Selasa, 6 Juni 2023

Glencore Eksekusi "Rights Issue" Cita Mineral Rp 1,19 Triliun

Gita Rosiana
26 Feb 2020 | 09:09 WIB
BAGIKAN
Gambar yang diambil pada 16 Januari 2020 di dekat Buir, memperlihakan pemandangan tambang terbuka batu bara coklat Hambach, yang dioperasikan oleh produsen energi Jerman RWE di Niederzier dan Elsdorf, serta pembangkit listrik tenaga batu bara. ( Foto: Ina FASSBENDER / AFP )
Gambar yang diambil pada 16 Januari 2020 di dekat Buir, memperlihakan pemandangan tambang terbuka batu bara coklat Hambach, yang dioperasikan oleh produsen energi Jerman RWE di Niederzier dan Elsdorf, serta pembangkit listrik tenaga batu bara. ( Foto: Ina FASSBENDER / AFP )

JAKARTA, Investor.id –  PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) telah menyelesaikan penambahan modal dengan menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu (right issue). Dalam right issue tersebut, Glencore International Investments Ltd telah membeli saham Cita Mineral dengan nilai Rp 1,19 triliun.

Direktur Cita Mineral Investindo Yusak Lumba Pardede mengatakan, transaksi dilaksanakan pada 21 Februari 2020. "PT Harita Jayaraya tidak melaksanakan hak memesan efek terlebih dahulunya dan mengalihkan kepada Glencore International Investments," jelas dia dalam keterangan resmi pada Rabu, (26/2).

Yusak menjelaskan, transaksi ini tidak memberikan dampak negatif terhadap pendapatan dan kelangsungan usaha perseroan. Dia juga menegaskan, tidak ada dampak yang tidak menguntungkan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, dan kelangsungan usaha atas transaksi yang dilakukan.

Lebih lanjut, transaksi ini juga mengakibatkan perubahan struktur kepemilikan Cita Mineral. Kepemilikan saham Glencore International Investments naik dari 18% menjadi 30,21% di Cita Mineral. "Jumlah saham yang dibeli Glencore mencapai 589,62 juta saham dengan harga per unit Rp 2.022," tulis Manajemen Glencore.

Sedangkan sekitar 48,16% dana hasil penerbitan saham baru rencananya digunakan perseroan untuk membayar seluruh pokok dan bunga utang bank jangka panjang kepada Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd (OCBC). Kemudian, sekitar 36,92% akan digunakan untuk membayar seluruh pokok dan bunga utang entitas anak usaha, PT Harita Prima Abadi Mineral kepada DBS Bank Ltd., OCBC dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja.

Sementara itu, Glencore International Investment Ltd merupakan perusahaan investasi yang beralamat di Bermuda, Samudra Atlantik bagian utara. Perusahaan ini merupakan bagian dari Glencore International AG, yang berbasis di Baar, Swiss. Perusahaan terkenal dengan aktivitas investasi di sektor energi, komoditas pertanian, dan logam.

Pada 2019, perseroan memproduksi 9 juta ton metallurgical grade bauxite (MGB). Produkai ini hampir dua kali lipat ketimbang realisasi produksi 2018 yang mencapai 4,6 juta ton.

Selama 2018, Cita Mineral menjual 80% MGB ke pasar internasional, utamanya Tiongkok. Sedangkan sisa 20% hasil produksi dijual ke entitas asosiasi yakni PT Well Harvest Winning Alumina Refinery. Nantinya, Well Harvest Winning mengolah MGB menjadi produk smelter grade alumina (SGA).

Sebelumnya, Yusak menjelaskan perseroan melalui entitas usaha Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW) berencana membangun fasilitas pemurnian atau smelter grade alumina tahap dua. Pabrik ini diproyeksikan menelan investasi hingga US$ 400 juta.

Sumber pendanaan ekspansi itu akan berasal dari internal dan pinjaman perbankan. Sesuai rencana, perseroan memprediksi mengantongi sejumlah tambahan pendapatan dari ekspansi smelter tersebut. Salah satunya pendapatan dari penjualan produk tambang metalurgical grade bauxite (MGB) serta pendapatan lain dari penjualan SGA lewat WHW.

Saat ini, Cita Mineral tercatat menguasai 30% saham Well Harvest Winning, sedangkan sisanya digenggam oleh China Hongqiao Group Ltd, Winning Invesment Company Ltd. dan Shandong Weiqiao Aluminium and Electric Co. Ltd.

Hingga September 2019, perseroan membukukan penjualan bersih Rp 2,78 triliun, melesat 95,77% dibanding periode sama tahun lalu Rp 1,42 triliun. Kontribusi paling besar dari penjualan tersebut adalah penjualan baukesit kepada Pengtai International Trading Pte Ltd sebanyak Rp 1,08 triliun. Disusul, Chalco Shandong International Trading Pte Ltd Rp 674,72 miliar, King Metore International Pte Ltd Rp 308,08 miliar, dan Xiamen Great Corporation Rp 289,13 miliar.

Sementara penjualan yang berkontribusi rata-rata di bawah 10% berasal dari mitra perseroan seperti NCM Resources Pte Ltd, C and D Logistic (Shanghai) Co Ltd, Forever Shine Ltd, dan Plateau Mineral Ltd.

Seiring kenaikan penjualan, perseroan turut mengalami kenaikan laba bersih sebesar 32,9% menjadi Rp 740,5 miliar hingga kuartal III-2019, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 556,84 miliar.

Editor: Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


International 6 menit yang lalu

Wall Street Mulai Naik dari Sesi Rugi Pekan Lalu

Pasar akan fokus pada beberapa laporan pendapatan terakhir yang akan dirilis di musim ini.
Market 11 menit yang lalu

Saham Sektor Bank masih Menggiurkan, Berikut Target Harganya

Saham sektor bank masih menggiurkan dengan potensi penguatan harga didukung prospek usaha kian positif
Editorial 43 menit yang lalu

Darurat Perdagangan Manusia

Tragis, jika melihat fakta bahwa sebanyak 1.900 korban TPPO, dipulangkan dalam keadaan meninggal tiga tahun terakhir.
Market 49 menit yang lalu

IHSG Dibuka Melemah, Giliran Sektor Kesehatan Turun Terdalam

IHSG dibuka melemah 0,40%. Sebagian besar sektor saham terkoreksi dan sektor kesehatan turun terdalam. 
Market 51 menit yang lalu

IPO, Maxindo Karya Anugerah (MAXI) Patok Harga Rp 100, Tawarkan juga Saham Divestasi

PT Maxindo Karya Anugerah Tbk (MAXI) mantap menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 1 miliar saham.

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id