Kamis, 23 Maret 2023

Seberapa Tertarik Investor Institusi Terhadap IPO GoTo? Simak Ulasannya

Gita Rossiana
3 Feb 2022 | 19:57 WIB
BAGIKAN
Salah satu layanan Gojek, unit bisnis GoTo. (IST)
Salah satu layanan Gojek, unit bisnis GoTo. (IST)

JAKARTA, investor.id - Perusahaan rintisan (start-up) berstatus decacorn, GoTo dikabarkan akan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) tahun ini. Para investor, termasuk investor institusi ikut menanti IPO tersebut.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menjelaskan, asuransi jiwa cukup banyak menempatkan investasi di saham. Pada kuartal III-2021, penempatan investasi asuransi jiwa di saham mencapai Rp 132,02 triliun atau berkontribusi 27,6% terhadap total investasi asuransi jiwa.

Kendati cukup besar portofolio investasi di saham, namun sebelum melakukan investasi, asuransi jiwa harus menganalisa sahamnya terlebih dahulu. Mereka juga harus mendapatkan persetujuan dari komite investasi. Sehingga tidak bisa asal berinvestasi, termasuk untuk saham IPO.

Namun, Togar memiliki preferensi pribadi mengenai GoTo. Menurut dia, dengan skala GoTo yang saat ini sudah berstatus decacorn atau start-up dengan valuasi di atas US$ 10 miliar, maka IPO GoTo akan sangat diperhitungkan.

Baca juga: Kapan Sebaiknya GoTo IPO? Ini Kata Analis

"GoTo mah menarik, scale ukurannya juga sudah decacorn, bukan unicorn lagi," kata dia kepada Investor Daily, Kamis (3/2).

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi mengatakan, belum mengetahui secara jelas minat pelaku terhadap IPO GoTo. Namun, perusahaan masih berhati-hati terhadap perusahaan yang baru mencatatkan sahamnya (listing).

Lalu, Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan, rencana GoTo yang akan tercatat di bursa domestik bisa menjadi pilihan investasi yang baik. Pasalnya, GoTo merupakan pemimpin pasar di industrinya.

Baca juga: 4 Start-up Antre Masuk BEI, Ada GoTo?

"Namun, untuk masuk ke saham GoTo, kami perlu lihat valuasinya dulu," jelas dia.

Adapun sebelumnya, Grup GoTo menandatangani perjanjian dengan anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), yang menjadikan ADIA memimpin penggalangan dana pra-IPO GoTo dengan investasi sebesar US$ 400 juta.

Transaksi tersebut menjadi investasi pertama oleh Departemen Private Equities ADIA ke dalam perusahaan teknologi Asia Tenggara, sekaligus investasi terbesarnya di Indonesia. ADIA akan menjadi investor terbaru yang masuk ke dalam daftar investor global di GoTo saat ini, menyusul Alibaba Group, PT Astra International Tbk (ASII), Facebook, Global Digital Niaga (GDN), Google, KKR, PayPal, Sequoia Capital India, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, dan Warburg Pincus.

GoTo adalah gabungan dua perusahaan besar, yakni Gojek dan Tokopedia yang melakukan merger pada Mei 2021. Di bawah GoTo ada Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial. GoTo juga memiliki saham di PT Bank Jago Tbk (ARTO) melalui entitas usaha, PT Dompet Karya Anak Bangsa atau Gopay. Selain itu, GoTo memiliki saham di PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

Editor: Gita Rossiana (gita.rossiana@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 46 menit yang lalu

Likuiditas Start-up Teknologi Disorot, GOTO Aman?

Kondisi ekonomi global saat ini berdampak pada persepsi publik terhadap likuiditas perusahaan teknologi, salah satunya GOTO. Amankah?
Finance 2 jam yang lalu

Ekonom Proyeksi BI Pertahankan Suku Bunga 5,75% Sepanjang 2023

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memproyeksi Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan (BI7DRR) sebesar 5,75% tahun ini.
National 2 jam yang lalu

Tokoh Punokawan dan Pandawa Melandasi Konsep Buku Entrepreneurial Marketing

Simbol Punokawan dan Pandawa membawa pendekatan entrepreneurial marketing untuk menjawab kondisi dinamis dari tahun ke tahun.
Business 3 jam yang lalu

Riset Snapcart: Gratis Ongkir Jadi Daya Tarik Konsumen untuk Belanja Online

Penawaran menarik khususnya gratis ongkir sepertinya akan selalu menjadi salah satu kunci daya tarik utama
International 3 jam yang lalu

Bank Sentral Swiss Naikkan Suku Bunga 50 bps di Tengah Kekacauan

Bank sentral Swiss (Swiss National Bank/ SNB) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) pada Kamis (23/3).
Copyright © 2023 Investor.id