Anak Usaha Grup Harita Cetak Lonjakan Penjualan Bauksit

JAKARTA, investor.id – PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA), anak usaha Grup Harita, membukukan lonjakan penjualan bersih sebesar 94,5% menjadi Rp 3,89 triliun pada 2019 dibandingkan 2018 yang sebesar Rp 2 triliun.
Lonjakan penjualan tersebut didorong oleh penjualan kepada pihak berelasi lokal senilai Rp 484,28 miliar dan penjualan kepada pihak ketiga lokal Rp 677,38 miliar. Selain itu, penjualan perseroan kepada pihak ketiga di luar negeri mencapai Rp 3,4 triliun. “Seluruh penjualan bersih berasal dari produk bauksit,” ungkap manajemen Cita Mineral dalam laporan keuangan 2019 yang dirilis baru-baru ini.
Adapun beban pokok penjualan perseroan hingga akhir 2019 membengkak hingga 80,37% menjadi Rp 1,93 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai Rp 1,07 triliun. Kenaikan beban tersebut mengakibatkan laba tahun berjalan turun tipis sebesar 0,61% menjadi Rp 657 miliar dari Rp 661 miliar.
Di sisi lain, Cita Mineral mencatatkan peningkatan total aset sebesar 18,4% menjadi Rp 3,86 triliun pada 2019 dibandingkan tahun sebelumnya Rp 3,26 triliun. Aset tersebut terdiri atas aset lancar senilai Rp 971,4 miliar dan aset tidak lancar sebesar Rp 2,88 triliun.
Perseroan juga mencatat kenaikan total kewajiban menjadi Rp 1,84 triliun, yang terdiri atas liabilitas jangka pendek Rp 1,43 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 416 miliar.
Belum lama ini, Cita Mineral telah merampungkan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Dalam aksi tersebut, Glencore International Investment Ltd memborong saham baru Cita Mineral senilai Rp 1,19 triliun.
Direktur Cita Mineral Yusak Lumba Pardede mengungkapkan, transaksi itu tidak memberikan dampak negatif terhadap pendapatan dan kelangsungan usaha perseroan. Dia juga menegaskan, tidak ada dampak yang tidak menguntungkan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, dan kelangsungan usaha atas transaksi yang dilakukan.
Transaksi ini juga menyebabkan perubahan dalam struktur kepemilikan Cita Mineral. Akibat transaksi yang dilakukan oleh Glencore, kepemilikan perusahaan investasi tersebut di Cita Mineral meningkat menjadi 30,21% atau sebanyak 1,19 miliar lembar saham dari 18% sebelum transaksi atau sebanyak 606,73 juta saham. Jumlah saham yang dibeli Glencore mencapai 589,62 juta saham dengan harga Rp 2.022 per saham.
Cita Mineral menggunakan sekitar 48,16% dari dana rights issue untuk membayar seluruh pokok dan bunga utang bank jangka panjang kepada Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd (OCBC). Kemudian, sekitar 36,92% akan digunakan untuk membayar seluruh pokok dan bunga utang entitas anak usaha, PT Harita Prima Abadi Mineral, kepada DBS Bank Ltd, OCBC, dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP). Sisanya akan digunakan untuk modal kerja.
Sementara itu, sepanjang 2019, Cita Mineral memproduksi 9 juta ton metallurgical grade bauxite (MGB). Produksi ini hampir dua kali lipat ketimbang realisasi produksi 2018 yang mencapai 4,6 juta ton.
Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Menkeu dan Gubernur Bank Sentral Asean Akan Bahas Cryptocurrency
Pembahasan cryptocurrency bisa dilakukan secara paralel dengan dengan isu ekonomi digital.Kerja Sama Budaya Perkuat Kerja Sama Ekonomi RI-RRT
Hubungan people to people movement akan membuat hubungan Indonesia dan Tiongkok negara berkelanjutan.WEHA Balikkan Rugi Jadi Untung Rp 19,9 Miliar
WEHA Transportasi Indonesia (WEHA) mampu membalikkan rugi menjadi untung Rp 19,9 miliar pada 2022.Kurangi Ketergantungan terhadap Dolar AS, RI Dorong Asean Jalankan LCT
Penggunaan metode local currency transaction (LCT) akan memiliki jangkauan yang lebih luas.Konversi Utang Rp 15 T, Waskita Beton (WSBP) Gelar Private Placement
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) akan menggelar private placement untuk mengonversi utang Rp 1,52 triliun menjadi saham baru.Tag Terpopuler
Terpopuler
