JAKARTA, investor.id – Nilai kapitalisasi pasar (market cap) saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) terus melaju kencang. Hingga Senin (5/12/2022), market cap BYAN mencapai Rp 453 triliun atau di posisi empat.
Bayan Resources menggeser PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang kini turun ke posisi lima dengan market cap senilai Rp 380 triliun, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sebelumnya, Bayan Resources pernah berada di posisi 10, lalu bergerak naik turun, sempat di posisi lima dan akhirnya kini mencapai posisi terbaik dalam sejarah perseroan. Market cap emiten batu bara berkode saham BYAN tersebut bahkan melampaui PT Astra International Tbk (ASII).
Baca juga: Ambisi Bayan Resources (BYAN) Kejar Target pada 2023
Astra International bertengger di posisi enam dengan market cap Rp 244 triliun. Posisi tujuh adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang memiliki market cap Rp 202 triliun.
Kemudian, posisi delapan adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar Rp 181 triliun. Posisi sembilan yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 172 triliun. Posisi sepuluh adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan market cap sebesar Rp 146 triliun.
Adapun posisi pertama masih ditempati PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan market cap mencapai Rp 1.071 triliun. Kedua yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 734 triliun dan ketiga adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp 502 triliun.
Baca juga: Produksi Emasnya Bakal Tambah Tokcer, Saham Bumi Minerals (BRMS) Undervalued?
Sementara itu, lonjakan nilai market cap saham Bayan Resources (BYAN) membawa berkah bagi pemiliknya, yaitu Low Tuck Kwong, pebisnis asal Singapura yang telah berganti kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Kekayaan Low Tuck Kwong menggunung hingga menjadi orang terkaya ketiga di Indonesia, langsung di bawah Budi Hartono dan Michael Hartono (Duo Hartono) yang masing-masing menempati peringkat pertama dan kedua, berdasarkan real-time billionaires list di Forbes, Senin malam (5/12/2022).
Baca juga: BUMI Tuntaskan Private Placement Rp 2,19 T, Berikut Daftar Panjang Pemodalnya
Nilai kekayaan Low Tuck Kwong mencapai US$ 18,8 miliar atau setara Rp 290 triliun. Sedangkan Budi Hartono dan Michael Hartono, pemilik Grup Djarum, masing-masing memiliki kekayaan sebesar US$ 23,2 miliar (Rp 358,5 triliun) dan US$ 22,3 miliar (Rp 345 triliun).
Sementara itu, di bawah Low Tuck Kwong adalah Sri Prakash Lohia, pendiri Indorama dan Chairul Tanjung, pemilik CT Corp.
Nilai kekayaan Sri Prakash Lohia kini sebesar US$ 7,8 miliar (Rp 120,5 triliun). Sedangkan kekayaan Chairul Tanjung mencapai US$ 5,1 miliar (Rp 78,8 triliun).
Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS