Masih Suasana Ultah, Telkom (TLKM) Mantap di Tiga Besar Market Cap

JAKARTA, investor.id – PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menggelar Digiland 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (31/7/2022), sebagai puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Telkom ke-57. HUT Telkom sendiri jatuh pada 6 Juli. Selama 57 tahun, Telkom makin memantapkan posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Tanah Air dan salah satu emiten elite di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Telkom mencatatkan sahamnya di bursa pada 1995. Sementara itu, hingga 29 Juli 2022, nilai kapitalisasi pasar saham (market cap) Telkom di BEI mencapai Rp 419 triliun atau kokoh di posisi 3, meski sebelumnya sempat turun.
Posisi 1 masih ditempati PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan market cap Rp 897 triliun. Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) di posisi 2 dengan market cap senilai Rp 654 triliun.
Di bawah Telkom, yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di posisi 4 dengan market cap senilai Rp 382 triliun, serta PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) di posisi 5 dengan market cap sebesar Rp 351 triliun.
Tahun ini, Telkom menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan laba. Terjadinya konsolidasi industri rupanya memberi celah bagi emiten berkode saham TLKM ini untuk melakukan diferensiasi layanan, optimalisasi fixed broadband, dan unlock pusat data (data center).
Vice President Investor Relations Telkom Andi Setiawan menyampaikan bahwa secara fundamental, Telkom saat ini dalam kondisi yang cukup baik. Namun begitu, perseroan tidak tinggal diam untuk terus berupaya meningkatkan laba.
“Saya rasa, Telkom memiliki dua bisnis yang besar. Pertama, di seluler kita memiliki anak usaha yang bergerak di bisnis mobile, yaitu Telkomsel. Lalu, di segmen fixed broadband, Telkom punya Indihome,” kata Andi, baru-baru ini.
Sementara itu, pada semester I-2022, TLKM mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 13,31 triliun, tumbuh 6,89% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 12,45 triliun. Kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan peningkatan pendapatan perseroan dari Rp 69,48 triliun menjadi Rp 71,98 triliun.
Manajemen Telkom dalam laporan keuangan yang dipublikasikan menyebutkan, sebagian besar pendapatan dikontribusi dari pendapatan data, internet, dan jasa teknologi informatika yang mencapai Rp 41,52 triliun atau 57,68% terhadap total pendapatan.
Kontribusi cukup besar juga berasal dari bisnis Indihome yang mencapai Rp 13,83 triliun atau 19,21%, diikuti layanan telepon Rp 7,01 triliun atau 9,74%, interkoneksi Rp 4,22 triliun atau 5,86%, jaringan Rp 1,09 triliun atau 1,52%, layanan lainnya Rp 2,77 triliun atau 3,85%, dan dari transaksi lessor Rp 1,52 triliun atau 2,11%.
“Manajemen mengharapkan bahwa sebagian besar transaksi yang dialokasikan untuk kontrak yang belum diselesaikan pada 30 Juni 2022 akan diakui sebagai pendapatan selama periode-periode pelaporan berikutnya. Kewajiban pelaksanaan yang belum terpenuhi pada tanggal 30 Juni 2022, bagian yang diharapkan dapat direalisasi dalam satu tahun adalah sebesar Rp 7,37 triliun dan bagian yang lebih dari satu tahun adalah sebesar Rp 12,57 triliun,” tulis manajemen Telkom seperti dikutip dari laporan keuangan perseroan, Minggu (31/7/2022).
Sepanjang Januari-Juni 2022, pendapatan TLKM dari bisnis data, internet, dan jasa teknologi informatika tumbuh 4,92% menjadi Rp 41,52 triliun dari semester I-2021 yang sebesar Rp 39,57 triliun. Pertumbuhan pendapatan juga dicatatkan dari bisnis Indihome yakni sebanyak 7,39% dari Rp 12,88 triliun menjadi Rp 13,83 triliun.
Dari bisnis layanan interkoneksi, emiten telekomunikasi terbesar di Indonesia ini meraih pertumbuhan 9,83% pada semester I-2022 menjadi Rp 4,22 triliun dari sebelumnya Rp 3,84 triliun.
Disusul bisnis jaringan yang meroket 37,47% dari Rp 798 miliar menjadi Rp 1,09 triliun, layanan lainnya seperti manage service dan terminal, call center service, e-health, e-payment, lain-lain, yang naik dari Rp 2,62 triliun menjadi Rp 2,77 triliun, serta pendapatan dari transaksi lessor yang meningkat dari Rp 1,2 triliun menjadi Rp 1,52 triliun.
Sementara itu, pendapatan dari bisnis telepon mengalami penurunan dari Rp 8,55 triliun di semester satu tahun lalu menjadi hanya Rp 7,01 triliun di semester I-2022.
Seiring dengan naiknya pendapatan TLKM secara keseluruhan, biaya dan beban perusahaan pada semester I-2022 juga membengkak, yang menyebabkan laba usaha turun dari Rp 23,61 triliun menjadi Rp 22,93 triliun.
Namun, berkurangnya beban pajak penghasilan, membuat perseroan mampu mencatatkan laba periode berjalan perseroan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 13,31 triliun, lebih besar dari semester I-2021 yang senilai Rp 12,45 triliun.
Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Ini Keuntungan Memakai Mobil Hybrid saat Mudik Lebaran
Menjelang Lebaran 2023, berikut keuntungan menggunakan mobil hybrid selama mudik.Kadin, ALFI, dan LIP Kolaborasi Program Vokasi & Kompetensi SDM Logistik
Kadin Indonesia merangkul ALFI dan LSP LIP untuk melaksanakan program pendidikan dan pelatihan.Blibli (BELI) Rugi Rp 5,5 Triliun
PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli membukukan rugi tahun berjalan Rp 5,53 triliun pada 2022.Mahfud Minta ke DPR: Tolong Dukung RUU Perampasan Aset
Menko Polhukam Mahfud MD meminta DPR agar mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.Mahfud MD: DPR Aneh, Kadang Marah-marah, Ternyata Makelar Kasus
Menko Polhukam sekaligus Ketua Komite TPPU Mahfud MD menyindir anggota DPR yang sering berlaku aneh.Tag Terpopuler
Terpopuler
