Selasa, 28 Maret 2023

10 Saham Ini Cocok untuk Trading Sepekan 

Indah Handayani
7 Nov 2022 | 15:41 WIB
BAGIKAN
Pergerakan saham terlihat di layar monitor di salah satu galeri sekuritas di Jakarta. Foto ilustrasi: BeritaSatu Photo/Mohammad Defrizal
Pergerakan saham terlihat di layar monitor di salah satu galeri sekuritas di Jakarta. Foto ilustrasi: BeritaSatu Photo/Mohammad Defrizal

JAKARTA, investor.id - Indo Premier Sekuritas menyebut, IHSG berpotensi mengalami penguatan pada pekan ini setelah pekan lalu mengalami penurunan tipis 0,9%. Tertopang oleh sejumlah sentimen positif dari pekan lalu dan pekan ini, ada 10 rekomendasi saham dari Indo Premier Sekuritas yang layak untuk trading dalam sepekan ini.

Tiga sentimen dari pekan lalu yang menopang penguatan IHSG, yakni PMI Indonesia, inflasi dan kenaikan suku bunga AS. Sementara itu, 2 sentimen positif yang bakal menjadi ‘bahan bakar baru’ untuk kenaikan IHSG pekan ini adalah cadangan devisa dan pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Rifqi Satria Dinandra menguraikan, sentimen positif PMI Indonesia yang tetap di level ekspansif, dimana indeks turun ke 51,8 dari sebelumnya 53,7, output produksi dan permintaan baru tumbuh lebih lambat, tekanan inflasi mulai melambat dan kepercayaan bisnis meningkat tajam.

"Indeks PMI Manufaktur digunakan untuk melihat tren perekonomian pada sektor manufaktur dan jasa. PMI yang masih ekspansif pada 51,8 menandakan pertumbuhan sektor manufaktur dan jasa. Tidak perlu khawatir, karena perlambatan belum terjadi. Ini jadi sentimen positif bagi IHSG," tegasnya di Jakarta, Senin (7/11/2022).

Terkait dengan inflasi, ia menjelaskan bahwa pada Oktober tercatat deflasi 0,11% mom lebih rendah dari konsensus 0,10 mom dan sebelumnya 1,17% mom, secara tahunan juga 5,71% yoy juga lebih rendah dari bulan sebelumnya (5,95%) dan konsensus (5,98%). Inflasi inti secara tahunan pun masih di dalam target BI 3±1% sebesar 3,31%. Data-data ini mengindikasikan tekanan inflasi akibat kenaikan BBM sudah mereda.

"Sejak kenaikan BBM, dikhawatirkan inflasi akan tinggi, namun nyatanya pada Oktober ini justru terjadi deflasi 0,11% mom dan secara tahunan juga turun dari bulan sebelumnya 5,95% yoy menjadi 5,71% yoy," paparnya.

Pasar pekan ini juga akan ditopang oleh kenaikan suku bunga AS sejak The Fed memutuskan kenaikan suku bunga 75 bps. Suku bunga The Fed saat ini di level 4%. Jerome Powell yang mengatakan obrolan untuk memberhentikan kenaikan suku bunga sementara masih cukup prematur. Selanjutnya, pelaku pasar memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga bulan Desember akan lebih rendah dari biasanya.

"Sesuai dengan konsensus pasar, terjadi kenaikan 75 bps pada suku bunga AS menjadi 4% dari sebelumnya 3,25%. Ada potensi bulan Desember kenaikan suku bunga tidak setinggi saat ini, hal ini akan menjadi sentimen positif bagi bursa global termasuk Indonesia," jelas Riqi.

Terkait dengan dua sentimen positif pekan ini yang akan menggenjot kenaikan IHSG, Rifqi menjelaskan kalau nilai cadangan devisa yang cukup tinggi menjadi salah satu indikator untuk kestabilan nilai tukar mata uang suatu negara. Apabila cadangan devisa yang tercatat nanti naik, akan menjadi sentimen positif bagi IHSG.

"Cadangan devisa Indonesia enggak akan berkurang banyak karena neraca perdagangannya masih potensi surplus. Cadangan devisa yang tinggi membuat investor akan menghilangkan kekhawatirannya terhadap fluktuasi nilai mata uang,” paparnya.

Terkait pertumbuhan perekonomian Indonesia yang bakal menjadi sentimen positif, ia mengatakan bahwa pertumbuhan perekonomian merupakan salah satu indikator terpenting untuk melihat trend atau arah pertumbuhan ekonomi suatu negara.

"Investor sangat mengantisipasi rilis pertumbuhan perekonomian Indonesia hari ini. Kuartal 1 dan kuartal II sudah tumbuh 5,01% dan 5,44%. Ekspektasinya pertumbuhan di kuartal 3 akan lebih tinggi dengan konsensus analis sebesar 5,60% dan kalau ternyata rilisnya lebih baik atau sesuai maka akan menjadi pendorong kenaikan IHSG minggu ini,” tambah dia.

Di tengah potensi penguatan IHSG pekan ini, ia pun merekomendasikan buy untuk trading dalam sepekan ini sampai 11 November 2022 mendatang pada 10 saham berikut ini, yaitu:

  1. ISAT (Support: 6.525, Resistance: 7.050)
  2. INTP (Support:10.125, Resistance:11.200)
  3. SMGR (Support:8.000, Resistance:8.500)
  4. INKP (Support:9.900, Resistance:11.275)
  5. INCO (Support:6.600, Resistance:7.000)
  6. ANTM (Support:1.880, Resistance:2.000)
  7. MDKA (Support:3.890, Resistance:4.160)
  8. SCMA (Support:236, Resistance:248)
  9. LPPF (Support:4.710, Resistance:4.970)
  10. BIRD (Support:1.600, Resistance:1.720).

Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 37 menit yang lalu

Startup Aruna Bagikan Kartu Kusuka kepada Nelayan Binaan di Kaltim

Kusuka adalah salah satu program KKP yang bekerjasama dengan bank BRI, sehingga Kusuka tersebut berbentuk kartu ATM
Market 41 menit yang lalu

MBM Gelar IPO Kakap, Target Dana Rp 9,6 Triliun

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM/MBMA), anak usaha MDKA, akan menggelar IPO saham dengan target dana Rp 9,6 triliun.
Market 1 jam yang lalu

Laba Bersih Indika (INDY) Terbang 684%

Indika (INDY) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 452,67 juta pada 2022.
Business 1 jam yang lalu

Genesys Luncurkan Satelit untuk Melayani Jakarta, Hong Kong, dan Paris

Peluncuran satelit tersebut dapat membantu berbagai bisnis, terutama industri asuransi, perbankan, dan pemerintahan.
Lifestyle 1 jam yang lalu

Tegas! Pernyataan Jokowi soal Timnas Israel di Piala Dunia U-20

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pernyataan tegas soal keikutsertaan tim nasional Israel dalam Piala Dunia U-20.
Copyright © 2023 Investor.id