonomi agar UKM mampu bertahan.
“Menurut saya, itu kebijakan dari pemerintah setempat. Menjaga pelaku UKM misalnya dari minimarket yang semakin banyak, ini yang harus dijaga menurut saya. Seperti warung indomie di Jakarta ada di bikin franchise. Mematikan si small business itu. Harus ada regulasi mengatur itu,” kata Perry.
Editor: Frans (ftagawai@gmail.com)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
BSI (BRIS) Terbitkan EBA Syariah Pertama di Indonesia
BSI (BRIS) menerbitkan Efek Beragun Aset Syariah-Surat Partisipasi (EBAS-SP), hasil sekuritisasi aset syariah pertama di Indonesia.Premier Luncurkan Proyek Hunian Hijau di Selatan Jakarta
PT Premier Qualitas Indonesia bersama anak usahanya, PT Bukit Sukses Bersama (BSB), memperkenalkan proyek hunian hijau Premier Promenade.Lanjutkan Ekspansi, SMKL Bakal Gunakan Energi Ramah Lingkungan
Terapkan praktik bisnis berkelanjutan, SMKL akan mengganti boiler yang semula menggunakan batu bara dengan energi gas agar ramah lingkungan.Anak Usaha KS Pasok Pipa Baja ke Proyek Terminal Kalibaru
Anak usaha KS, PT Krakatau Pipe Industries (KPI), melakukan pengiriman perdana pipa pancang ke proyek rancang bangun Terminal Kalibaru PTPP.Rapor ESG Bumi Resources (BUMI), Begini Hasilnya!
Bumi Resources (BUMI) menerima laporan resmi dari Bloomberg, penyedia data keuangan, terkait ESG (Environmental, Social & Government).Tag Terpopuler
Terpopuler
