JAKARTA, investor.id – Tren positif harga CPO masih akan berlanjut di awal 2022. Hal itu terus berlanjut sejak menyentuh level tertinggi sejak pertengahan November tahun lalu. Didorong oleh potensi pasokan yang lebih ketat dan ekspektasi permintaan yang menguat dari negara konsumen.
Research & Development ICDX Girta Yoga menyebut hingga pekan depan, harga CPO masih berpotensi melaju positif dengan potensi resistance di kisaran harga 5.000 - 5.100 Ringgit Malaysia per ton. “Namun, jika menemui katalis negatif harga berpotensi turun dengan potensi support di kisaran harga 4.800 - 4.900 Ringgit Malaysia per ton,” ungkapnya, Kamis (6/1).
Baca juga : Harga CPO Diprediksi Masih Tinggi, NSS Komitmen Samakan Kualitas TBS Petani dan Perusahaan
Girta menjelaskan, di sisi pasokan, yang menjadi fokus pantauan pasar adalah situasi banjir di Malaysia dan perkembangan kasus Covid-19 yang berdampak pada kekurangan tenaga kerja di perkebunan sawit Malaysia yang banyak bergantung pada tenaga kerja asing. Selain itu yang tidak kalah penting adalah perkembangan fenomena La Nina yang memicu cuaca kering di wilayah Amerika Selatan seperti Brazil dan Argentina yang merupakan produsen kedelai atau produk substitusi CPO.
“Namun, disaat yang sama La Nina juga mendorong curah hujan yang lebih tinggi di negara tropis seperti Indonesia dan Malaysia yang merupakan dua negara produsen CPO terbesar dunia,” jelasnya.
Baca juga : Harga Bertahan Tinggi, Nilai Ekspor CPO 2021 Berpeluang di Atas US$35 Miliar
Sementara dari sisi permintaan, Girta menambahkan indikator dalam waktu dekat yang akan dirilis adalah data ekspor CPO Malaysia untuk periode awal Januari serta kelanjutan mandatory biodiesel di Indonesia untuk program B40 yang diharapkan akan dapat dimulai pada tahun ini. Selain itu potensi permintaan juga berpotensi meningkat mendekati berlangsungnya perayaan Tahun Baru Tiongkok.
Editor : Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Sumber : Investor Daily
Berita Terkait