Bayan (BYAN) Masuk 5 Besar Emiten Elite, Astra (ASII) Dibalap!

JAKARTA, investor.id – Perlahan tapi pasti, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) merangsek ke lima besar emiten berkapitalisasi pasar saham (market cap) terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Nilai market cap perusahaan batu bara milik Low Tuck Kwong, pebisnis asal Singapura yang telah berganti kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), mencapai Rp 305 triliun per 25 November 2022. Bayan Resources menempati posisi lima di jajaran emiten elite tersebut, berdasarkan data terbaru BEI.
Sebelumnya, Bayan Resources pernah berada di posisi 10, lalu bergerak naik turun, dan akhirnya kini mencapai posisi terbaik dalam sejarah perseroan. Market cap emiten berkode saham BYAN tersebut melampaui PT Astra International Tbk (ASII) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Astra International bertengger di posisi enam dengan market cap Rp 250 triliun dan GoTo di posisi tujuh dengan market cap Rp 219 triliun.
Selanjutnya, posisi delapan adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang memiliki market cap Rp 203 triliun. Posisi sembilan yaitu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar Rp 175 triliun. Sepuluh adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 172 triliun.
Adapun posisi pertama masih ditempati PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan market cap mencapai Rp 1.095 triliun. Kedua yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 713 triliun, ketiga adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp 470 triliun, dan keempat yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 399 triliun.

Baru-baru ini, BEI meminta penjelasan kepada Bayan Resources terkait volatilitas transaksi saham perseroan. BEI menanyakan apakah BYAN memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham di BEI dalam waktu dekat (paling tidak dalam 3 bulan mendatang).
Sekretaris Perusahaan Bayan Resources Jenny Quantero menyatakan bahwa perseroan memiliki rencana tindakan korporasi berupa pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio sebesar 1:10, dimana 1 saham dengan nilai nominal Rp 100 akan menjadi 10 saham dengan nilai nominal Rp 10.
Sementara itu, pada perdagangan di BEI, Jumat (25/11/2022), saham BYAN ditutup terkoreksi Rp 1.550 (1,6%) ke posisi Rp 91.450. Belakangan, selain lonjakan harga batu bara yang mendongkrak kinerja keuangan perseroan, rencana stock split turut mengerek harga saham BYAN.
Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Indonesia Usung Tiga Prioritas dalam Keketuaan Asean 2023
Recovery–rebuilding, difokuskan pada upaya untuk pemulihan dan kebangkitan ekonomi dari pandemi Covid-19 yang melanda semua negara.Pendapatan Emiten Grup Djarum (TOWR) Melonjak, Laba Naik Tipis-tipis
Sarana Menara Nusantara (TOWR), emiten menara telekomunikasi milik Grup Djarum, mencetak pendapatan Rp 11,03 triliun pada 2022.Sinarmas Asset Management Raih Penghargaan Best Mutual Fund 2023
Sinarmas Asset Management meraih penghargaan Best Mutual Fund tahun 2023 dari Infovesta Utama bekerjasama dengan Majalah Investor B-UniverseKinerja Bisnis Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Lampaui Target
optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggiPerempuan Harus Bisa Tingkatkan Kapasitas dan Kepercayaan Diri
Kaum perempuan bisa menempuh jalannya masing-masing dan berdampak positif, sesuai bidangnya.Tag Terpopuler
Terpopuler
