Pendapatan Surya Esa (ESSA) Melambung Tinggi

JAKARTA, investor.id – PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mencatatkan pendapatan tertinggi sebesar US$ 351 juta pada semester I-2022 atau naik 153% year on year (yoy). Sedangkan, EBITDA mencapai US$ 171 juta, melesat 183% yoy.
Kinerja positif tersebut ditopang oleh operasi yang kuat dan kondisi pasar yang menguntungkan.
Presiden Direktur ESSA Vinod Laroya menyatakan, pihaknya dengan senang hati mengumumkan peningkatan pendapatan yang luar biasa berkat keunggulan operasional yang konsisten yang didukung oleh harga amoniak dan LPG yang lebih tinggi.
“ESSA telah memanfaatkan kas lebih tinggi untuk mengurangi beban utang dengan tujuan membuat neraca perseroan yang lebih kuat dengan rasio utang terhadap ekuitas sebesar 1,1x,” jelas Vinod dalam keterangan resmi, Rabu (27/7/2022).
Pada masa mendatang, lanjut dia, perseroan tetap optimis dengan peluang pertumbuhan baru di industri hilir gas seiring munculnya blue ammonia sebagai alternatif bahan bakar rendah karbon yang seirama dengan meningkatnya kepedulian terhadap keberlanjutan global.
“Melalui komitmen blue ammonia, ESSA membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi yang terdepan dalam menyediakan bahan bakar untuk masa depan,” terang Vinod.
Pasar komoditas global mengalami kenaikan harga yang tajam seiring dengan ekspektasi pemulihan global yang tengah berlangsung dan harga tetap tinggi karena kendala pasokan yang terus berlanjut akibat dari krisis Rusia-Ukraina. Harga realisasi amonia telah melonjak 145% yoy menjadi US$ 908 per metrik ton (MT) sementara harga LPG naik 50% yoy menjadi US$ 821/MT untuk semester pertama 2022.
Harga amoniak di AS dan Eropa mulai melonjak sejalan dengan meningkatnya permintaan pascapandemi sejak kuartal IV-2021. Semakin terbatasnya pasokan gas di Eropa membuat harga tetap tinggi yang kemudian berdampak langsung pada biaya produksi amoniak. Sejalan dengan harga global, harga amoniak di Asia telah stabil pada tingkat yang lebih tinggi yaitu sekitar US$ 1.000/MT.
ESSA adalah perusahaan publik yang bergerak di bidang energi dan kimia melalui kilang LPG (liquefied petroleum gas) dan pabrik amoniak.
Editor: Theresa Sandra Desfika (theresa.sandra@investor.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Antam (ANTM) Sebut Ekosistem Baterai Terintegrasi bakal Terwujud, Berikut Faktor Pendukung
Antam optimistis ekositem baterai terintegrasi di Indonesia bakla terwujudIndustri Hilir Sawit Hadapi Tantangan Global
Industri hilir sawit hadapi tantangan globalLPEM: GOTO Berkontribusi hingga 2,2% terhadap PDB Indonesia di 2022
Goto disebut memiliki dampak besar terhadap ekonomi Indonesia. Nilai transaksinya diprediksi mencapai 1,8-2,2% terhadap PDB nasionalUMKM Berpengaruh Penting Terhadap Penciptaan Lapangan Kerja di ASEAN
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan UMKM berkontribusi menciptakan 35-97% untuk penciptaan lapangan kerja di wilayah ASEANRamadan 2023, SiCepat Catat Lonjakan Volume Pengiriman hingga 20%
SiCepat melakukan penambahan SDM hingga 20% di bagian operasional agar SLA tetap terjaga saat menghadapi kenaikan volume pengiriman paket.Tag Terpopuler
Terpopuler
