BEIJING, investor.id – Pemerintah Tiongkok berusaha menghindari pukulan sanksi yang dikenakan Barat atas Rusia, kata seorang diplomat tinggi Tiongkok. Pihaknya berupaya untuk mencegah ekonomi terbesar kedua di dunia itu terperangkap dalam dampak serangan Rusia ke Ukraina.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah meminta Tiongkok untuk menggunakan pengaruhnya ke Rusia untuk membantu mengakhiri konflik, serta memperingatkan akan ada konsekuensi jika mendukung Rusia.
Keterlibatan dalam Perang Ukraina
Pejabat AS juga memperingatkan sekutu Eropa bahwa pemerintah Rusia meminta Tiongkok untuk drone bersenjata di hari-hari awal perang, kata orang yang mengetahui masalah tersebut. Tiongkok menolak berita itu sebagai disinformasi dan mengatakan pihaknya mendesak solusi damai untuk krisis di Ukraina.
Baca juga: Perang di Ukraina: Protes di Rusia, Hingga 2.200 Korban Jiwa
“Tiongkok bukan pihak dalam krisis, juga tidak ingin sanksi mempengaruhi Tiongkok,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Tiongkok Wang Yi dalam panggilan telepon dengan Menlu Spanyol Jose Manuel Albares untuk membahas perang di Ukraina, Selasa (15/3).
“Tiongkok memiliki hak untuk melindungi hak dan kepentingannya yang sah,” tambahnya.
Kekhawatiran Investor
Investor khawatir perusahaan Tiongkok akan menghadapi sanksi AS, setelah pejabat Amerika mengatakan pemerintah Rusia meminta bantuan militer dan keuangan dari Tiongkok.
Saham Tiongkok yang terdaftar di Hong Kong mengalami hari terburuk sejak krisis keuangan global. Sentimen negatif atas hubungan dekat pemerintah Tiongkok dengan Rusia ditambah risiko regulasi baru memicu aksi jual panik.
Sentimen juga diperparah oleh penguncian yang disebabkan oleh wabah baru Covid-19 di kota selatan Shenzhen, pusat teknologi utama, dan provinsi utara Jilin.
Indeks Hang Seng China Enterprises ditutup turun 7,2% pada perdagangan Senin (14/3), penurunan terbesar sejak November 2008. Indeks Hang Sang Tech jatuh 11% dalam penurunan terburuk sejak indeks itu diluncurkan pada Juli 2020, menghapus nilai US$ 2,1 triliun sejak setahun sebelumnya.
Baca juga: IMF: Ekonomi Ukraina Bisa Runtuh Jika Perang Berlarut-Larut
Belum Jelas
“Jika AS memutuskan untuk menjatuhkan sanksi pada Tiongkok secara total atau pada perusahaan individu Tiongkok yang melakukan bisnis dengan Rusia, itu akan menjadi perhatian. Seluruh cerita masih belum jelas dalam kasus ini,” kata Mark Mobius, yang mendirikan Mobius Capital Partners, dilansir dari Bloomberg.
Ahli strategi Goldman Sachs Group Inc. sedikit mengurangi optimisme mereka pada saham Tiongkok, memangkas estimasi penilaian mereka untuk MSCI China Index.
“Kami tetap membebani China dengan ekspektasi/target pertumbuhan yang baik, kebijakan pelonggaran, valuasi/ sentimen yang tertekan, dan posisi investor yang rendah,” jelasnya. Tetapi pihaknya menurunkan target valuasi 12 bulan dari 14,5 kali menjadi 12 kali karena perubahan lingkungan makro global dan risiko geopolitik yang lebih tinggi, tulis ahli strategi termasuk Kinger Lau dalam sebuah catatan.
Editor : Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Sumber : AFP
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS