Rupiah Awal Pekan Melemah Dipicu Berkurangnya Pasokan Dolar AS

JAKARTA, investor.id – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini melemah, dipicu berkurangnya pasokan dolar Ameriks Serikat (AS).
Rupiah Senin (28/11) melemah 55 poin atau 0,35% ke posisi Rp 15.728 per dolar AS, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.673 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Masih Oke, Ojo Dibandingke...
“Untuk saat ini sentimen yang mempengaruhi pergerakan dolar terhadap rupiah adalah isu dollar shortage, di mana dengan tingginya tingkat suku bunga (Federal Reserve) Fed, banyak investor yang memindahkan dolarnya ke AS,” kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut Revandra, dengan banyaknya investor yang memindahkan dolarnya ke AS, membuat suplai dolar AS di Tanah Air menjadi turun.
“Akibatnya harga dolar terus menekan rupiah, walaupun dari sisi kebijakan The Fed disebut mulai memperlambat kenaikan nilai suku bunga dan Bank Indonesia (BI) juga sudah menaikkan tingkat suku bunga acuan,” ujar Revandra.
Di sisi lain, protes terhadap pembatasan Covid-19 di Tiongkok memicu ketidakpastian dan merusak sentimen, serta mendorong investor yang gelisah menuju mata uang safe haven.
Perkembangan terbaru di Tiongkok itu telah menghentikan penurunan dolar AS, yang telah melemah selama beberapa minggu terakhir di tengah harapan bahwa Fed akan segera memperlambat laju kenaikan suku bunganya.
Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar AS turun 0,08% pada 106,25, tetapi turun dari level terendah tiga bulan baru-baru ini di 105,30.
Baca juga: Bunga Acuan BI Naik, Kok Rupiah Malah Melemah?
Namun secara keseluruhan dolar tetap berada di jalur penurunan bulanan hampir 5%, terbesar dalam 12 tahun karena investor mengikuti tanda-tanda perubahan dalam sikap kebijakan hawkish Fed.
Gubernur Fed Jerome Powell akan berbicara tentang prospek ekonomi AS dan pasar tenaga kerja di acara Brookings Institution pada Rabu (30/11), yang kemungkinan akan memberikan lebih banyak petunjuk tentang prospek kebijakan moneter AS.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat ke arah Rp 15.630 per dolar AS dengan potensi resisten Rp 15.700 per dolar AS.
Pada Jumat (25/11), rupiah ditutup melemah 8 poin atau 0,05% ke posisi Rp 15.673 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.665 per dolar AS.
Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Indonesia Usung Tiga Prioritas dalam Keketuaan Asean 2023
Recovery–rebuilding, difokuskan pada upaya untuk pemulihan dan kebangkitan ekonomi dari pandemi Covid-19 yang melanda semua negara.Pendapatan Emiten Grup Djarum (TOWR) Melonjak, Laba Naik Tipis-tipis
Sarana Menara Nusantara (TOWR), emiten menara telekomunikasi milik Grup Djarum, mencetak pendapatan Rp 11,03 triliun pada 2022.Sinarmas Asset Management Raih Penghargaan Best Mutual Fund 2023
Sinarmas Asset Management meraih penghargaan Best Mutual Fund tahun 2023 dari Infovesta Utama bekerjasama dengan Majalah Investor B-UniverseKinerja Bisnis Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Lampaui Target
optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggiPerempuan Harus Bisa Tingkatkan Kapasitas dan Kepercayaan Diri
Kaum perempuan bisa menempuh jalannya masing-masing dan berdampak positif, sesuai bidangnya.Tag Terpopuler
Terpopuler
