Rabu, 7 Juni 2023

Dibayangi Lonjakan Inflasi, INSIGHT Sarankan Investor Pilih Reksa Dana Pasar Uang

Kunradus Aliandu
21 Sep 2022 | 19:11 WIB
BAGIKAN
Insight
Insight

JAKARTA, investor.id - Direktur PT Insight Investments Management (INSIGHT) Ria Meristika Warganda mengatakan, jika berkaca pada data historis 2014, kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi pada 3 September 2022 juga punya potensi berupa dampak kenaikan inflasi.

“Setiap 10% kenaikan harga BBM jenis Pertalite akan berpotensi menaikkan inflasi sekitar 0.27% dan memotong laju pertumbuhan ekonomi sekitar -0.06%. Untuk kenaikan BBM jenis Pertalite sendiri kenaikannya sekitar 30% (Rp 7,650 menjadi Rp 10,000), artinya ada potensi dampak kenaikan inflasi hampir 1% dan perlambatan pertumbuhan ekonomi sekitar -0.18%,” kata dia dalam keterangan tertulis.

Karena itu, dia berharap para investor dapat melihat kembali pengaruh kebijakan kenaikan harga BBM terhadap kinerja investasi. “Momen kenaikan harga BBM bersubsidi 2014 silam bisa menjadi acuan bagi para investor untuk kembali mengamati jenis instrumen investasi apa yang cenderung lebih stabil dan tidak mengalami volatilitas tinggi saat kondisi ekonomi kurang baik,” kata dia.

Menurut Ria, salah satu pilihan instrumen investasi yang dapat diandalkan dalam kondisi ketidakpastian yaitu Reksa Dana Pasar Uang. Hal ini dapat ditilik secara lebih dalam lagi bahwa terdapat hal menarik yang dapat diamati pada kinerja Indeks Reksa Dana Infovesta Money Market Fund Index yang tetap tumbuh stabil dan tidak mengalami volatilitas, yang berarti selama satu tahun setelah kenaikan harga BBM bersubsidi yang signifikan. Dari aspek pertumbuhan unit penyertaan (UP) reksa dana pasar uang, juga terlihat masih tumbuh 11.4% pada periode yang sama. Hal ini menunjukkan strategi investasi dari berbagai investor yang beralih ke reksa dana pasar uang untuk menghindari dampak negatif dari volatilitas pasar pada masa itu.

“Mengacu pada data historis kinerja produk reksa dana di tengah kenaikan BBM, terlihat bahwa berinvestasi pada reksa dana pasar uang bisa menjadi salah satu pilihan yang baik. Terutama pada saat kondisi ekonomi dan pasar finansial masih berpotensi mengalami berbagai ketidakpastian dan volatilitas tinggi,” kata Ria.

Adapun INSIGHT memiliki produk reksa dana pasar uang dengan potensi imbal hasilnya yang menarik, yakni Reksa Dana Pasar Uang Insight Money (Reksa Dana I-Money). “Secara historikal pertumbuhan return Reksa Dana I-Money selama satu tahun terakhir (per 31 Agustus 2022) masih mengungguli benchmark Reksa Dana Pasar Uang dengan kinerja yang stabil dan tahan banting saat pasar mengalami berbagai ketidakpastian dan volatilitas yang terjadi pada 2022,”ujarnya.

Selain itu, menurut Ria, reksa dana yang diluncurkan dari 26 Agustus 2015 lalu ini juga sudah menunjukkan historikal performa yang stabil dan tangguh. Hal ini dibuktikan dengan telah berhasil melewati berbagai fase volatilitas pasar seperti pada 2015 (devaluasi yuan), 2018 (perang dagang), dan 2020 (pandemi Covid-19). Stabilnya kinerja return dari Reksa Dana I-Money menurut Ria adalah berkat mayoritas underlying asset Reksa Dana I-Money berupa efek utang yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun.

“Efek utang yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun mempunyai durasi lebih rendah daripada efek utang yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun. Durasi yang lebih rendah ini menyebabkan sensitivitas harga terhadap perubahan suku bunga juga lebih rendah dan membuatnya lebih stabil atau less volatile. Selain itu, dengan berinvestasi pada Reksa Dana I-Money yang memiliki fitur CSR pada produknya para investor juga berkesempatan untuk memberikan dampak sosial kepada sesama berupa bantuan dalam beragam program sosial kemanusiaan, sosial keagamaan, pendidikan, budaya, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga para Investor dapat berinvestasi sambil berkontribusi sosial kepada sesama yang membutuhkan,” tutup Ria.

Editor: Kunradus Aliandu (kunradu@investor.co.id)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 53 menit yang lalu

Saham Publik Dikuasai Asing, Ini Tanggapan Vale Indonesia

Manajemen Vale Indonesia memberikan tanggapan soal porsi saham publik perseroan yang dikuasai asing.
Lifestyle 57 menit yang lalu

Sokong Sigap Bencana, Danone Indonesia Donasi Mobil Pengolah Air ke  LPBI NU  

Danone Indonesia mendonasikan sebuah mobil instalasi pengolah air kepada LPBI NU sebagai bagian dari tanggap bencana.
Market 1 jam yang lalu

Bangkit dari Pandemi, Elnusa Toreh Kinerja Positif

Perolehan tersebut didorong atas peningkatan di semua segmen bisnis Perseroan seiring dengan peningkatan aktivitas hulu migas
Macroeconomy 2 jam yang lalu

Masa Tugas Satgas BLBI Berpeluang Diperpanjang

Pemerintah menargetkan Satgas BLBI untuk mengumpulkan piutang obligor BLBI senilai Rp 110 triliun.
Market 2 jam yang lalu

Ternyata Ini yang Pukul Mundur Pergerakan Bitcoin

Harga aset kripto Bitcoin (BTC) dalam jangka pendek atau sepekan ini diprediksi menguji level terendah (support) US$ 25.000.

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id