JAKARTA, investor.id – Saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) terkena penolakan otomatis (auto rejection) batas atas selama tiga hari berturut-turut sejak pencatatan perdana saham tersebut. Pada perdagangan Rabu (5/1), harga ADMR kembali melonjak Rp 62 (34%) ke posisi Rp 244.
Sebelumnya, pada hari pertama perdagangan ADMR, harga saham anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO) tersebut melesat 35%. Kemudian, pada hari kedua, melonjak 34,8%. Saat penawaran umum perdana (initial public offering/IPO), harga ADMR dipatok Rp 100 per saham. Alhasil, dengan auto reject atas (ARA) selama tiga hari berturut-turut, nilai kapitalisasi pasar (market cap) ADMR mencapai Rp 10 triliun.
“Kami percaya, ADMR layak mendapatkan valuasi premium dibandingkan pemain lain, karena bakal menuai lonjakan pertumbuhan tinggi ke depan,” tulis analis Trimegah Sekuritas Hasbie dan Willinoy Sitorus dalam laporan risetnya.
Baca juga: Resmi Listing, IPO Adaro Minerals (ADMR) Kelebihan Pemesanan 179 Kali
Hasbie dan Willinoy memprediksi pendapatan dan laba bersih Adaro Minerals masing-masing mencapai US$ 421 juta dan US$ 100 juta pada 2022, dibandingkan proyeksi 2021 sebesar US$ 316 juta dan US$ 70 juta.
Adaro Minerals telah melepas sebanyak 6,04 miliar saham atau 15% ke publik via IPO. Saat penjatahan terpusat, saham perseroan mengalami kelebihan pemesanan (oversubscribed) hingga 179 kali. Sebab itu, Adaro Minerals menambah jumlah saham yang dilepas menjadi setara 16,37%. Perseroan meraup dana hingga Rp 660,7 miliar.
Baca juga: Kurs Ditetapkan, Total Dividen Adaro Energy (ADRO) Hampir Rp 5 Triliun
Adaro Minerals akan menggunakan sekitar 58,83% dari dana IPO untuk keperluan pemberian pinjaman kepada perusahaan anak, PT Maruwai Coal (MC), untuk belanja modal. Belanja modal yang dimaksud antara lain perbaikan dan peningkatan kapasitas infrastruktur pertambangan batu bara serta infrastruktur pendukung, seiring dengan meningkatnya produksi batu bara dan biaya eksplorasi dalam rangka keperluan pengembangan teknik penambangan di Lampunut dalam kurun waktu tahun 2022 sampai dengan 2023.
Sisa dana hasil IPO akan dipakai untuk membayar kembali sebagian pokok atas pinjaman Adaro Minerals dari Adaro Energy. Adaro Minerals merupakan produsen batu bara kokas keras pertama dan satu-satunya di Indonesia. Batu bara kokas keras merupakan salah satu bahan baku utama dalam produksi baja.
Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Berita Terkait