Seperti dilaporkan Antara, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (16/3) sore, bergerak menguat sebesar 20 poin menjadi Rp 13.738 dibanding posisi sebelumnya Rp 13.758 per dolar AS.
Dolar AS cenderung melemah terhadap beberapa mata uang dunia, termasuk rupiah menyusul munculnya kabar mengenai gejolak politik di Amerika Serikat yang dipicu rencana Trump mengganti penasihat utama keamanan nasionalnya.
Investor juga mengantisipasi kebijakan proteksionisme AS yang dinilai dapat memicu hambatan pada ekonomi AS. Dolar AS juga berada pada posisi yang kurang menguntungkan setelah data penjualan ritel AS turun pada Februari.
Sementara itu, pelaku pasar domestik akan menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Rabu (21/3) dan Kamis (22/3) mendatang. Nafan menyatakan hampir dipastikan BI tidak akan menaikkan suku bunga 7-Day Reverse Repo Rate (7DRRR) dalam waktu dekat.
BI kemungkinan masih akan mempertahankan suku bunga acuan 7DRRR --yang saat ini di level 4,25%-- seiring inflasi yang agak rendah. "Dengan skenario ini, peluang pasar fluktuatif, tetapi akan menyentuh level support untuk akumulasi beli," tutur Nafan.
Dia menyarankan akumulasi beli terutama untuk saham-saham yang telah mengalami penurunan cukup dalam. Dalam jangka pendek, dia merekomendasikan beli untuk saham WTON dan PTPP.
Sedangkan untuk sektor properti, rekomendasinya adalah saham BSDE dan PWON, di sektor pertambangan saham ITMG, dan di sektor perbankan adalah saham BMRI dan BNGA.
“Saham-saham tersebut dinilai telah mengalami koreksi wajar sehingga ada peluang untuk rekomendasi buy on weakness secara teknikal,” ujar dia. (ant/jn)
Baca selanjutnya di http://id.beritasatu.com/home/pergerakan-ihsg-pekan-ini-takkan-terlalu-tajam/173348
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Berita Terkait